Dengan Ketulusan Berikrar Menyelamatkan Semua Makhluk

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Cindy Clara, Fera, Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)


Mawie Wijaya (kiri), relawan pendamping penerima bantuan bernama Dewi (tengah) dan empat anaknya sharing di hadapan para undangan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2018.

Pemberkahan Akhir Tahun 2018 dilakukan di Tzu Chi Pekanbaru, 19 Januari 2019 di Hotel Furaya. Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.000 tamu undangan dan 125 relawan Tzu Chi. Dalam kegiatan pemberkahan ini, salah satu fungsional misi amal Mawie Wijaya atau yang biasa dipanggil Atek berkesempan memberikan sharing tentang bagaimana misi amal berjalan seiringan dengan praktik Sutra Makna Tanpa Batas yang isyarat tangannya diperagakan di Pemberkahan Akhir Tahun 2018 ini.

Di misi amal, Atek berkesempatan menangani satu penerima bantuan bernama Dewi. Dewi mendapat bantuan pengobatan dari Tzu Chi sekitar 2 tahun yang lalu karena sakit yang dialami oleh Putri, putri bungsunya. Setelah kesehatan Putri membaik, bantuan berlanjut pada Almarhum suami Dewi, Alm Yusral yang saat itu mengalami gagal ginjal. Ekonomi keluarga Dewi lumpuh karena sang suami tidak bisa lagi menjadi tulang punggung keluarga. Pada masa itu, Dewi pun tidak bisa bekerja sepenuhnya karena harus menjaga suami yang sakit dan harus berobat rutin (cuci darah).


Mawie Wijaya yang merupakan fungsionaris misi amal juga ikut dalam Persamuhan Sutra Makna Tanpa Batas.

Tidak tega melihat penderitaan keluarga Dewi, relawan Tzu Chi pun memberikan bantuan berupa oksigen, bantuan biaya hidup, dan juga memberikan bantuan pendidikan kepada 2 anaknya yaitu Rani (kls 1 SMA) dan Rendi (kls 1 SMP). Selain bantuan berupa materi, relawan juga mendampingi keluarga Dewi dan juga mengikutsertakan anak-anaknya di kelas budi pekerti Tzu Chi.

“Dengan bantuan dari relawan Tzu Chi, saya merasa Tuhan masih sayang kepada kami,” ungkap Dewi sambil menyeka air mata, keempat anak pun turut menangis mengingat kisah duka yang mereka alami.

Pendampingan Bagai Keluarga

Kutipan lirik dari Sutra Makna Tanpa Batas (Bab Sifat Luhur) berbunyi Shi Zhu Zhong Sheng An Yin Le Chu yang maknanya: merupakan sandaran yang damai dan penuh kebahagiaan bagi semua makhluk, senantiasa dipegang teguh oleh Atek. Baginya, kutipan tersebut menjadi pegangannya kala menangani penerima bantuan khususnya ketika ia mendampingi keluarga Dewi.

Satu hal yang paling Atek ingat adalah ketika ia sedang berada di Yogyakarta. Atek sempat menerima telepon dari Yusral yang bertanya kenapa Atek tidak datang mengunjunginya. Ketika sampai di Pekanbaru, Atek segera mengatur waktu untuk mengunjungi Yusral. Saat kunjungan dan memberikan bantuan, Yusral sedang menjalani cuci darah. Saat itu Yusral bisa bercanda dan mengucapkan terima kasih, tersenyum dengan senyuman yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Saat perjalanan pulang yang hanya berselang beberapa menit, Atek mendapatkan telepon dari Dewi yang mengabarkan bahwa Yusral telah berpulang dengan tenang. Kabar itu bagai mimpi karena Yusral yang dijumpai masih terlihat sehat menjalani cuci darah.


Sharing dari Mawie Wijaya dan keluarga Dewi membuat tamu undangan terharu.

Berpulangnya Yusral tidaklah memutuskan jalinan jodoh Dewi sekeluarga. Bantuan dan pendampingan tetap dilakukan hingga dapat memberikan perubahan kehidupan dan sikap anak-anak ke arah yang lebih baik yang peduli kepada keluarga.

Seiring berjalan waktu, kehidupan mereka pun membaik dan anak-anak pun sudah tumbuh menjadi anak yang baik dan aktif berkontribusi di kegiatan Tzu Chi. Dewi sudah menjadi relawan Tzu Chi yang aktif di kegiatan amal maupun pelestarian lingkungan serta sering mengikuti kelas bedah buku. Anak Dewi yang bernama Putri (kls 6 SD) juga tidak malu berjualan kerupuk dan sebagian keuntungan disumbangkan ke dana Pembangunan Tzu Chi.

“Misalnya anak-anak tidak mau membantu di rumah, bersihin rumah, saya bilang saja ‘Mama nanti telepon Atek Shibo (panggilan kepada relawan yang lebih tua),’ langsung mereka kerjakan, bagi anak-anak, Atek Shibo sudah dianggap sebagai orang tuanya,” ungkap Dewi. Pendampingan dan bimbingan dari Atek menangani kasus ini benar-benar memberikan sandaran yang damai dan penuh kebahagiaan.


Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2018

Pemberkahan Akhir Tahun 2018

07 Februari 2019
Pemberkahan Akhir Tahun 2018 Tzu Chi Indonesia kali ini terasa berbeda. Penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing yang menjadi inti semangat Tzu Chi, menjadi isi dari pemberkahan akhir tahun. Sebanyak 865 orang relawan melafalkan Sutra dan melakukan gerakan isyarat tangan dengan sangat indah pada Minggu, 13 Januari 2019. Seminggu kemudian, Minggu, 20 Januari 2019 di tempat yang sama juga diadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2018 untuk masyarakat umum. Kegiatan ini dihadiri 3.620 peserta (dua sesi, pagi dan siang).
Bersatu Hati Mengucap Syukur

Bersatu Hati Mengucap Syukur

29 Januari 2019

Satu tahun telah terlewati dengan baik. Tiba saatnya seluruh relawan Tzu Chi Biak berkumpul bersama memanjatkan doa atas tahun yang penuh berkah dan kebaikan. Cuaca yang cerah pun membuat  relawan Biak dapat melangkahkan kaki dengan ringan dan lancar ke Aula Vihara Buddha Dharma Biak, Sabtu 26 Januari 2019 dalam rangka Pemberkahan Akhir Tahun 2018.

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Batam

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Batam

16 Januari 2019

Sebagai wujud terima kasih dan apresiasi terhadap dukungan para relawan, donatur, dan segenap insan Tzu Chi di Kota Batam sepanjang tahun 2018, Tzu Chi Batam menggelar Pemberkahan Akhir Tahun. Sebanyak 203 relawan dan 971 tamu undangan menghadari Pemberkahan Akhir Tahun yang disenggarakan pada 12 dan 13 Januari 2019 di Auditorium Pembabaran Sutra, Aula Jing Si Batam.


Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -