Relawan Tzu Chi menyosialisasikan sejarah dan visi dan isi Tzu Chi. Yayasan Buddha Tzu Chi didirikan oleh Master Cheng Yen yang berada di Hualien negara Taiwan.
Kegiatan kepulangan anak asuh (gathering anak asuh Tzu Chi) telah menjadi agenda tahunan yang rutin diselenggarakan oleh relawan Tzu Chi Medan. Tahun ini, kegiatan tersebut diadakan pada 6 Juli 2025 oleh relawan dari Komunitas He Qi Cemara. Acara yang dihadiri oleh 164 peserta ini menjadi ajang silaturahmi antara anak asuh, orang tua pendamping, dan para relawan.
Berlandaskan cinta kasih universal, Yayasan Buddha Tzu Chi bertujuan untuk menghapus penderitaan manusia tanpa membedakan suku, agama, maupun latar belakang. Melalui Misi Amal Kemanusiaan, Yayasan Tzu Chi memberikan bantuan bagi keluarga prasejahtera, penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Tzu Chi hadir sebagai harapan serta dukungan nyata bagi mereka yang membutuhkan.
Relawan Tzu Chi Medan, Jap Kim Eng (kanan), berbincang hangat dengan Reysha Denamia Br Simanjuntak, salah satu anak asuh binaannya, dalam kegiatan gathering anak asuh Tzu Chi. Hubungan yang terjalin penuh kedekatan dan kasih sayang menjadi bukti nyata dampak dari pendampingan berkelanjutan yang dilakukan para relawan.Relawan diskusi dan sharing Bersama Anak Asuh.
Misi Amal Tzu Chi tercermin dalam berbagai bentuk bantuan berkelanjutan, termasuk dukungan kepada anak asuh dan keluarga penerima bantuan. Melalui program beasiswa dan pendampingan, Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan secara materiil, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral, budi pekerti, dan kasih sayang kepada anak-anak dari keluarga prasejahtera. Para relawan secara aktif membangun hubungan dengan anak-anak asuh dan orang tua mereka, memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar menyentuh hati dan memberikan dampak nyata.
Sebanyak 164 peserta yang terdiri dari anak asuh, orang tua pendamping, dan relawan Tzu Chi Medan mengikuti kegiatan gathering anak asuh yang digelar pada 6 Juli 2025. Acara ini menjadi momen penuh kehangatan untuk mempererat tali kasih dan mendampingi generasi muda menuju masa depan yang lebih baik.
Jap Kim Eng, salah satu relawan Tzu Chi Medan, mengungkapkan bahwa gathering anak asuh ini selalu memberikan kesan mendalam baginya. “Acara ini menjadi momen untuk melihat langsung perkembangan para anak asuh, baik secara akademis maupun pribadi. Ini adalah waktu yang penuh kehangatan dan rasa syukur, di mana relawan dapat mempererat hubungan dengan anak-anak serta keluarga mereka, sekaligus menyampaikan nilai-nilai kebajikan dan cinta kasih yang menjadi dasar filosofi Tzu Chi,” ucap Jap Kim Eng.
“Saya senang, saya suka terus berjalan di jalan kebajikan Tzu Chi. Apalagi hari ini kita bisa melihat langsung anak asuh kita yang berprestasi, tentu kami ikut bahagia. Saya mendampingi seorang anak asuh, dan karena begitu dekatnya hubungan kami, dia sampai memanggil saya ‘Bunda’. Saya sangat senang melihat dia berprestasi, rasanya terharu,” tambah Jap Kim Eng.
Para relawan Tzu Chi Medan melayani dengan ramah saat proses registrasi peserta dalam kegiatan gathering anak asuh, 6 Juli 2025. Dengan penuh kesungguhan hati, relawan memastikan setiap anak asuh dan pendamping terdata dengan baik.
Salah satu anak asuh dampingan Jap Kim Eng, Reysha Denamia Br Simanjuntak, turut mengungkapkan rasa terima kasihnya karena telah menerima bantuan dari Yayasan Tzu Chi. Siswi SMK ini telah mendapatkan bantuan sejak duduk di bangku SMP, dan merasa sangat terbantu atas pendampingan yang diberikan.
“Saya sangat berterima kasih kepada Bunda (Jap Kim Eng) dan para relawan. Saya merasa sangat terbantu. Syukurnya, dalam beberapa tahun terakhir saya bisa membalasnya dengan prestasi di sekolah. Bunda bilang, dia pun ikut bangga,” ujar Reysha.
Seperti yang sering disampaikan oleh Master Cheng Yen (Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi). “Saat tangan kita digerakkan oleh cinta kasih, maka penderitaan pun bisa berubah menjadi kekuatan.” Dengan semangat inilah, para relawan terus hadir demi mengurangi beban penderitaan.
Editor: Anand Yahya