Gathering Gan En Hu untuk Lebih Mensyukuri Hidup

Jurnalis : Lina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)

Pada pertemuan Gan En Hu ini relawan menayangkan drama Daai TV yang berjudul "Peran istri menjadi tulang punggung keluarga". Video ini menginspirasi ibu Delima Silalahi dan ibu Ridawati untuk lebih tegar dan semangat dalam menjalani kehidupan dalam mengurus suami mereka yang sedang sakit.

Kegiatan ramah tamah untuk Gan En Hu kali ini agak sedikit berbeda. Mengusung “Berjuang dan Mandiri”, Para Gan En Hu diajak dalam permainan games dengan memindahkan kacang tanah dan kacang hijau dengan sumpit dari satu stoples ke stoples lainnya.

Pada permainan games ini relawan Tzu Chi ingin mengajak para Gan En Hu merasakan ketika mengalami kesulitan, jangan mudah menyerah. "Kacang tanah itu ibarat kesulitan besar dan kacang hijau itu ibarat kesulitan kecil, jadi sewaktu kita mendapat kesulitan kecil maupun besar kita tidak boleh menyerah dan harus berjuang melaluinya,"ujar Ibrani Geo Anugerah dalam meresapi makna permainan games.

Para Gan En Hu diajak dalam permainan games dengan menggunakan kacang tanah, kacang hijau dan sumpit. Para Gan En Hu diajak bermain permainan memindahkan kacang tanah dan kacang hijau dengan sumpit dari satu toples ke toples lainnya. Permainan ini agar para Gan En Hu bisa merasakan ketika mengalami kesulitan, harus pantang menyerah.

Ibu Delima sangat berterima kasih kepada Yayasan Tzu Chi yang masih membantu suaminya yang mengalami strok. Suami Ibu Delima menerima bantuan berupa susu, dan diapers untuk kebutuhan suaminya yang hanya bisa di atas tempat tidur.

Pada sesi lainnya relawan menayangkan cuplikan drama Daai TV yang berjudul "Peran istri menjadi tulang punggung keluarga". Cuplikan Video ini menginspirasi Ibu Delima Silalahi dan Ibu Ridawati untuk lebih tegar dan semangat dalam menjalani kehidupan ini terutama untuk lebih sabar dalam mengurus suami yang sedang sakit.

Suami Ibu Delima mengalami penyakit strok dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Sebelum dibantu Tzu Chi, Ibu Delima harus berjuang untuk bisa membeli susu, terkadang tidak sanggup membeli susu.

Ibu Delima sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi berkat bantuan yang diterima, seperti susu formula dan diapers untuk sang suami tercukupi. Mewujudkan rasa syukurnya Ibu Delima mulai dengan setiap bulan menuangkan celengan bambu Tzu Chi untuk membantu orang lain.

Para penerima bantuan mewujudkan rasa syukur untuk membantu orang lain dengan menunjukkan celengan. Walau masih harus dibantu, mereka dengan ikhlas ingin membantu orang lain.

Begitu pun dengan ibu Ridawati Gan En Hu seorang pemulung yang suaminya mengalami kecelakaan hingga belum bisa berjalan. Dengan memulung Ridawati terkadang menjual kripik, menjadi asisten rumah tangga untuk menanggung hidup keluarga dan mengurus suami. Menonton video yang ditampilkan,   membuat Ibu Rida lebih semangat lagi.

Pertemuan ramah tamah yang dilakukan relawan Tzu Chi ini dengan menampilkan tayangan-tayang yang memberi semangat dan menginspirasi membuat Ibu Rida merasa bersemangat dan kuat.

Rasa terima kasih dan rasa syukur ini pula diwujudkan oleh Ibu Rida dengan menuangkan celengan bambunya setiap bulan dengan harapan ingin membantu orang lain.

Suara-suara koin -koin cinta kasih terdengar saat para Gan En Hu menuangkan cinta kasihnya saat penuangan celengan Cinta Kasih.

Lain keadaanyya dengan Ibu Lilis yang mempunyai enam orang anak yang masih usia sekolah. Pada masa awal pandemi Covid 19, keadaan ekonomi Ibu Lilis sangat terpuruk. Hingga akhirnya Ibu Lilis  mengajukan permohonan bantuan ke Yayasan Tzu Chi untuk makan sehari-hari.

Ibu Lilis sangat bersyukur dan berterima kasih pada Yayasan Tzu Chi yang telah membantu dengan menyalurkan beras untuk menghidupi delapan orang anggota keluarga di rumah sehingga bisa melewati hari-hari dengan berkecukupan.

Selain itu, Ibu Lilis sudah memahami makna celenan bambu Tzu Chi untuk itu Ibu Lilis rutin menuangkan celengan bambun di setiap pertemuan.  “Walaupun tidak seberapa, tetapi keiklhlasan hati saya untuk menyisihkannya dan sangat lapang rasanya walaupun seribu dua ribu saya sisihkan”ungkap Ibu Lilis penuh keharuan.

Relawan tzu Chi menyerahkan celengan bambu bagi Gan En Hu  yang belum memiliki celengan bambu untuk membantu sesama.

Mulyadi, orang tua anak teratai yang pada awalnya bersumbangsih sebagai relawan kembang, mau ikut membantu turun ke lapangan dan melihat kehidupan orang lain yang lebih susah, rasa syukur semakin tumbuh dalam hati Mulyadi sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi.

Mulyadi tergerak hatinya menjalani kegiatan misi amal kemanusiaan Tzu Chi untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.  Dengan penghasilan yang minim, Mulyadi tetap rutin mengajari anak-anaknya mengisi celengan bambu dengan harapan semoga donasi mereka bisa membantu orang lain. Mulyadi juga berterima kasih kepada para donatur Yayasn Tzu Chi yang mendukung Misi Amal Kemanusiaan Tzu Chi  sehingga bisa membantu banyak orang.

"Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani" (Kata perenungan Master Cheng Yen)

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Merajut Syukur dan Kebahagiaan di Tahun Baru Imlek

Merajut Syukur dan Kebahagiaan di Tahun Baru Imlek

09 Januari 2025
Relawan Tzu Chi Pematang Siantar merayakan Imlek dengan penuh kehangatan bersama relawan dan penerima bantuan. Acara ini dipenuhi kisah inspiratif, momen berbagi, dan pesan cinta kasih yang menyentuh hati. 
Berbagi Cinta Kasih di Gathering Gan En Hu

Berbagi Cinta Kasih di Gathering Gan En Hu

12 Juni 2023

Pada Gathering Gan En Hu kali ini, Tzu Chi Batam memberikan edukasi tentang cara mencegah dan mengatasi stroke, yang dibawakan oleh dr. Handedi, Sp.N, M.Kes. 

Sebuah Kebersamaan yang Mempererat Jalinan Keluarga

Sebuah Kebersamaan yang Mempererat Jalinan Keluarga

19 Desember 2024

Acara kepulangan Gan En Hu yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Medan menghadirkan berbagai kegiatan penuh kasih, seperti pangkas rambut gratis, foto, hiburan, serta makan siang bersama, untuk mendekatkan relawan dan penerima bantuan. 

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -