Gempa Jepang : Doa dari Medan

Jurnalis : Juliana (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli (Tzu Chi Medan)
 

foto Para relawan dan masyarakat umum berdoa bersama agar warga korban bencana di Jepang segera terbebas dari penderitaan. Ini adalah satu wujud empati kepada sesama karena kita hidup di atas bumi yang sama.

Bencana gempa dan tsunami telah memporak-porandakan Jepang. Bencana alam itu mengakibatkan korban jiwa hampir sepuluh ribu orang dan sepuluhan ribu lainnya masih belum ditemukan. Bencana itu makin diperparah lagi dengan adanya peristiwa ledakan di PLTN Fukushima, membuat batin semua orang dipenuhi kecemasan.


Master Cheng Yen merasa tidak tega menyaksikan kondisi korban dan menghimbau insan Tzu Chi sedunia untuk mengadakan penggalangan hati cinta kasih dan menggerakkan kegiatan doa bersama di setiap pelosok dunia, sekaligus memanfaatkan momentum ini untuk membangkitkan niat tulus dalam diri setiap orang.

Demi merespon himbauan Master Cheng Yen, selain membuka rekening khusus bantuan bencana, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan juga mengadakan kegiatan doa bersama untuk para korban bencana Jepang. Saat menyaksikan tayangan foto-foto gelombang tsunami menggulung daerah perkotaan, satu demi satu pemandangan mengerikan dan mengharukan terpampang di hadapan mata hadirin. Hal itu bagaikan membawa semua orang kembali pada peristiwa bencana gempa 11 Maret 2011. Foto-foto korban yang mengenaskan menimbulkan rasa simpati dan tidak tega atas kondisi yang mereka alami. Bencana kali ini mengingatkan kita sebagai umat manusia bahwa bencana tidak membeda-bedakan ras, agama, dan batas negara. Tsunami kali ini mengakibatkan lebih 20 negara terkena dampaknya. Hal itu membuktikan bahwa seluruh dunia adalah sebuah kehidupan bersama yang saling terkait satu sama lainnya.

Sebanyak 124 orang relawan dan masyarakat umum yang hadir kemudian berlutut dengan tangan memegang pelita untuk berdoa bersama. Semua yang hadir memohon agar korban bencana di Jepang segera terbebas dari penderitaan, berharap semoga niat bajik semua orang dapat bergema sampai kepada Yang Maha Kuasa, semoga batin manusia dapat disucikan, masyarakat aman sejahtera dan dunia dijauhkan dari segala bencana.

Master Cheng Yen mengatakan, “Saya terus berkata tidak ada waktu lagi, tidak ada waktu lagi! Laju keruntuhan bumi benar-benar sangat mengkhawatirkan! Alam telah memberikan sinyal darurat dengan semakin seringnya terjadi berbagai bencana. Semua orang harus bertobat dengan tekad besar dan tindakan nyata, juga bervegetarian demi memperlambat laju kerusakan bumi ini. Satu orang berbuat satu kebajikan dan setiap orang ikut berbuat kebajikan. Berdana dengan sukacita bukan hak monopoli orang kaya, melainkan hak khusus orang yang memiliki hati cinta kasih,” tambah Master Cheng Yen.

  
 
 

Artikel Terkait

Berawal dari Sebuah Kekuatan Cinta Kasih

Berawal dari Sebuah Kekuatan Cinta Kasih

03 Januari 2014
Wiliyanti, mahasiswi Semester Satu jurusan FKIP Ilmu Ekonomi Universitas Riau (UNRI), tergerak hatinya ketika melihat berita di DAAI TV tentang bencana di Filipina. Selain itu, di berita DAAI TV, Wiliyanti juga melihat relawan-relawan Tzu Chi melakukan penggalangan dana untuk Filipina.
Menjaga Pikiran

Menjaga Pikiran

19 November 2011 Pada dasarnya di dunia ini tidak ada masalah apapun, tetapi manusia sendirilah yang menciptakan masalah itu. Saat menghadapi masalah kita tidak mencoba untuk mempermudah masalah itu, tetapi cenderung mudah emosi, saling menyalahkan dan membandingkan-bandingkan, tetapi tidak mencoba untuk berpikir dalam kondisi yang tenang.
Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad

Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad

19 September 2012 Sebanyak 6 kali, Master Jian Zhen berusaha melakukan perjalanan ke Jepang,tetapi selalu menghadapi berbagai rintangan. Beliau gagal pada 5 perjalanan pertama akibat kondisi iklim, manusia, dan sebab-sebab lainnya. Hingga saat sudah berusia lanjut dan kehilangan daya penglihatan, beliau tetap bersikeras berangkat ke Jepang.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -