Gempa Jepang: Galang Hati di Shinjuku

Jurnalis : Zhang Xiu Min (Rel. Tzu Chi Taiwan), Fotografer : Chen Wen Si dan Xu Bo Qing (Rel. Tzu Chi Taiwan)
 
 

fotoJepang diguncang gempa sebesar 9.0 skala Richter pada tanggal 11 Maret lalu. Sejak tanggal 17 Maret, relawan Tzu Chi Jepang sudah melakukan kegiatan penggalangan dana untuk membantu korban bencana.

Hari jumat, 18 Maret, sebanyak 18 orang relawan Tzu Chi turun ke jalan raya di Shin-Okubu dan Shinjuku Nishiguchi untuk menggalang dana bagi korban gempa dan tsunami di Jepang. Walaupun belakangan ini semuanya sibuk dengan berbagai kegiatan penanggulangan bencana dan tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup, tetapi menginspirasi orang-orang untuk menyalurkan cinta kasihnya juga tidak kalah pentingnya.

Oleh karena itu, setelah diidentifikasikan bahwa tokyo merupakan daerah yang bebas dari pengaruh radioaktif (ada kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pasca gempa di Jepang -red), maka pada pagi hari itu para relawan dengan hati yang tulus turun ke jalan untuk menggalang dana.

Menggalang Hati dan Kepedulian
Tidak begitu banyak orang yang lalu-lalang di jalan raya Shinjuku Nishiguchi saat terdengar orang-orang terus berteriak, ”Untuk korban bencana di timur laut, mohon bantuannya.” Barisan relawan Tzu Chi yang rapi cukup menarik perhatian, bahkan sampai ada warga Jepang yang mengambil gambar ketika relawan menggalang dana di sana. Ketika relawan menggalang dana di pintu keluar barat Stasiun Shinjuku, ada seorang warga negara asing yang memegang sebuah kamera dan mengambil gambar saat Wen Si Shijie sedang berteriak, ”Mari kita bersama-sama menggalang dana untuk membantu korban bencana.” Padahal, awalnya Wen Si Shijie dikirim ke lapangan untuk mengambil gambar kegiatan penggalangan dana ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Jepang pergi ke Stasiun Shinjuku untuk menggalang dana bagi bencana terbesar sepanjang abad yang melanda Jepang, hal ini mengundang warga negara asing melakukan pengambilan gambar. (kiri)
  • Pintu keluar Stasiun Shinjuku berada di samping gedung pencakar langit Tokyo yang terletak di Kota Metropolitan Tokyo, yang juga merupakan daerah perkantoran dan kegiatan komersial. (kanan)

Ada seorang Shijie yang berasal dari daerah Gao Xiong yang terlebih dahulu memasukkan puluhan ribu yen Jepang ke dalam kotak amal, dan setelah itu ia pun ikut serta membantu kegiatan penggalangan dana ini. Walaupun ia tidak bisa berbahasa Jepang, tetapi dengan niat yang baik maka hal itu dapat mewakili seribu bahasa.

Para relawan berharap semoga setelah bencana besar ini melewati masa kritisnya, akan ada lebih banyak orang lagi yang tergerak hatinya. Pembangunan kembali setelah pascagempa mungkin akan sangat sulit, oleh karena itu relawan turun ke jalan untuk melakukan penggalangan dana yang bertujuan menggerakkan kepedulian semua orang di dunia. Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi orang yang ingin menyalurkan cinta kasihnya, dan juga demi menjaga keberlangsungan kebajikan di dunia ini sebagai wujud pelaksanaan salah satu ajaran dharma: cinta kasih yang tak akan pernah terhenti. (Sumber: www.tzuchi.org.tw tanggal 19 Maret 2011, di terjemahkan oleh Lievia Marta)

  
 

Artikel Terkait

Ladang Pelatihan Diri yang Luas

Ladang Pelatihan Diri yang Luas

10 Oktober 2012 Dua hari sebelum acara puncak pada tanggal 5 Oktober 2012 sore, ketika relawan Tzu Chi dari delapan negara baru saja mendarat, mereka langsung meluncur dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Aula Jing Si kemudian menaruh barang di kamar masing-masing.
Semangat Cinta Kasih Tzu Chi, 850 Paket Sembako dan Layanan Kesehatan untuk Warga Cikarang

Semangat Cinta Kasih Tzu Chi, 850 Paket Sembako dan Layanan Kesehatan untuk Warga Cikarang

14 Maret 2025

Tzu Chi Indonesia membagikan 850 paket cinta kasih dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis di Cikarang sebagai wujud kepedulian menjelang Idul Fitri 2025.

Kamp Pelatihan dan Pelantikan APL dan Komite 2025: Jejak Welas Asih di Ruang Refleksi

Kamp Pelatihan dan Pelantikan APL dan Komite 2025: Jejak Welas Asih di Ruang Refleksi

26 Februari 2025

Dalam balutan cahaya yang menenangkan, para relawan duduk dalam keheningan, memasuki ruang refleksi yang mengajak mereka menelusuri makna dari setiap langkah yang telah mereka tapaki di jalan Bodhisatwa.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -