Pascabanjir Jakarta: Menghargai Setiap Butiran Beras
Jurnalis : Lina K. Lukman (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara) Lina Karni Lukman (He Qi Utara)|
|
| ||
Menurut keterangan yang diberikan oleh Christine Kusnadi (Qiu Lan) Shijie salah satu koordinator di pembagian beras ini. Area pembagian bantuan di pecah menjadi 4 lokasi, yaitu: Pengukiran IV, Bandengan, Kelurahan Pekojan dan di Jl. Arabika. Dilakukannya pembagian lokasi ini adalah agar penerima bantuan tidak berjalan terlalu jauh dari tempat tinggalnya. “Karena banjir di wilayah Pekojan cukup tinggi, banyak warga kurang mampu yang rumahnya terendam. Untuk meringankan beban mereka maka Yayasan Buddha Tzu Chi dengan welas asih dan cinta kasih mengadakan Bakti Sosial ini. Meski beras yang kita bagikan akan habis dalam beberapa hari, tetapi cinta kasih yang kita berikan akan tetap ada di hati para warga penerima bantuan”, jelas Qiu Lan Shijie dengan wajah yang selalu tersenyum. Sejak dari jam 6 pagi, relawan sudah mulai berdatangan ke lokasi dan terlihat susunan 1.794 paket bantuan yang akan dibagikan pun sudah tertata dengan rapi. Warga penerima bantuan satu persatu mulai memadati pintu masuk Kelurahan Pekojan. Acara dibuka tepat pukul 9 pagi dengan kata sambutan dari Bapak Tasmin yang merupakan perwakilan dari Kecamatan Tambora, lalu dilanjutkan oleh kata sambutan dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang diwakili oleh Rita Shijie. Sebanyak 40 relawan yang hadir saat itu telah bersiap-siap di tempat dan tugasnya masing-masing. Kemudian para penerima bantuan dari RW 7, RW 8 dan RW 9 yang sudah berbaris rapi dan juga teratur, dipersilahkan untuk masuk mengambil paket bantuan.
Keterangan :
Di kegiatan Bakti Sosial ini juga terdapat 1 keluarga yang ikut membantu, Tjen Tje Yan (49), Suliati (40), Ivan Darren (18) dan Ivan Darrick (16). Dari rumah yang terletak di daerah Kapuk, Jakarta Barat, mereka datang dengan mengendarai 2 buah sepeda motor. Meskipun bercucuran keringat karena cuaca lumayan panas, mereka terlihat begitu antusias sekali membantu kegiatan pembagian sembako ini. Keluarga yang berasal dari Medan Sumatra Utara ini, sudah mengenal Tzu Chi sejak tahun 2004 saat bencana tsunami melanda Aceh, dan melihat relawan begitu tulus membantu para korban. “Saat masih tinggal di Medan, kami sekeluarga berkeinginan untuk menjadi relawan tetapi jodoh belumlah matang, jadi kami hanya mengikuti kegiatan saja. Tahun 2010 kami pindah ke Jakarta dan sejak itu kami menjadi donatur Tzu Chi. Setelah 2 tahun menjadi donatur barulah jodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi sampai dan kami semua mengikuti sosialisasi untuk menjadi relawan,” kata Suliati yang juga sering mengikuti kegiatan bedah buku ini. Waktu terus berjalan mendekati pukul 12 siang dan pembagian sembako pun hampir usai. Para relawan segera memunguti butiran beras yang tercecer di tanah. Begitu pula dengan Tjen Tje Yan sekeluarga. Sebutir demi sebutir beras mereka ambil dari tanah dan dikumpulkan dalam kantong plastik. “Meski cuma sebutir beras haruslah dihargai, karena kalau sudah terkumpul banyak akan menjadi nasi dan membuat orang yang kelaparan menjadi kenyang,” ujar Ivan Darren yang walaupun masih muda tetapi sudah mengerti makna arti kehidupan. | |||
Artikel Terkait
Membuat Video Liputan Anti Gagal dengan CapCut
02 Desember 2024Sebanyak 21 relawan Zhen Shan Mei mengikuti training di Kantor He Qi Tangerang. Mereka belajar banyak hal dan langsung praktik yang membuat mereka makin semangat mendokumentasikan kegiatan Tzu Chi.
Pelatihan TIMA Medan: Mengusap Air Mata Mereka Yang Menderita
05 Agustus 2024Sebanyak 46 tenaga medis di Medan mengikuti pelatihan calon anggota Tzu Chi International Medical Association Indonesia. TIMA wadah bagi tenaga medis dalam mendarmakan keahliannya mendukung Misi Kesehatan Tzu Chi.
Berbagi Kasih di Panti Wisma Sahabat Baru
10 Desember 2025Komunitas Relawan Tzu Chi Sinar Mas Multifinance Jakarta melakukan kunjungan kasih ke Panti Jompo Wisma Sahabat Baru yang berlokasi di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Minggu, 29 November 2025.








Sitemap