Hartaku yang Paling Berharga

Jurnalis : Beh Guat Ngo (He Qi Pusat), Fotografer : Deddy, Elfian, Beh Guat Ngo (He Qi Pusat)

Relawan Tzu Chi komuitas He Qi Pusat mengunjungi Suhoca Savira (5) salah seorang penerima bantuan Tzu Chi yang menderita TB paru dan gizi buruk.

Semua mahluk setara, tidak lebih tinggi, tidak lebih rendah,’ kalimat relawan Wylen Djap tersebut membuka sesi briefing kunjungan kasih relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Hu Ai Jembatan Lima) pada Minggu, 26 Maret 2023. Sebanyak 39 relawan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kunjungan kasih ini.

Setelah relawan dibagi menjadi beberapa kelompok, salah satu kelompok relawan yang di koordinir oleh relawan Sri Mawar mengunjungi penerima bantuan Tzu Chi, Suhoca Savira (5) yang menderita TB Paru dan gizi buruk.  Setelah perjalanan dan sedikit kesulitan menemui rumahnya, relawan tiba di Berlokasi di Petamburan VI, Jakarta Barat. Maya ibunda dari Savira menunggu relawan yang datang berkunjung di sebuah pom bensin yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Mereka menghuni salah satu rumah kost sebelah TPU Petamburan.

Savira awalnya terlahir normal, tetapi sekitar 2 tahun lalu ia terkena Covid-19 dan didiagnosa TB paru serta gizi buruk. Dari situlah mulai pengobatan. Savira juga kesulitan ketika minum dari gelas, pernah dicoba oleh orang tuanya tetapi tersedak, jadi harus menggunakan selang dari hidung.

“Tanggal 9 Maret lalu baru keluar RS setelah dirawat seminggu akibat diare dan muntah-muntah. Sekarang beratnya hanya 12 kg. Sebelumnya juga pernah koma dan dirawat di ICU hingga 18 hari," cerita Maya.

Jika tidak ditopang dari belakang oleh ibunya Maya, Savira hanya bisa tidur terlentang. Ia juga harus minum susu menggunakan selang karena selalu tersedak.

Ayah Savira sehari-hari bekerja sebagai perawat makam dan ibunya memulung. Sudah setahun Savira menjadi penerima bantuan Tzu Chi berupa susu dan bantuan pengobatan diluar BPJS. Bila ayah dan ibu keluar bekerja, Savira dirawat kakaknya. Saat melihat para relawan hadir, Savira terlihat tersenyum senang.

Kebetulan saat relawan berkunjung bertepatan dengan waktunya Savira minum susu melalui selang di hidungnya. Selang tersebut langsung membawa susu menuju perut sehingga Savira tidak tersedak. Setiap 10 hari, selang untuk minum ini diganti. Kakak Savira juga terlihat telaten membuatkan susu untuk adik mungilnya tersebut.

"Saya terharu melihat kehidupan keluarga ini. Dengan semua keterbatasan yang ada terlihat ya mereka berjuang, terutama untuk kesehatan si kecil, Savira. Mereka menjaganya baik-baik, merawat, dan mengasihinya," ujar Tjhin Sak Ho yang sudah kali 3 kali mengikuti kegiatan kunjungan kasih.

Untuk membuat kesehatan Savira membaik, Maya membawa Savira untuk terapi seminggu dua kali, terapi tersebut untuk mengunyah makan dan duduk. Walaupun belum ada hasil yang terlihat signifikan, tetapi tetap diusahakan. Keluarga kecil ini juga menabung untuk biaya terapi dan penggantian selang minum Savira. Mereka pun terlihat kompak terutama untuk menjaga Savira. Demikian pula Savira, walau harus menanggung beban kesehatan yang berat untuk anak usia 5 tahun tetapi tidak menyurutkan semangat dan menghilangkan senyuman di wajah mungilnya.

Sebelum dan sesudah melakukan kunjungan kasih, relawan berkumpul untuk briefing dan sharing tentang para penerima bantuan Tzu Chi yang dikunjungi.

Setelah selesai kunjungan kasih, para relawan kembali berkumpul untuk sharing. "Saya juga pernah berkunjung ke rumah Savira, ibunya pernah bercerita waktu Savira di rawat di RS ada orang yang berniat mengambil dan merawat Savira. Tetapi tidak diberikan, karena bagi ibunya walaupun dengan kondisi Savira seperti itu, ia adalah hartanya yang paling berharga," ujar relawan Hunhun.

Hal tersebut sangat menyadarkan semua relawan yang hadir. Apapun kondisi anak, cinta seorang ibu sangat tidak terbatas menerima dan mencintai tanpa menuntut balas. Maka dari itu sebagai seorang anak kita harus selalu mengingat jasa orang tua seperti kata Master Cheng Yen “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.”

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Memberikan Perhatian untuk Opa dan Oma

Memberikan Perhatian untuk Opa dan Oma

16 Mei 2018

Di sela-sela kesibukannya mempersiapkan kegiatan peringatan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia, relawan meluangkan waktu untuk memberikan perhatian untuk para lansia yang berada di panti jompo pada tanggal 12 Mei 2018.

Menyebarkan Cinta Kasih Ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia

Menyebarkan Cinta Kasih Ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia

19 Maret 2019
Kesempatan kali ini relawan berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia Cengkareng. Dengan berbekal cinta, tenaga, dan paket bantuan yang sudah disiapkan, relawan terlihat sangat antusias.
Perjuangan Nur Atikah Ditengah Pandemi

Perjuangan Nur Atikah Ditengah Pandemi

10 September 2021
Meski diterpa segala keterbatasan, bagi Nur Atikah tak ada kata menyerah dalam hidup, karena hidup tetap harus berjalan. Ia gunakan seluruh kemampuannya demi bertahan hidup di tengah pandemi.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -