Internasional: Gereja Cinta Kasih Bunun
Jurnalis : Tzu Chi Taiwan, Fotografer : Tzu Chi Taiwan
|
| |
Masyarakat Lokal Berdiksusi dan Menyepakati Nama Gereja “Sebelum terjadi badai Morakot, masyarakat sudah terbiasa untuk berkumpul melakukan kebaktian bersama, tetapi setelah terjadi badai itu, tidak pernah lagi. Jadi banyak sekali orang yang tersentuh,” kata pendeta Yan Mingren. Saat itu, semua orang terlihat saling berjabat tangan, berdoa, meneteskan air mata karena hatinya tersentuh dan merasa bersyukur. Setelah badai berlalu, tidak ada lagi rumah tetapi sekarang sudah ada perumahan cinta kasih Shenlin dan dukungan dari relawan Tzu Chi juga membuat mereka semua memandang ke depan. Dengan menghargai jodoh yang sangat baik ini, penduduk lokal menamakan gereja mereka “Gereja Cinta Kasih Bunun”. “Cinta kasih ini harus senantiasa dipertahankan karena kami adalah Bunun maka kami namakan Gereja Bunun,” kata Pendeta Yan Mingren. “Cinta kasih Bunun juga bisa diartikan sebagai mencintai Bunun. Hampir sebulan kami berdiskusi untuk memberi nama ini sehingga akhirnya kami bisa menerima nama baru gereja ini,” tambahnya. Keyakinan yang berbeda tidak memutuskan hubungan, inilah yang akan mempertebal cinta kasih dan keyakinan masing-masing. Dan diharapkan masyarakat dapat pelan-pelan melupakan kampung halamannya yang lama dan memulai hidup yang baru di sini. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh: Leo Samuel Salim) | ||
Artikel Terkait
Makin Semangat Belajar dengan Bantuan Alat Tulis dari Tzu Chi
28 Mei 2018Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membagikan alat tulis di Sekolah 012 Bina Bangsa Meral pada Sabtu, 26 Mei 2018. Pemberian bantuan ini diharapkan dapat membuat para siswa semakin giat belajar dalam mencapai cita-cita mereka.

Bantuan bagi Korban Gempa di Solok Selatan
19 Maret 2019
Makanan yang Baik untuk Kesehatan
17 Juni 2016Tzu Chi Medan mendatangkan pakar kesehatan dari Negara Singapura, Dokter Johan MRCP (UK), Dip.Acc untuk memberikan sharing tentang pentingnya mengkonsumsi makanan sehat. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 7 Juni 2016 yang diikuti sebanyak 157 peserta di Jing Si Books and Café Medan.