Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Surabaya: Panas Terik, Dingin Hujan Tak Surutkan Semangat Menjaring Berkah

Jurnalis : Diyang Yoga W, Ida Sabrina (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya)

Becky Ciang mengkoordir relawan dengan penuh suka cita dan membagi relawan menjadi tujuh tim.

Rentetan kebaikan relawan Tzu Chi Surabaya berlanjut di Kelurahan Wonokromo pada Selasa, 21 Oktober 2025. Sebanyak 26 kepala keluarga (KK) siap menjalani survei tahap kedua, setelah sebelumnya pada Jumat, 10 Oktober 2025, relawan telah melakukan survei terhadap 23 KK di lokasi yang sama. Sebanyak 19 relawan Tzu Chi Surabaya dibagi menjadi tujuh tim dan berpencar untuk menjaring berkah, didampingi oleh staf kelurahan serta perwakilan RT setempat.

Panas terik tak menyurutkan semangat relawan Tzu Chi untuk menjaring berkah melalui survei sosial ekonomi di Kelurahan Wonokromo. Pada survei tahap pertama yang dilakukan pada hari Jumat, suhu mencapai 39 derajat Celsius. Meski matahari menyengat, para relawan tetap melangkah dengan penuh cinta kasih, didampingi oleh kader kelurahan, menyusuri setiap gang dengan semangat yang tak padam.

Relawan disambut hangat oleh calon penerima bantuan dengan senyum lebar saat melakukan survey sosial ekonomi.

Panas terik tidak menghalangi relawan untuk menjaring berkah bersama lewat survey sosial ekonomi warga Kelurahan Wonokromo.

Survei tahap kedua pada Selasa, 21 Oktober 2025, sempat terkendala cuaca yang tidak bersahabat. Gerimis dan hujan mengguyur area survei, membuat relawan harus menunggu sejenak. Sambil menunggu hujan reda, mereka berkoordinasi dengan kader kelurahan, mencatat nama calon penerima bantuan, sekaligus belajar mengisi data melalui Google Form. Begitu hujan mereda, tim-tim relawan segera turun ke lapangan. Meski sepeda motor, pakaian, dan kertas ikut basah, semua tetap menjalankan tugas dengan penuh semangat dan sukacita.

Merenovasi 500 rumah di Surabaya bukanlah hal mudah. Agar bantuan tepat sasaran, Tzu Chi Surabaya bekerja sama dengan pihak pemerintah dengan penuh welas asih, memilah data dengan hati-hati supaya program ini benar-benar memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Hujan yang mengguyur sejak pagi tak menyurutkan semangat relawan Tzu Chi Surabaya untuk terus menjaring berkah.

Relawan juga melihat langsung rumah para calon penerima bantuan tidak hanya lewat sosial ekonomi untuk mengetehui secara langsung kondisi rumah.

Relawan berkumpul untuk melakukan brifing bersama Staff Kelurahan Wonokromo di Balai RW 07.

Relawan Tzu Chi Surabaya dengan penuh cinta kasih berangkat menuju lokasi, meski rintik hujan terus membasahi setiap langkah mereka. Semangat para relawan ini begitu menyentuh hati salah satu staf Kelurahan Wonokromo yang mendampingi setiap tim. “Wah, relawan Tzu Chi ini meskipun hujan tetap semangat melakukan survei. Kita juga harus ikut bersemangat, apalagi warga kita sendiri yang akan menerima bantuan,” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Pei Ling, relawan Tzu Chi, tetap semangat melakukan survei di RW 06, RT 01 dan 05 Kelurahan Wonokromo, mengunjungi empat kepala keluarga calon penerima bantuan. Kehangatan cinta kasih relawan tetap terasa meski rintik hujan terus mengguyur. Mereka berjalan menyusuri gang-gang kecil menuju rumah warga. “Dari dulu, setiap kali Tzu Chi mengadakan kegiatan, meskipun hujan deras, tak lama pasti reda jadi gerimis. Sepertinya alam pun berpihak pada kebaikan. Karena itu, saya selalu semangat, meski hujan, untuk menebar kebaikan,” ujarnya sambil melangkah menuju rumah calon penerima bantuan.

Relawan tetap semangat melakukan survey meskipun diguyur rintik hujan di sepanjang jalan.

Relawan Tzu Chi Surabaya saat mensurvey rumah calon penerima bantuan M. Tohir RT 01 RW 06 Kelurahan Wonokromo.

Kasih hangat juga datang dari calon penerima bantuan yang menyambut relawan dengan penuh sukacita. Di setiap rumah yang disurvei, warga sudah menunggu di depan gang untuk mendampingi relawan melihat kondisi rumah mereka yang akan direnovasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. “Saya sangat berterima kasih karena rumah saya akan direnovasi, apalagi sekarang musim hujan. Kalau hujan datang, atap rumah saya bocor, jadi sering bingung mau istirahat atau beraktivitas,” ujar Moch Choiril, salah satu calon penerima bantuan, sambil tersenyum lebar menyambut para relawan.

Beberapa rumah calon penerima bantuan tampak memprihatinkan,  dari rumah yang terlalu kecil dan dihuni banyak orang, atap yang lapuk dimakan usia, hingga minimnya ventilasi udara. Padahal, rumah adalah tempat berteduh, beristirahat setelah lelah beraktivitas, dan menjadi sumber kehangatan keluarga. Namun, gambaran ideal itu belum sepenuhnya dirasakan oleh mereka.

Moch. Choiril dengan penuh suka cita menyambut relawan dari depan Gang dan memberikan penjelas tentang keadaan rumahnya kepada relawan.

Keadaan rumah calon penerima bantuan yang begitu memprihatinkan mulai dari genteng yang bocor, tembok yang sudah tidak kokoh dan tidak adanya ventilasi udara.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Tubuhmu adalah rumahmu. Kamu hanya punya satu. Beri asupan nutrisi yang tepat, gerakkan tubuhmu setiap hari, istirahatkan dengan bijak, dan hargai selalu.” Begitu pula dengan rumah tempat kita tinggal. Jika ada bagian yang tak lagi layak, sudah sepatutnya kita rawat dan perbaiki agar setiap anggota keluarga dapat hidup nyaman dan bahagia.

Foto bersama penuh suka cita antara relawan dan calon penerima bantuan Kelurahan Wonokromo.

Ucapan terima kasih tak henti-hentinya disampaikan oleh Lurah Wonokromo, Prima Sri Poewiendari, yang merasa sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan kepada warganya. Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada para relawan Tzu Chi yang dengan penuh semangat dan keikhlasan bergotong royong melakukan survei bersama staf kelurahan secara door to door.

“Saya berterima kasih sekali karena di daerah Wonokromo ini kebanyakan warganya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kami berharap melalui program ini, keseharian warga dapat meningkat, terutama bagi anak-anak. Jika rumah mereka nyaman, anak-anak akan memiliki ruang yang lebih baik untuk belajar,” ujarnya dengan penuh suka cita.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tzu Chi Surabaya Awali Program Berbenah Kampung di Kelurahan Jagir

Tzu Chi Surabaya Awali Program Berbenah Kampung di Kelurahan Jagir

22 Agustus 2025

Tzu Chi Surabaya memulai Program Berbenah Kampung di Kelurahan Jagir pada 12 Agustus 2025, membantu 26 rumah pertama agar lebih layak huni. 

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Surabaya: Panas Terik, Dingin Hujan Tak Surutkan Semangat Menjaring Berkah

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Surabaya: Panas Terik, Dingin Hujan Tak Surutkan Semangat Menjaring Berkah

25 Oktober 2025

Relawan Tzu Chi Surabaya kembali menebar kebaikan lewat survei sosial ekonomi tahap kedua di Kelurahan Wonokromo.

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Surabaya: Wujudkan 500 Rumah Layak Huni di Kota Pahlawan

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Surabaya: Wujudkan 500 Rumah Layak Huni di Kota Pahlawan

20 Oktober 2025

Menteri PKP, Maurarar Sirait dan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi hadiri peluncuran dimulainya Renovasi Rumah Tidak Layak Huni yang digagas Tzu Chi Indonesia.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -