Internasional : Mengikuti Jejak Langkah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoAjaran Master Cheng Yen. Idealnya, semuanya akan indah jika dapat terjadi seperti yang kita inginkan, tapi sebenarnya ada banyak hal dalam kehidupan yang tidak sesuai keinginan kita.

Ajaran Master Cheng Yen. Idealnya, semuanya akan indah jika dapat terjadi seperti yang kita inginkan, tetapi sebenarnya adalah bahwa banyak hal dalam kehidupan ini yang tidak dapat berjalan sesuai keinginan kita. Namun, ketika kita berada di dalam posisi untuk membuat pilihan, kita sering tidak memanfaatkannya. Kesempatan untuk memiliki kehidupan yang kita inginkan berada di depan mata, tetapi seringkali kita tidak mengambil tindakan apapun. Pada akhirnya, kita tidak bisa menyalahkan keadaan di sekeliling kita, karena kita sendiri lah yang membuat diri kita tak bergerak dan berubah.

Misalnya seperti seorang pria yang berdiri di tengah lubang kotoran. Di depannya adalah mata air yang tenang dengan air yang menakjubkan, bunga lili mengambang di perairan dengan jelas. Keindahan yang membuat siapa saja terkesima. "Betapa indahnya keadaan itu, air mancur yang penuh dengan bunga-bunga indah yang bermekaran!" Kerinduan yang dalam mengisi hatinya. Air mancur itu sebenarnya berada sangat dekat, jika ia mengambil satu langkah, ia dapat  pergi ke sana dan menikmati keindahan yang menakjubkan. Namun, ia tetap berada di mana dia berada, penuh kerinduan terhadap air mancur dan kesal dengan kondisinya sekarang. Sebenarnya  tidak ada yang menjauhkan dia dari air mancur yang indah dan penuh ketenangan itu, melainkan ia sendiri yang tidak pergi menghampirinya.

Hal yang sama terjadi dalam praktek spiritual kita. Kita dipenuhi dengan penderitaan. Pikiran kita tidak pernah tenang, hati kita tidak bahagia, kita tidak dapat menyadari bahwa pada kenyataannya, penderitaan kita disebabkan karena adanya kekotoran batin, ilusi, dan kebutaan kita terhadap kebenaran.

Buddha telah memberikan banyak Dharma untuk menyadarkan kita. Karena kita masing-masing memiliki berbagai tingkat pemahaman, Buddha mengajarkan kebenaran dalam banyak hal, sehingga kita dapat mengerti ajaran-Nya, menyucikan hati, dan pikiran kita. Ajaran-ajaran-Dharma-seperti air murni yang dapat membersihkan penderitaan dan kekotoran batin kita.

Tetapi saat mendengarkan Dharma, kita sering tidak benar-benar menyerap ke  dalam hati. Kita seringkali berkata bahwa kita mengerti, tetapi sebenarnya, kita belum benar-benar paham akan arti dari Dharma yang kita dengar. Dharma yang tidak memasuki hati kita, tidak akan mengubah cara berpikir dan praktek nyata kita.  

Karena masih terperangkap di dalam ilusi, maka dari itu, kita masih penuh dengan penderitaan yang mengikat hati dan pikiran kita dengan kuat. Kita merasa memiliki banyak penderitaan dan masih terlalu jauh untuk mendapat kedamaian batin dan kebahagiaan, tidak pernah menyadari bahwa semua yang perlu kita lakukan adalah hanya dengan menggunakan air Dharma dan menyucikan hati dan pikiran kita. Segala sesuatu berasal dari pikiran, Buddha menjelaskan, kebahagiaan dan kedamaian dapat menjadi milik kita, jika kita mengambil satu langkah menjauh dari lumpur dan menuju air mancur yang penuh keindahan.  Dharma Master Cheng Yen. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh Riani Purnamasari/He Qi Utara)
  
 
 

Artikel Terkait

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

Mewariskan Sumber Mata Air Bersih di Biak

16 Oktober 2017
Derap langkah kaki relawan Tzu Chi dan warga Desa Dofyo Wafor mantap dan sejalan. Hari itu, Jumat, 6 Oktober 2017 mereka menuruni jalan aspal dan menembus semak belukar yang masih rimbun menuju area mata air di Desa Dofyo Wafor. Bukan untuk bertamasya, tapi untuk bersama-sama membersihkan areal mata air.
Posyandu Terpadu: Dukungan untuk Balita dan Ibu Hamil

Posyandu Terpadu: Dukungan untuk Balita dan Ibu Hamil

20 Februari 2024

Klinik Perdana Mill/Transport terlihat ramai dengan ibu hamil dan Balita yang melaksanakan Posyandu (13/02/24). Relawan membantu melayani pemeriksaan, imunisasi, dan pemberian vitamin A.

Waisak 2016: Mengingat Jasa Orang Tua

Waisak 2016: Mengingat Jasa Orang Tua

09 Mei 2016

Hari ini diperingati juga sebagai Hari Ibu. Saya sangat berterima kasih pada Mama yang telah mempertaruhkan jiwa raganya untuk melahirkan dan bekerja keras membesarkan kami,” kata bungsu dari tiga bersaudara ini. Mama Violin adalah Nia, seorang relawan Komite Tzu Chi.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -