Untuk memperkaya pemahaman terkait daur ulang dan cinta bumi, guru dan staf Batari School melakukan kunjungan pembelajaran ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Cemara Asri, Medan.
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Kompleks Cemara Asri Medan menerima kunjungan guru dan staf dari Batari School, Jumat 13 Juni 2025. Ada sebanyak 102 orang yang hadir, yakni 62 orang dari Batari School Sei Serayu dan 40 orang dari Batari School CBD. Mereka belajar tentang pengelolaan sampah, daur ulang dan pelestarian lingkungan sehingga menjadi teladan bagi para siswa mereka untuk melakukan hal yang sama.
“Sebagai guru bisa menjadi tumpuan untuk lebih memperluas ajaran ini kepada lingkungan. Dengan harapan guru,staf dan siswa-siswi Batari School dapat berkontribusi dalam melestarikan lingkungan,” ungkap Sani Husiana, selaku koordinator.
Budi Dharmawan membawakan materi Jaga Bumi Jaga Hati, menjaga hati sama dengan menjaga bumi.
Sani Husiana, koordinator kegiatan bersama dengan tim isyarat tangan membawakan lagu Mewariskan Dunia yang bersih.
Para guru dan staf dibagi menjadi dua kelompok, mengikuti kelas teori dan praktik. Grup pertama memasuki kelas materi yang dibawakan oleh Budi Dharmawan dengan tema Jaga Bumi Jaga Hati.
“Bicara tentang pelestarian lingkungan kita tidak hanya berbicara tentang bumi tetapi juga tentang hati. Ketika manusia tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, malah merusak bumi, akibatnya bencana di dunia semakin intens. Efek pemanasan global tidak terlepas dari aktifitas juga populasi manusia dengan kebutuhannya yang terus meningkat. Ditambah lagi dengan keinginan dan keserakahan yang menyebabkan ketidak selarasan empat unsur alam,” terang Budi.
Dengan penuh antusias, peserta kunjungan dari Batari School belajar langsung proses pemilahan sampah daur ulang bersama relawan Tzu Chi.
Sri Ekanita Sinuhaji S.E, perwakilan Batari School memberikan suvenir berupa plakat, dan dari Tzu Chi juga memberikan suvenir berupa buku Teladan cinta kasih Master Cheng Yen yang diwakili Sylvia Chuwardi.
Sementara itu, kelompok kedua diajak mengelilingi Depo Pelestarian Lingkungan untuk belajar memilah barang daur ulang seperti botol plastik, kertas, dan lainnya. Mariani memandu dan menjelaskan jenis barang serta cara pemilahannya. “Semua barang yang dibawa ke depo ini adalah sampah yang dibawa dari warga. Tetapi setelah kita melakukan pemilahan,barang tersebut menjadi masih memiliki nilai,” jelasnya.
Para guru dan staf menunjukan antusias yang cukup tinggi. Sambil memilah barang bekas, mereka juga aktif bertanya. Setelah mendengar materi dan mengelilingi depo pelestarian lingkungan, mereka dikenalkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu isyarat tangan lagu Mewariskan Dunia Yang Bersih, dan mempraktikannya.
Relawan, guru dan staf dari Batari School foto bersama setelah kegiatan usai.
Aspatita Panjaitan, guru Science/IPAS Batari School Sei Serayu mendapat banyak wawasan setelah berkunjung di Depo Pelestarian Tzu Chi. Tidak hanya terkait bagaimana memilah sampah, namun juga memberinya kesadaran untuk lebih peduli dengan lingkungan.
“Hati tergugah mendengar penjelasan relawan yang detail mengenai pemilahan sampah. Di sekolah pemilahan sampah sudah sangat dikenalkan baik kepada siswa serta guru, namun saya ingin juga melakukannya di rumah.Karena berdasarkan materi,bahwa sampah dari rumah tangga bahkan seperti limbah sisa makanan tidak mudah untuk didaur ulang,”katanya.
Editor: Khusnul Khotimah