Kasih Ayah Tak Terbatas

Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Handi Sanjaya (Tzu Chi Sinar Mas)

Arbain (kiri) mendampingi anaknya, Sarifudin (tengah) untuk mengikuti screening baksos operasi mata katarak pada 19 Februari 2016.

Kasih sayang orang tua kepada anaknya sangatlah besar, bahkan tak dapat diukur dengan apapun. Orang tua rela berkorban demi kebahagiaan sang buah hati. Hal ini dilakukan oleh Arbain (97 tahun), seorang ayah dengan penuh rasa tulus mengantarkan sang anak, Sarifudin untuk menjalani screening bakti sosial operasi katarak yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas pada 19 Februari 2016 lalu. Tidak mudah bagi Arbain dan Sarifudin untuk mencapai lokasi screening. Mereka harus melalui jalanan yang berliku dan terjal, akibatnya terlambat mendaftarkan diri. Namun masih ada jalinan jodoh baik, Sarifudin bisa melakukan pendaftaran screening yang digelar di lapangan kodim kota Sampit ini.

Arbain pun dengan sabar menunggu anaknya saat diperiksa oleh tim medis. Rasa cemas pun menghinggapinya, berharap agar Sarifudin bisa mengikuti operasi. Di usianya yang sudah senja, Arbain tetap mencari nafkah dengan bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari pekerjaan inilah Arbain menggantungkan hidupnya. Ia mengaku pendapatannya tak menentu, hanya berkisar empat ratus ribu rupiah per bulan, membuatnya harus ekstra hemat agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jangankan untuk biaya operasi sang anak, untuk makan pun kadang kondisi keuangan tak mendukung.


Dengan penuh kesabaran, Arbain menunggu buah hatinya yang sedang melakukan pemeriksaan.


Sarifudin sejak dua tahun mengalami katarak dan tidak dapat melihat di tempat terang, ia pun hanya bisa menggantungkan hidupnya kepada ayahnya yang sudah senja.

Kaburnya Pandangan Mata

Setelah menjalani pemeriksaan, Sarifudin menceritakan kondisi kesehatan matanya. Ia mengaku ada masalah pada matanya sejak dua tahun terakhir. Penglihatannya kabur, bahkan kondisi ini semakin memburuk apabila berada di tempat terang. Ia bahkan tidak bisa melihat. Sehingga Sarifudin tidak dapat melakukan banyak aktivitas. Hal inilah yang membuatnya tidak dapat bekerja dan menopang perekonomian keluarga. Keseharian Sarifudin hanya ia habiskan di rumah. Ia tidak berani keluar rumah tanpa pendamping karena takut terjadi apa-apa.

Bagi Sarifudin, mata adalah segalanya untuk kehidupan. Cita-cita Sarifudin sangat sederhana, memiliki penglihatan yang jelas, agar bisa bekerja dan membantu ayahnya yang saat ini hanya bekerja sendirian. Ibunya sudah meninggal sejak 2014 lalu. Sarifudin bersyukur memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini dan berharap ia dapat dioperasi dalam baksos nanti sehingga penglihatannya menjadi pulih kembali.


Artikel Terkait

Rasa Bahagia Menjelang Operasi

Rasa Bahagia Menjelang Operasi

26 Februari 2016
Sebelum menjalani operasi, para calon pasien mengikuti screening dengan menjalani serangkaian proses pemeriksaan kesehatan, seperti tes gula darah, tekanan darah, dan kesehatan mata calon pasien. Setelah dirinya dinyatakan lolos untuk screening, rasa senang dan bahagia tak dapat disembunyikan Aidil. Selama 61 tahun, ia betul-betul mendambakan agar bisa melihat kembali dunia dengan sempurna.
Kasih Ayah Tak Terbatas

Kasih Ayah Tak Terbatas

01 Maret 2016

Kasih sayang orang tua kepada anaknya tak terbatas. Orang tua rela berkorban demi kebahagiaan sang buah hati. Seperti dilakukan oleh Arbain (97 tahun), yang dengan tulus mengantarkan sang anak, Sarifudin untuk menjalani screening bakti sosial operasi katarak yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas pada 19 Februari 2016 lalu.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -