Kasih di Sela Gempa dan Tsunami Mentawai
Jurnalis : Yaya (Tzu Chi Padang), Fotografer : Yaya (Tzu Chi Padang)
|
| ||
Sungguh pun sudah 1 minggu tsunami terjadi, bantuan belum dapat disalurkan. Karena prihatin dengan keadaan warga, Ahui tidak tinggal diam untuk membantu korban bencana. Ia terus memantau perkembangan kondisi melalui tayangan televisi hari demi hari, hingga pada hari Selasa 2 November 2010 pukul 16.30 WIB, akhirnay Ahui mengajak relawan–relawan Tzu Chi Padang untuk mengunjungi R.S M.Jamil, Padang. Menurut informasi yang ada, para korban gempa dan tsunami telah mulai dipindahmasukkan melalui helikopter untuk mendapatkan pengobatan intensif. Setelah sampai di RS M. Jamil, relawan Tzu Chi Padang melapor ke Bagian Humas Bencana untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Maka, relawan pun diantar untuk mengunjungi pasien-pasien yang sudah memungkinkan untuk dijenguk.
Keterangan :
Neli yang baru berusia 19 tahun, sedang dalam kondisi hamil tua saat tsunami melanda Mentawai. Ibu muda itu melahirkan tanggal 29 Oktober 2010 di Puskesmas Sikakap. Keadaan penunjang kesehatan yang serba minim, menyebabkan kondisi bayi yang baru lahir tersebut tidak sehat. Maka ketika ada helikopter yang dapat membawa korban menuju ke tempat yang lebih baik, Neli dan bayinya dipindahkan. Malang tak dapat ditolak, bayi Neli tak berhasil diselamatkan dan dikebumikan di Padang. Relawan Tzu Chi mendampingi perempuan muda yang sedang sangat kehilangan itu. Bencana ini telah menyebabkan ia kehilangan semuanya, ibu dan adiknya meninggal dan rumah tempat tinggalnya hancur.
Keterangan :
Tsunami yang terjadi pada malam hari ini memang telah menelan banyak korban warga Mentawai. Pardamaian (25 tahun) tinggal sangat dekat dengan pantai dan kedua orang tuanya meninggal saat berusaha menyelamatkan diri. Pardamaian sendiri cukup beruntung dapat selamat, sebab badannya berkali-kali terhantam kayu-kayu pohon yang rubuh diterjang air laut. Bersama Neli dan Pardamaian, ada pula Melda Yanti (12 tahun) dan Djalinus (28 tahun). Hanya saja keduanya masih dirawat di ruang ICU. Keesokan harinya, Rabu 3 November 2010 pukul 10.30 WIB, relawan Tzu Chi kembali mengunjungi para korban dengan membawa bingkisan dan uang santunan. Bingkisan sederhana berupa roti, pakaian, sarung dan perlengkapan hidup lainnya ini, mengiringi doa seluruh relawan Tzu Chi agar para korban dapat segera terlepas dari penderitaan mereka. | |||
Artikel Terkait
Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: You Are What You Eat, Bukanlah Istilah Belaka
07 Desember 2021Pernah dengar istilah you are what you eat? Kata-kata itu bukan sekadar istilah loh, tapi memang makanan lah yang menentukan apa yang terjadi dalam tubuh Anda selanjutnya.

Letusan Merapi : Kembali Memberikan Santunan
30 Oktober 2010 Hari Jumat, 29 Oktober 2010, aktivitas Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Sejak pagi hari, Gunung Merapi terus mengeluarkan awan panas dan letusan debu vulkanik. Barak-barak pengungsian yang tersebar di beberapa kelurahan pun semakin ramai dipadati oleh warga.
Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Selatpanjang yang Penuh Sukacita
24 Januari 2024Sukacita meliputi warga serta relawan Tzu Chi di Selatpanjang yang mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun. Pemberkahan ini digelar di Grand Meranti Hotel dan dihadiri 75 relawan Tzu Chi serta 298 warga.