Kasih Tanpa Pamrih di Desa Tanjung Batu Kecil

Jurnalis : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly C., Moh. Mursyit (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengunjungi rumah Nenek Siti Kaum yang telah selesai direnovasi Tzu Chi di Desa Tanjung Batu Kecil, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Nenek Siti Kaum (92) adalah seorang Lansia yang lahir tahun 1929 dan tinggal di Desa Tanjung Batu Kecil yang terletak di Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Ia merupakan salah satu penerima bantuan renovasi rumah dari Tzu Chi karena kondisi tempat tinggalnya memprihatinkan dan tidak layak huni.

Sebelumnya, pada 02 Oktober 2021, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang sedang berada di Desa Tanjung Batu Kecil diberikan informasi oleh Indra Wijaya dan Muhammad Habibie (tunas relawan di Desa Tanjung Batu Kecil) bahwa ada sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan. Berbekal informasi tersebut, kemudian relawan mendatangi rumah yang dimaksud dan dihuni oleh seorang Lansia yang terbaring di tempat tidur dengan tubuh yang lemah.

Rumah yang dihuni oleh Nenek Siti Kaum ini merupakan salah satu rumah yang di bangun oleh pemerintah setempat untuk warga Desa Tanjung Batu Kecil. Usia rumah yang sudah lama ditambah sering terkena luapan air laut ke permukaan membuat kondisi rumahnya rusak. Sebagian besar batako di dinding rumah Nenek Siti Kaum habis tergerus oleh air laut, bahkan ada dinding rumah yang sudah bolong dan hanya ditutupi dengan kain.

Kondisi rumah Nenek Siti Kaum saat disurvei oleh relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sebelum direnovasi.

Melihat kondisi rumah tersebut, tidak ada satupun dari relawan yang berani masuk ke dalam rumah Nenek Siti Kaum. Setelah berdiskusi, Nenek Siti Kaum kemudian dipindahkan rumah saudara karena takut rumah yang dihuninya tersebut tiba-tiba roboh. Para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pun juga sepakat untuk merenovasi rumahnya.

Merenovasi rumah di sebuah desa yang letaknya cukup terpencil tidaklah mudah, sehingga perlu melibatkan banyak peran serta masyarakat setempat. Beruntungnya, masyarakat Desa Tanjung Batu Kecil mendukung niat relawan yang ingin merenovasi rumah Nenek Siti Kaum. Warga bersama-sama mengantarkan bahan bangunan dari luar pulau seperti pasir, semen, dan batako ke rumahnya.

Proses renovasi rumah Nenek Siti Kaum (kiri). Relawan Tzu Chi dan warga Desa Tanjung Batu Kecil sedang bergotong royong membersihkan rumah Nenek Siti Kaum setelah selesai direnovasi (kanan).

Muhammad Fadli (42) seorang buruh harian lepas yang ditugaskan untuk merenovasi rumah Nenek Siti Kaum, tampak mengerahkan segala kemampuannya untuk melakukan yang terbaik. Beserta kawan-kawannya, ia melakukan proses perbaikan dinding dengan sangat hati-hati agar tidak memperparah keadaan rumah. Dinding rumah pun dipasangi batako secara bertahap dan diplester dengan rata. Tanah yang licin dan tidak rata di sekitar rumah juga dirapikan dengan menggunakan semen.

Selain bangunannya, renovasi rumah Nenek Siti Kaum juga menambahkan dapur, kloset, dan septic tank untuk memudahkan Nenek Siti Kaum dan keponakannya saat menghuni kembali rumah tersebut. Setelah rumah selesai direnovasi, para relawan beserta warga Desa Tanjung Batu Kecil bergotong-royong membersihkan rumah Nenek Siti Kaum.

Kemudian pada 31 Oktober 2021, empat orang relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengunjungi Desa Tanjung Batu Kecil untuk melakukan silaturahmi sekaligus mengunjungi rumah Nenek Siti Kaum yang telah selesai direnovasi. Sesampai di rumahnya, para relawan disambut dengan senyuman lebar oleh keponakan Nenek Siti Kaum yang menjaganya.

Nenek Siti Kaum yang terbaring di kasur beserta keponakannya yang tersenyum lebar saat berbincang dengan relawan Tzu Chi mengenai rumah yang kini sudah nyaman.

Para relawan pun meminta izin berkeliling di rumah, dan sekitarnya sambil sesekali berbincang dengan keponakan Nenek Siti Kaum yang sedang merawat dan mengusap nenek dengan minyak gosok di kamar tidur. Sekitaran rumah yang sebelumnya kurang terjaga kini pun menjadi bersih dan asri, seisi rumah juga menjadi rapi dan nyaman. Dan yang paling penting, dinding rumah yang sebelumnya sedang di ambang kehancuran kini menjadi kokoh dan kuat.

Para relawan Tzu Chi juga berbincang dengan Muhammad Fadli mengenai biaya penambahan dapur, kloset, dan septic tank yang sebenarnya di luar perencanaan anggaran renovasi rumah. Betapa kagumnya relawan ketika mendengar dari Muhammad Fadli dan istrinya mengatakan bahwa penambahan fasilitas-fasilitas tersebut merupakan bentuk sumbangsih, sehingga tidak dipungut biaya dari pekerjaan tersebut.

“Kita sesama manusia harus berbagi, saling membantu kekurangan orang lain, harus semangat membantu,” ujar Jamilah, istri Muhammad Fadli.

Indra, Muhammad Fadli, Jamilah, dan Habibie (kiri ke kanan) berfoto bersama dengan keponakan dari Nenek Siti Kaum (tengah) di depan rumah yang sudah direnovasi.

Indra dan Habibie, dua orang tunas relawan di Desa Tanjung Batu Kecil yang menjadi koordinator renovasi rumah Nenek Siti Kaum pun merasakan kebahagiaan yang luar biasa melihat nenek kini dapat tidur nyenyak tanpa kerisauan. Mereka juga mengatakan bahwa mereka akan merindukan masa-masa yang penuh canda tawa pada saat melakukan renovasi, dan pembersihan rumah Nenek Siti Kaum dengan warga sekitar.

“Kita sudah dekat, kita sudah kenal, sudah tahu seluk beluk dari rumah tersebut, kita bersihkan, tiba-tiba sudah selesai, dan tidak ada lagi,” ujar Habibie.

Kini, kerinduan akan kebersamaan dan perasaan suka cita menyaksikan kebahagiaan orang lain menjadi sebuah dorongan hebat bagi Indra dan Habibie untuk terus bersumbangsih. Tidak lama setelah renovasi rumah Nenek Siti Kaum, Indra dan Habibie kembali melakukan survei ke pulau-pulau sekitar. Kedua tunas relawan tersebut melanjutkan perjalanan mencari rumah warga yang kondisinya kurang layak huni dan perlu direnovasi.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kami Datang, Kami Lihat, Kami Peduli

Kami Datang, Kami Lihat, Kami Peduli

05 November 2018
Keterbatasan ekonomi yang melanda Jumiah saat ini mengharuskannya tinggal di rumah tua, di samping kandang sapi milik tetangganya. Dinding rumahnya hanya bilik bambu tipis dengan lantai tanah, dan atapnya bocor di beberapa bagian. “Kadang cucu saya terpaksa tidur dengan ember menutupi wajah kalau hujan lebat,” kata Jumiah berkaca-kaca.
Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

23 Juli 2021
Hunian yang nyaman dambaan setiap keluarga. Namun tidak demikian Anton dan keluarganya. Ekonomi yang sulit menyebabkan rumah yang ditinggalinya sejak tahun 1997 tidak pernah direnovasi. Akibatnya jika hujan tiba, rumahnya bocor dan mengalami banjir.
Pak Lubis Menjamu Keluarga Besar Tzu Chi di Rumah Baru

Pak Lubis Menjamu Keluarga Besar Tzu Chi di Rumah Baru

13 September 2023

Pak Lubis dan Bu Lubis menjamu relawan Tzu Chi usai acara serah kunci Program Bebenah Kampung di Pegangsaan. Mereka berbagi sukacita dan rasa syukur bagai sebuah keluarga besar.

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -