Kelas Budi Pekerti Tzu Chi: Menumbuhkan Cinta Kasih dan Karakter Mulia Sejak Dini

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Daai Mama membimbing siswa-siswi mempraktikkan tata krama berjalan dan cara memasuki kelas dengan rapi dan sopan. Hal ini dilakukan sebagai upaya menanamkan nilai kedisiplinan, sikap hormat sejak dini, serta berbudaya humanis Tzu Chi.

Pada Minggu, 12 Oktober 2025, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan kegiatan rutin bulanan, yaitu Kelas Budi Pekerti. Pagi itu, meski hujan deras mengguyur kawasan Karimun, para siswa-siswi tetap datang ke kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dengan penuh semangat. Ada yang mengenakan jas hujan, ada pula yang berlari kecil agar tidak basah.

Meskipun hujan deras mengguyur kawasan Karimun, semangat 45 siswa-siswi untuk mengikuti Kelas Budi Pekerti tak kenal surut. Dipandu oleh Daai Mama, kegiatan ini diisi dengan pembiasaan tata krama, pembelajaran bertema “Sebarkan Cinta Kasih”, serta permainan yang penuh keceriaan. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak menanamkan nilai cinta kasih, disiplin, dan sikap hormat sejak dini agar tumbuh menjadi pribadi berkarakter mulia dan penuh welas asih.

Daai Mama AA berbagi keceriaan dengan salah satu siswi saat kegiatan makan bersama.

Sebelum memasuki ruangan kegiatan, Daai Mama terlebih dahulu mengajarkan tata krama berjalan dan cara memasuki kelas dengan rapi dan sopan. Pembiasaan ini bertujuan menanamkan nilai kedisiplinan, sikap hormat sejak dini dan berbudaya humanis Tzu Chi. Salah satu Daai Mama, AA, memberikan arahan kepada para siswa. “Sebelum masuk ke ruangan kelas, kalian harus berbaris rapi dan bersikap fang zhang (tangan berposisi samadhi),” tutur AA kepada para siswa-siswi.

Kegiatan diawali dengan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Master Cheng Yen, dilanjutkan dengan pembacaan Sepuluh Sila Tzu Chi. Untuk mencairkan suasana pagi, para siswa memperagakan isyarat tangan berjudul “Xiao Tai Yang De Wei Xiao” yang membawa keceriaan dan semangat di awal kegiatan. Seperti biasanya, setiap pertemuan para Daai Mama dan Daai Papa selalu menyiapkan materi pembelajaran yang bermanfaat dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter anak agar tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak baik.

Fitri Mama menyampaikan pesan kepada para siswa-siswi tentang pentingnya menumbuhkan dan menyebarkan cinta kasih sejak dini, agar terbentuk karakter yang baik dan kehidupan yang harmonis.

Kali ini, Daai Mama Fitri membawakan materi dengan tema “Sebarkan Cinta Kasih.” Fitri Mama mengawali pembelajaran dengan sebuah kata perenungan dari Master Cheng Yen, “Kehidupan yang bisa bersumbangsih adalah kehidupan yang paling membahagiakan dan juga paling bermakna.” Melalui tema ini, Fitri Mama menjelaskan makna cinta kasih, memberikan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan rasa sayang kepada keluarga dan teman. Ia juga menekankan pentingnya menjauhi sikap kasar atau menyakiti sesama.

Agar lebih mudah dipahami, Fitri Mama memberikan beberapa contoh, seperti cinta kasih di rumah dengan membantu ibu menyapu dan tidak membentak keluarga, cinta kasih kepada makhluk hidup dengan menyayangi hewan, menjaga kebersihan lingkungan, serta cinta kasih di sekolah dengan menyapa teman dan menghibur teman yang sedang bersedih.

“Jika kita melakukan cinta kasih kita akan merasakan kebahagiaan, kedamaian, disukai oleh orang-orang di sekitar, dan lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Fitri Mama. Ia menutup materinya dengan pesan penuh makna, “Semua agama mengajarkan kita untuk menyayangi semua makhluk hidup. Mari kita menjadi anak yang dapat menyebarkan cinta kasih kepada sesama,” tambahnya.

Daai Mama membimbing para siswa-siswi berdoa bersama sebelum menikmati hidangan yang telah disiapkan dengan penuh cinta kasih para relawan.

Setelah penyampaian materi, para siswa-siswi beristirahat sejenak sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh relawan Tzu Chi. Usai istirahat, kegiatan dilanjutkan dengan permainan “Yes and No”. Dalam permainan ini, para siswa harus bergerak cepat mengikuti perintah Daai Mama, jika disebutkan kata Yes atau No mereka harus melompat ke arah yang sesuai. Tawa dan sorak-sorai memenuhi ruangan, menciptakan suasana penuh keceriaan. Para pemenang yang berhasil bertahan hingga akhir mendapat tepuk tangan meriah dari teman-temannya serta hadiah alat tulis dari Daai Mama.

Menurut Fitri Mama, tema “Sebarkan Cinta Kasih” memiliki makna yang mendalam dan relevan untuk membangun kehidupan yang harmonis. “Saya memilih tema ini karena cinta kasih adalah dasar kehidupan yang damai dan penuh pengertian. Lewat tema ini, saya berharap dapat menumbuhkan benih-benih cinta kasih dalam diri setiap siswa. Nilai-nilai ini penting ditanamkan sejak dini agar mengakar kuat dan membentuk karakter yang baik,” jelasnya.

Para siswa-siswi dengan antusias mengikuti permainan “Yes and No” yang dipandu oleh Daai Mama. Suasana ruangan pun dipenuhi tawa dan sorak-sorai penuh keceriaan.

Kegiatan Kelas Budi Pekerti ini menjadi momen berharga dalam menanamkan nilai-nilai moral dan cinta kasih kepada generasi muda. Melalui pembelajaran sederhana namun penuh makna, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang penuh welas asih, disiplin, dan membawa kebahagiaan bagi sesama.

Editor: Fikhri Fathoni

Artikel Terkait

Bersungguh Hati dan Tidak Terpengaruh oleh Kondisi Sekitar

Bersungguh Hati dan Tidak Terpengaruh oleh Kondisi Sekitar

18 Juni 2020

Kelas Budi Pekerti di Komunitas He Qi Utara 2 memulai lagi kegiatan mereka yang terhenti sejak awal Maret 2020 lalu. Kelas perdana secara online ini pun dimulai pada Minggu 14 Juni 2020. Jumlah yang hadir cukup banyak, mereka tampak senang, mengobati kerinduan setelah berbulan-bulan tidak bertemu Shigu Shibo-nya.

Menumbuhkan Benih Budi Pekerti

Menumbuhkan Benih Budi Pekerti

25 Februari 2015 Pagi itu di Minggu kedua Desember 2014, sedikit berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, karena kegiatan Qin Zi Ban (kelas Budi Pekerti) diadakan lebih awal dari yang seharusnya di minggu keempat.
Di Kelas Budi Pekerti Belajar Tata Krama, dan Menggali Potensi Diri

Di Kelas Budi Pekerti Belajar Tata Krama, dan Menggali Potensi Diri

26 Juli 2024

Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Palembang kembali membuka kelas budi pekerti dalam misi pendidikannya pada Minggu, 14 Juli 2024. Dibukanya kelas budi pekerti ini diharapkan dapat membentuk anak-anak seutuhnya yang selalu bersyukur dan terus belajar menggali potensi diri.   

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -