Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit dan Hu Ai Pluit Mas menggelar kegiatan donor darah di Yayasan Tung An pada Minggu, 7 September 2025. Sebanyak 11 relawan turut mendukung kelancaran acara.
Minggu, 7 September 2025, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit dan Hu Ai Pluit Mas mengadakan kegiatan Amal Donor Darah di Yayasan Tung An, Bandengan Selatan, Jakarta Utara. Sebanyak 11 relawan Tzu Chi turut membantu persiapan kegiatan ini sehingga suasana acara berjalan hangat dan penuh kepedulian.
Dalam kegiatan tersebut, tercatat ada 50 orang telah mendaftar sebagai pendonor. Namun, 12 orang di antaranya tidak dapat mendonorkan darah karena tidak memenuhi persyaratan medis. Dari 38 kantung darah dari pendonor, terdapat tiga anak muda yang patut diapresiasi, yakni Michael, Cindy, dan Calvin Lim alumni Universitas Binus. Mereka hadir dengan semangat, antusias, dan kepedulian tulus untuk membantu sesama.
Suasana kegiatan donor drah yang berlangsung di Yayasan Tung An Bandengan Selatan, Jakarta Utara berlangsung dengan nyaman dengan hadirnya 11 orang relawan Tzu Chi yang turut membantu kegiatan donor darah ini.
Tiga alumni Universitas Binus Calvin Lim, Michael, dan Cindy ikut serta mendonorkan darah dengan penuh semangat dan kepedulian.
Michael (22), asal Pekanbaru, yang kini bekerja sebagai tenaga IT di Kelapa Gading, mengetahui acara ini dari Cindy. Meski sudah tiga kali mendonor, ini merupakan pengalaman pertamanya di Yayasan Tung An. “Dengan setetes darah, kita bisa menyelamatkan nyawa manusia,” ujarnya penuh semangat.
Cindy (21) dari Jakarta, juga bekerja sebagai tenaga IT. Ia mengaku sudah lima kali mendonor darah, dan kali ini menjadi yang kedua di Yayasan Tung An. Informasi acara ia dapatkan melalui media sosial. Baginya, donor darah adalah kebiasaan rutin yang membawa kebahagiaan karena setiap tetes darah yang ia sumbangkan dapat menyelamatkan nyawa orang lain.
Calvin Lim (22) pun ikut mendonorkan darahnya berkat ajakan Michael, teman sekampus sekaligus sekampung. Meski awalnya merasa takut dan cemas karena ini pengalaman pertamanya, ia justru merasakan keseruan setelah proses donor selesai. “Rasanya luar biasa, karena darah yang saya sumbangkan bisa bermanfaat bagi orang lain,” tutur Calvin.
Relawan Tzu Chi bersama Ibu Ifiyanti (60), pendonor inspiratif yang telah 34 kali mendonorkan darah. Ibu Ifiyanti dengan penuh semangat untuk selalu menjaga kondisi kesehatannya dengan menjaga pola makan dan waktu istirahat yang cukup.
Selain ketiga anak muda ini, hadir pula sosok inspiratif bernama Ibu Ifiyanti (60), asal Pontianak, yang kini tinggal di Jakarta. Di tengah kesibukannya merawat sang ibu berusia 91 tahun, beliau tetap menjaga kesehatan dengan rutin berenang setiap pagi dan sesekali mengikuti yoga. Dedikasi Ibu Ifiyanti terhadap donor darah sungguh luar biasa. Hingga kini, ia sudah 34 kali mendonorkan darah, sebagian besar melalui kegiatan Yayasan Tzu Chi.
“Saya merasa rugi jika gagal mendonor, karena dalam satu tahun hanya ada empat kesempatan,” ucapnya tegas.
Karena itu, ia selalu menjaga pola makan, kesehatan, dan waktu istirahat agar bisa mendonorkan darah secara rutin. Baginya, setiap tetes darah memiliki makna besar untuk menolong sesama. Dengan semangat dan keteladanan yang ia tunjukkan, Ibu Ifiyanti berharap semakin banyak orang tergerak ikut mendonor darah, sehingga lebih banyak jiwa dapat diselamatkan.
Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit dan Hu Ai Pluit Mas berfoto bersama setelah kegiatan donor darah telah selesai dan berhasil mendapatkan 38 kantung darah daro 50 orang peserta yang telah mendaftar.
Kegiatan donor darah ini membuktikan bahwa kepedulian tidak mengenal usia. Dengan semangat gotong royong dan cinta kasih, setiap tetes darah menjadi pengikat harapan sekaligus penyelamat bagi mereka yang membutuhkan.
Editor: Anand Yahya