Kunjungan Cinta untuk Singkawang (Bag.1)

Jurnalis : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Singkawang dengan penuh sukacita menyambut kedatangan 30 orang siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan.

Pada tanggal 2 Agustus 2011, rombongan murid SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan tiba di Singkawang, Kalimantan Barat. Rombongan terdiri dari 30 murid, 6 orang guru berikut kepala sekolahnya, relawan Tzu Chi Taiwan 5 orang, serta relawan Tzu Chi dari Jakarta sebanyak 9 orang. Mereka mendarat di Bandara Supadio, Pontianak pukul 12.00 WIB.

 

Ternyata rombongan murid SMA Tzu Chi Hualien mengunakan pesawat yang sama dengan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Cristiandy Sanjaya. Mengetahui adanya kunjungan dari Murid SMA Tzu Chi Hualien, Cristiandy, yang mengenal Tzu Chi kemudian menghubungi relawan Tzu Chi. Ia ingin menunjukkan kerajinan khas Kalimantan Barat yang disajikan dalam artshop bernama Dekranasda yang baru saja diresmikannya kepada murid SMA Tzu Chi Taiwan. Tawaran tersebut disambut baik oleh relawan Tzu Chi Singkawang .

Ketika para murid SMA Tzu Chi Hualien tiba di Dekranasda, mereka gembira menyaksikan keanekaragaman kerajinan Kalimantan Barat, seperti pakaian dari kulit kayu, kain tenun, senjata tradisonal, tutup kepala, beraneka ragam aksesoris dan sebagainya. Pada saat ingin pamit melanjutkan perjalanan ke Singkawang, para murid SMA Tzu Chi ini mendapat kejutan kecil— setiap orang memperoleh cindera mata. Selanjutnya rombongan bertolak ke Singkawang yang ditempuh lebih kurang 3 (tiga) jam perjalanan.

Sekitar pukul 19.00 WIB, para murid SMA Tzu Chi Hualien dan rombongan tiba di Kantor Penghubung Singkawang. Begitu memasuki pintu masuk, mereka disambut hangat oleh para relawan Singkawang dengan tepuk tangan dan nyanyian khas Tzu Chi. Acara kemudian dilanjutkan dengan santap malam bersama. Setelah santap malam, tamu-tamu dari Taiwan dan Jakarta diantar ke hotel untuk beristirahat.

foto  foto

Keterangan :

  • Di SMP Barito Singkawang, para siswa SMA Tzu Chi Hualien ini mengajak anak-anak SMP Barito mempelajari budi pekerti melalui permainan yang menyenangkan.(kiri)
  • Ketua Tzu Chi Singkawang Tetiono memberikan cindera mata berupa Kata Perenungan Master Cheng Yen kepada Kepala Sekolah Bahasa Mandarin Mandiri. (kanan)

Menyebarkan Kebajikan
Rabu, 3 Agustus 2011, setelah sarapan pagi siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien berangkat menuju SMP Barito. Ketika memasuki halaman sekolah, mereka disambut oleh siswa-siswi SMP Barito dengan barisan rapi di sisi kanan dan kiri jalan masuk sekolah. Setibanya di pelataran sekolah, para guru dari Taiwan bertemu dengan guru-guru SMP Barito, sementara siswa-siswi dari Taiwan ini berada di luar ruangan karena tempat yang terbatas.

Perkenalan antar guru ditandai dengan pemberian cindera mata dari Tzu Chi Taiwan berupa bendera sekolah, kalimat bijak, aksesoris dan buku tentang Tzu Chi berbahasa Indonesia, yang diberikan kepada semua guru. Setelah itu siswa-siswi dari Taiwan ini bergegas membentuk kelompok sesuai jumlah kelas yang ada. Setiap kelompok masuk ke kelas-kelas untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan dalam bentuk game dan simulasi.

Menurut Tzu Yen Wang (15) yang duduk di kelas X SMA Tzu Chi Hualien ini, ada 4 poin yang mereka sampaikan kepada anak-anak di Singkawang pada kunjungan ini. Keempat poin tersebut adalah pelestarian lingkungan, berbuat kebajikan, berbakti kepada orangtua, dan kesabaran). “Materi yang kami sampaikan ini merupakan kata-kata perenungan yang sudah kami pelajari di sekolah. Awalnya hanya dijelaskan secara lisan, namun untuk lebih mendalami kami diminta untuk mempraktikkannya sendiri,” tutur Tzu Yen Wang, putri dari seorang ayah yang bekerja di pabrik dan ibu yang yang membuka usaha katering di Taiwan ini.

Para murid SMA Tzu Chi Hualien terlihat begitu antusias menyampaikan nilai-nilai kebajikan melalui permainan maupun simulasi ke setiap kelas, meskipun terkendala dengan faktor bahasa. Sebagai contoh, nilai penghormatan kepada orangtua, terutama terhadap ibu yang mengandung dan melahirkan kita, nilai-nilai tersebut disampaikan dalam bentuk permainan. Setiap anak berlomba memindahkan pensil yang diambil secara merunduk dari satu tempat ke tempat lain dengan perut dibebani balon berisi air (seperti ibu-ibu yang sedang hamil).

foto  foto

Keterangan :

  • Melihat kondisi kehidupan anak-anak di Singkawang membuat siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien ini merasa prihatin dan menjadikan mereka lebih menghargai berkah yang dimiliki. (kiri)
  • Sebuah cindera mata diberikan kepada anak-anak Sekolah Bahasa Mandarin Mandiri sebagai lambang persahabatan dan persaudaraan. (kanan)

Untuk perhatian kepada orang-orang cacat dilakukan permainan menuntun kawan-kawan dengan ditutupi matanya, juga berjalan dengan kaki, untuk merasakan susahnya beraktivitas dengan anggota tubuh yang tidak sempurna. Sedangkan nilai kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dilakukan dengan perlombaan mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan.

Kepala Sekolah SMA Tzu Chi Hualien Li Ke Nan mengatakan bahwa kunjungan ke Indonesia adalah untuk menyampaikan nilai-nilai pentingnya pelestarian lingkungan dan memberi siswa mereka kesempatan belajar, melihat bagaimana kehidupan anak-anak di Singkawang. Setelah melihat kehidupan anak-anak di Singkawang, murid-murid diharapkan bisa lebih giat lagi untuk belajar. “Pulang ke Taiwan mereka akan melaporkan kepada Master Cheng yen tentang Shixiong-Shijie di Singkawang yang sangat giat berbuat kebajikan. Para siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien diminta untuk membagi pengalaman mereka di Singkawang dengan teman-temannya di sekolah,” ungkap Li Ke Nan

Selepas dari SMP Barito kunjungan dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Kopisan Plus. Sekolah ini telah berdiri selama empat tahun dan hanya memiliki murid dari kelas 1 sampai dengan kelas 4. Perkenalan pun dilakukan di dalam kelas yang baru selesai dibangun. “Saat mengajar di SD, di sana saya melihat banyak anak-anak yang berdiri di luar kelas. Melihat mereka hanya menyaksikan saja, timbul perasaan ingin menarik mereka masuk ke dalam kelas untuk ikut belajar bersama,” ungkap Chieh Yu Chan.

Bersambung ke Bagian 2.

  
 

Artikel Terkait

Belajar Mengelola Sampah Bersama Tzu Chi

Belajar Mengelola Sampah Bersama Tzu Chi

28 Februari 2024

Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dan Universiti Teknologi MARA Malaysia mengunjungi Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk untuk belajar tentang waste management dan pemilahan sampah.

Basuh Kaki Ibu, Wujud Rasa Berbakti

Basuh Kaki Ibu, Wujud Rasa Berbakti

16 Desember 2019

Di penghujung  tahun 2019, relawan Tzu Chi di komunitas Xie Li Bogor mengadakan penuangan celengan cinta kasih dan bazar makanan vegetaris pada pada Minggu, 8 Desember 2019 di Lippo Plaza Ekalokasari. Karena waktunya bersamaan dengan peringatan Hari Ibu, relawan pun menggunakan kesempatan ini untuk menyelenggarakan acara basuh kaki.

Bantuan Kasur dan Selimut untuk Korban Banjir di Gowa

Bantuan Kasur dan Selimut untuk Korban Banjir di Gowa

06 Februari 2019

Tzu Chi Makassar membagikan bantuan lanjutan berupa 89 paket kasur dan selimut di Desa Tetebatu dan Desa Salekoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan setelah banjir besar melanda wilayah tersebut 22 Januari 2019.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -