Kunjungan Opa dan Oma ke Sekolah Tzu Chi

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

fotoPara murid Sekolah Tzu Chi Indonesia PIK Jakarta Utara memberikan pijatan kasih sayang kepad para opa dan oma.

Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi mengatakan jika hati anak-anak sangatlah polos, lugu, dan baik karena mereka memiliki kebijaksanaan bawaan. Saat kita tumbuh dewasa, kita mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan duniawi melalui interaksi kita dengan dunia dan orang-orang lain. Meskipun lingkungan mungkin memengaruhi cara pandang kita terhadap dunia, kebijaksanaan sejati kita akan selalu ada.

 

Selain itu Master Cheng Yen juga menambahkan sukar bagi orang-orang untuk memelihara rasa kasih yang tulus, dan Master Cheng Yen merasa sangat bahagia jika anak-anak yang tumbuh besar di dunia Tzu Chi semuanya mempunyai hati yang tulus.

Pada tanggal 9 Desember 2011, Sekolah Tzu Chi Indonesia yang bertempat di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara mendapat kunjungan dari para opa dan oma. Para opa dan oma ini merupakan peserta dari Senior Club Indonesia di Jalan Pantai Indah Utara 3, Blok U1, Sektor Utara - Timur. Senior Club Indonesia adalah sebuah klub dimana pesertanya rata-rata berusia di atas 60 tahun. Di tempat ini para Lansia saling bersosialisasi dan berinteraksi dengan rekan sebayanya untuk memanfaatkan waktu luang serta memperoleh kebahagiaan dalam usia emas mereka. “Di sini (Senior Club) para opa dan oma dapat melakukan kegiatan seperti bersosialisasi, bermain, dan berolahraga. Daripada hanya berdiam tangan di rumah,” ujar Vanlyn, Assistant Koordinator Senior Club Indonesia.

foto   foto

Keterangan :

  • Para murid Sekolah Tzu Chi Indonesia menyuguhkan teh kepada para opa dan oma sebagai lambang penghormatan mereka kepada orang tua. (kiri).
  • Para relawan Tzu Chi yang hadir mencoba memberikan sambutan dan kebahagiaan kepada para opa dan oma. (kanan).

Vanlyn menerangkan jika kunjungan  opa dan oma ke Sekolah Tzu Chi Indonesia adalah sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan visi dan misi Tzu Chi kepada para opa dan oma. Kunjungan opa dan oma ke Sekolah Tzu Chi diisi dengan melihat penampilan gerakan isyarat tangan para murid–murid Sekolah Tzu Chi, aktivitas belajar mengajar di Sekolah Tzu Chi, dan budaya humanis murid-murid. Tidak hanya itu, para murid juga berusaha berinteraksi dengan para opa dan oma dengan cara menyuguhkan teh dengan penuh hormat dan memberikan pijatan kasih sayang kepada opa dan oma.

Selain itu, opa dan oma juga diajak berkeliling melihat kondisi lingkungan Sekolah Tzu Chi, sistem belajar mengajar para murid, dan interaksi antara murid dan guru. Dengan adanya kunjungan ini, para opa dan oma merasa sangat gembira dapat mengenal Tzu Chi lebih dekat. “Saya sangat senang sekali hari ini, melihat sekolah dan penampilan gerakan isyarat tangan anak-anak kecil yang sangat lucu,” ujar Gunawan (86), peserta acara kunjungan ini.  Gunawan juga menambahkan kegiatan ini dinilainya sangat bermanfaat untuk mereka, ”Daripada di rumah hanya berpangku tangan dan kesepian, kami lebih memilih untuk datang berkunjung kemari. Kita sudah tua, saatnya untuk menghibur diri biar nggak cepat tua,” ungkap Gunawan yang memiliki hobi membaca ini.

Keseluruhan kegiatan ini bertujuan memberikan masukan kepada para murid dan orang tua, dari sisi anak-anak diajarkan cara menghormati dan menyayangi orang tua. Sedangkan bagi opa dan oma, mereka dapat melihat bagaimana para murid-murid Sekolah Tzu Chi bertutur kata dan berbuat sehingga hal ini juga dapat ditularkan pada cucu- cucu mereka nantinya. 

 

  
 

Artikel Terkait

Serunya Belajar dan Bermain dengan Bahasa Mandarin

Serunya Belajar dan Bermain dengan Bahasa Mandarin

26 Februari 2019

Mandarin Day menjadi salah satu program wajib di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng setiap tahunnya. Senin, 25 februari 2019, SD Cinta Kasih Tzu Ci mengadakan Mandarin Day dengan lomba-lomba yang menggunakan bahasa Mandarin.

Tas Ramah Lingkungan

Tas Ramah Lingkungan

02 September 2010 “Seseorang yang memiliki sepasang tangan yang sehat, namun tidak bersedia melakukan apa-apa, tidak berbeda dengan seseorang yang tidak memiliki tangan.” (Master Cheng Yen)
Berkarya di Panti Asuhan

Berkarya di Panti Asuhan

10 Juni 2009 “Dalam kegiatan baksos yang lalu, awalnya saya hanya membantu di pelayanan pemeriksaan dan pemberian kacamata. Tapi karena melihat anak-anak panti banyak yang mengalami masalah kulit, seperti panu dan kutil, akhirnya saya memeriksa mereka dengan peralatan yang seadanya,” tutur Kimmy.
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -