Ladang Pelatihan Diri yang Luas

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto
Para relawan Tzu Chi dari luar negeri diajak untuk mengelilingi kompleks Tzu Chi Center, dengan guru Sekolah Tzu Chi dan staf DAAI TV sebagai pemandu.

Kilas balik ke akhir tahun 90-an ketika Tzu Chi baru mulai berkembang di Indonesia, ada sosok yang sangat berjasa bagi tumbuh kembangnya benih cinta kasih Tzu Chi di tanah air. Ia adalah Huang Hua-de Shixiong, seorang relawan komite asal Taiwan yang berinvestasi di Indonesia. Kiprahnya dalam berbisnis di Indonesia juga atas saran Master Cheng Yen. Saat itu, ia menghadap Master dan meminta nasihat, lebih baik berinvestasi di Indonesia atau di Kamboja? Master menyarankan Indonesia lebih baik, tapi sekaligus mengingatkan Hua-de untuk tidak hanya mencari keuntungan di negeri orang, tapi juga harus berkontribusi bagi masyarakat setempat.

Hua-de pun mengikuti saran Master. Bisnisnya di Indonesia menuai sukses dan ia juga berkontribusi dalam mengembangkan misi Tzu Chi di Indonesia, salah satunya adalah pembagian beras pada tahun 1998. Saat itu, relawan Tzu Chi Indonesia hanya terdiri dari sejumlah relawan wanita yang belum berpengalaman. Berkat pengalaman Hua-de sebagai relawan Tzu Chi senior serta uluran tangan dari berbagai pihak, pembagian beras tersebut boleh berjalan dengan lancar.

Kini, belasan tahun telah berlalu. Huang Hua-de bersama dengan rombongan relawan luar negeri hadir kembali di Indonesia. Kali ini bukan untuk pembagian beras ataupun membersihkan kali, melainkan untuk menghadiri acara peresmian Aula Jing Si Indonesia.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan mengunjungi Jing Si Books and Café yang baru beroperasi pada hari itu juga (kiri).
  • Poster-poster yang berada di sepanjang Lorong Fa Hua memberikan penjelasan yang lebih menyeluruh tentang napak tilas Tzu Chi Indonesia (kanan).

Dua hari sebelum acara puncak pada tanggal 5 Oktober 2012 sore, ketika relawan Tzu Chi dari delapan negara baru saja mendarat, mereka langsung meluncur dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Aula Jing Si kemudian menaruh barang di kamar masing-masing. Tidak ingin melewatkan setiap detik dengan sia-sia, setiap relawan langsung bersiap di lantai 1 Aula Jing Si untuk mengikuti tur mengelilingi kompleks Tzu Chi Center.

Memaksimalkan Potensi Setiap Ruang
Banyak orang yang bertanya-tanya dalam hati, ada apa saja di dalam kompleks Tzu Chi Center yang begitu besar itu? Pada kesempatan ini, dengan dipandu oleh staf Sekolah Tzu Chi Indonesia dan DAAI TV, saudara-saudara Tzu Chi dari seluruh dunia diajak untuk meninjau bagian-bagian utama di dalam Tzu Chi Center, antara lain adalah Sekolah Tzu Chi Indonesia, Gedung Gan En , Aula Jing Si, dan Gedung Da Ai. 

Setiap relawan pun terkesan akan setiap sudut di kompleks Tzu Chi Center. Mulai dari ruang kelas dan fasilitas sekolah, pameran poster, studio DAAI TV, hingga kantor operasional. Banyak yang mengatakan, Aula Jing Si Indonesia tidak kalah dengan yang ada di Taiwan, semua berkat kesungguhan hati insan Tzu Chi Indonesia.

foto  foto

Keterangan :

  • DAAI TV menyediakan ruang interaktif bagi pengunjung yang ingin merasakan bagaimana menjadi penyiar DAAI (kiri).
  • Para relawan juga mengunjungi kantor operasional DAAI TV dan berinteraksi dengan para staf (kanan).

“Kami sudah melihat sekolah Tzu Chi, kami melihat berbagai aspek pendidikan, contohnya mengajari murid untuk menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya. Terlihat bahwa pendidikan budi pekerti sudah dijalankan. Kami juga melihat kelas merangkai bunga dan penyajian teh. Semuanya sangat bersungguh hati,” ujar Wu Shan-yun, salah satu relawan asal Taiwan.

Huang Hua-de juga menyampaikan hal yang serupa. Sebagai salah satu saksi berkembangnya misi Tzu Chi di Indonesia, Huang Hua-de mempunyai kesan tersendiri akan aula yang dibangun sejak 2009 ini. “Saya melihat kesungguhan hati shixiong-shijie di Indonesia, mendalami Dharma ke dalam hati dan perbuatan. Tidak hanya dengan sepenuh hati, tapi juga sepenuh tenaga. Saya percaya kata-kata Master, jika Indonesia bisa bersinar, maka seluruh dunia juga akan bersinar.”

Dengan diresmikannya ladang pelatihan diri yang begitu luas, harapan yang dipanjatkan juga besar. “Saya berharap relawan Tzu Chi di Indonesia terus menjalankan ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi dengan sepenuh hati dan kekuatan sampai selama-lamanya. Saya dengar ke depannya juga bertekad membangun rumah sakit. Kami menantikan shixiong-shijie di Indonesia bisa menjadi teladan, dan selalu mendalami Dharma dari Master,” ujar Huang Hua-de.

  
 

Artikel Terkait

United Nations Week

United Nations Week

02 November 2011 Orangtua murid pun diundang hadir pada puncak acara United Nations Week ini, mereka tampak antusias dan bersemangat melihat anak-anak mereka akan tampil di atas panggung.  Satu per satu kelas dipanggil untuk menampilkan tarian yang telah mereka pelajari.
Film 25 Tahun Tzu Chi Indonesia

Film 25 Tahun Tzu Chi Indonesia

20 September 2018

Melalui film ini, penonton dapat melihat bagaimana nilai keyakinan dan keluhuran semangat cinta kasih universal dapat menjadi jawaban bagi setiap persoalan dalam kehidupan. Seperti yang dituturkan Dylan Yang, sutradara film ini.  

“Mengetahui, Menyayangi, dan Menciptakan Berkah”

“Mengetahui, Menyayangi, dan Menciptakan Berkah”

01 Juni 2009 Dikisahkan, ada seorang raja yang sangat gemar berburu. Suatu hari raja dan rombongannya berburu di sebuah hutan. Saat ia melepaskan busur dari panah hendak memanah seekor rusa, jari kelingkingnya putus terkena busur panah. Raja pun marah dan menghukum penjara penasihat istananya. Di lain waktu, raja dan rombongannya pun kembali berburu ke hutan.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -