Langkah Pertama “WAVES”

Jurnalis : Chandra Wijaya (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Chandra Wijaya (Tzu Ching Jakarta)
 
 

foto
Sabtu, 16 Juni 2012, gelombang “WAVES” Tzu Ching untuk pertama kalinya mulai berjalan.

Perjalanan sejauh ribuan kilometer harus dimulai dari langkah pertama, begitu pula dengan ribuan langkah cinta kasih, langkah kaki pertama dapat menjadi langkah cinta kasih yang tak terhingga. Sabtu, 16 Juni 2012, gelombang WAVES (We Are Vegetarians & Earth Saviors) Tzu Ching untuk pertama kalinya mulai digerakkan.

 

Pukul 08.00 tepat, beberapa Tzu Ching yang tinggal di sekitar kampus Binus mulai mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan dan barang-barang daur ulang yang telah dikumpulkan masing-masing. WAVES sendiri adalah sebuah program mini depo yang dilaksanakan rutin sebulan sekali yang diadakan di sekitar kampus universitas. Kegiatan ini baru pertama kalinya diadakan di sekitar kampus Binus, tepatnya garasi rumah huni kost City Home di Jln. U No 6, yang berlokasi tidak jauh dari kampus Syahdan BINUS University.

Waktupun mendekati pukul 09.00 dan akhirnya pintu gerbang garasi mulai dibuka menandakan gelombang WAVES dimulai. “Akhirnya dreams come true, telah ditunggu dari tahun lalu, ingin mengadakan sebuah kegiatan di universitas dan perjuangan terjadi di tanggal 16 Juni ini,” ucap Martha, salah satu wakil Tzu Ching pada tahun 2010 dan sekarang masih terus mendampingi Tzu Ching.

foto  foto

Keterangan :

  • Kegiatan pertama ini diadakan di sekitar kampus Binus, tepatnya di garasi rumah huni kost City Home di Jln. U No 6, Jakarta (kiri).
  • Para relawan juga berkeliling untuk mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang (kanan).

Di awal pembukaan, meski belum begitu banyak mahasiswa yang datang membawa “emas” ke mini depo ini, Tzu Ching lantas tak patah semangat, mini depo ini menjadi pusat perhatian bagi orang-orang melintasi jalan sekitar, kami pun melihat sebuah peluang untuk mengajak dan memperkenalkan program ini dengan turun ke jalan kepada siapapun yang lewat, baik mahasiswa, warga sekitar, tua maupun muda. Insan Tzu Ching dengan hati yang tulus menyebar di dua titik, yaitu titik depan jalan sekitar dan titik di depan kampus BINUS.

“Maaf, saya sibuk”, “maaf saya bukan agama Buddha”, itulah salah satu dari sekian ucapan penolakan yang diterima oleh Tzu Ching ketika turun ke jalan memperkenalkan Tzu Chi dan program WAVES. “Kalau ditolak agak sedih sih tapi tetep ga putus asa,” ujar Marissa.

foto  foto

Keterangan :

  • Vegetarian juga merupakan salah satu cara melestarikan lingkungan, oleh karena itu peserta yang hadir juga diajak untuk ikut menuliskan ikrar bervegetarian (kiri).
  •  Walaupun tak sedikit kesulitan dan penolakan di terima saat kegiatan ini disosialisasikan, namun Tzu Ching tetap bersemangat untuk terus melakukan pelestarian lingkungan (kanan).

Sekitar pukul 10.00 tampak mulai satu per satu mahasiswa datang dengan membawa dan memberikan emasnya, kemudian mengisi buku kehadiran partisipasi peserta. Sedikit demi sedikit, baris demi baris, buku terisi hingga total peserta yang berpartisipasi pada program ini berjumlah 20 orang. Selain itu, baik peserta dan relawan yang datang kami ajak untuk menulis sebuah ikrar atau tekad bervegetarian sesuai dengan keinginan tiap pengunjung, dan ajakan ini pun cukup mendapat respon yang positif dari setiap orang. Meskipun belum banyak tetapi kami (Tzu Ching) merasa ini sebuah langkah awal yang cukup baik dan tetap optimis untuk mengadakan kegiatan ini lagi pada bulan depan, dan seterusnya. Tak terasa waktu sudah berlalu dan menunjukkan pukul 11.00 lewat dan mobil untuk mengangkut barang daur ulang ke depo pelestarian lingkungan tiba, kami pun mulai bergegas menyelesaikan pemilahan emas-emas yang telah diberikan.

Emas pun telah diangkut dan kami pun mulai membersihkan area garasi yang telah dipakai pada hari itu dan mengembalikan area tersebut dalam kondisi yang bersih pemilik rumah huni kost. Dina, selaku fungsional kegiatan Tzu Ching yang juga turut aktif serta turun ke jalan berbicara tentang Tzu Chi, membagikan buletin Tzu Chi, dan flyer WAVES merasakan hal yang sama yang dialami oleh Marissa, ”Memang kalau mau bikin sebuah kegiatan dibutuhkan ketulusan, persiapan yang dilakukan mulai dari bikin souvenir, ga hanya bikin bikin aja tetapi ada sharing, tukar pendapat,” ujar Dina kepada relawan yang membantu dalam kegiatan ini.

Dalam menjalankan Tzu Chi, Shigong Shangren (Master Cheng Yen) selalu menerapkan prinsipnya hingga saat ini dan inilah yang menjadi kunci sehingga Tzu Chi dapat tersebar di 5 benua dan telah memberikan bantuan ke lebih dari 70 negara. Prinsip tersebut adalah Ketulusan, Kebenaran, Keyakinan, dan Kesungguhan, semangat ini yang selalu kami juga terapkan dalam setiap kegiatan termasuk pada kegiatan WAVES kali ini.

  
 

Artikel Terkait

Apresiasi Untuk Siswa Berprestasi

Apresiasi Untuk Siswa Berprestasi

11 November 2016

Sekolah Tzu Chi Indonesia untuk pertama kalinya memberikan beasiswa dalam acara Tzu Chi Secondary Scholarship Award bagi 48 muridnya pada 11 November 2016 di aula Xie She Ting, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Melalui acara beasiswa ini, Sekolah Tzu Chi Indonesia ingin siswanya menjadi pintar sekaligus memiliki moral dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan seperti yang diajarkan di Tzu Chi.

Bebenah Rumah di Cilincing

Bebenah Rumah di Cilincing

30 Maret 2011 Sabtu 26 Maret 2011, Proses dimulainya pembongkaran rumah-rumah warga yang masuk dalam program Bebenah Kampung di Cilincing secara simbolis. Saat itu pembongkaran dilakukan oleh relawan Tzu Chi kepada 8 keluarga (KK) dari 40 keluarga yang berada di RW 3 dan 4 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Sejuta Cinta Kasih untuk Ibu

Sejuta Cinta Kasih untuk Ibu

08 Januari 2015 Waktu untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada ibu pun tiba. Setiap anak menuangkan teh dan mencuci kaki ibunya masing-masing. Ruangan seketika dipenuhi oleh rasa haru. Tetesan air mata mulai berjatuhan di pipi para siswa asuh dan sang ibu. Rasa haru kian memenuhi ruangan ketika setiap anak asuh memberikan setangkai bunga sambil menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih atas semua jasa sang ibu yang tidak mungkin dapat terbalas.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -