Lantunan Sutra Teratai yang Meneduhkan

Jurnalis : Asokavati Ira (He Qi Barat), Fotografer : Dimin (He Qi Barat)
 
 

foto
Minggu, 14 April 2013, relawan Tzu Chi He Qi Barat mengadakan Gong Xiu di Aula Lantai 5 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, jakarta Barat.

Semilir angin pagi diiringi derai kicau burung-burung senantiasa menghantar kesejukan, demikian juga di pagi yang cerah pada minggu kedua di bulan April, 14 April 2013. Embun kesejukan pagi seperti mengiringi para relawan He Qi Barat, yang berbondong-bondong menapakkan kaki mereka satu per satu ke lantai 5, menuju Aula Gedung B Sekolah Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat. Aula yang biasa dipakai oleh para relawan He Qi Barat untuk bersama-sama melakukan kebaktian, yang biasa disebut dengan acara Gong Xiu, dimulai pada pukul 07.00 pagi. Acara ini secara rutin diadakan pada minggu ke-2 setiap bulannya.

Pagi itu sungguh luar biasa, ada sekitar 51 orang yang datang mengikuti acara, dimana biasanya hanya diikuti sekitar belasan relawan, yang mungkin karena ada faktor kesibukan dan aktivitas Tzu Chi lainnya hingga tak bisa mengikuti Gong Xiu.  Di aula tersebut, sudah tertata dengan rapi belasan pu duan (alas duduk persegi) di kanan kiri, yang sudah disusun oleh Sugianto Shixiong dan Baruna Shixiong, Tim Kebaktian He Qi Barat pada hari sebelumnya, dimana mereka juga dengan telaten menyapu dan membersihkan ruang kebaktian tersebut sebagai  persiapan acara.

Kegiatan Gong Xiu sesungguhnya sangat perlu untuk para relawan yang senantiasa padat dengan aktivitas, untuk bisa duduk bersama-sama, mengistirahatkan pikiran-pikiran yang sibuk, mengheningkan pikiran serta meneduhkan batin.  Seperti yang dituturkan oleh Sari Shijie, seorang relawan abu putih He Qi Barat, anggota Hu Ai Cengkareng Barat yang walaupun tak begitu mengerti arti dari lantunan Syair Sutra Teratai atau dalam bahasa Mandarin disebut dengan fǎhuá jīng, namun tetap bersemangat dan sudah beberapa kali mengikuti Gong Xiu. Dia dengan penuh hikmad mengikuti jalannya kebaktian sampai selesai, karena merasa mendapatkan manfaat dari lantunan syair yang menyejukkan hati ditambah dengan pemutaran video Sanubari Teduh yang diuraikan oleh Master Cheng Yen, yangtak lelah-lelahnya memberi inspirasi kepada para muridnya untuk terus mengasah diri, mengikis kekotoran dan kerisauan batin untuk menjadi manusia yang lebih baik dan mengisi kehidupan mereka dengan penuh makna.

Sutra Bunga Teratai
Sutra  miàofǎ liánhuá jīng yang dalam bahasa Sansekerta disebut sebagai Saddharma Pundarika Sutra, yang dalam bahasa Mandarin juga sering disingkat menjadi  fǎhuá jīng(Sutra Teratai)yang terdiri dari 28 bab mengandung makna yang sangat dalam.  Berawal mula dari Sang Buddha yang membabarkan Sutra tersebut di  Puncak Burung Nasar pada lebih 2500 tahun lalu. Tertera dalam Bab 15 dari Sutra Teratai ada ungkapan, “Mereka tidaklah tercemar oleh keduniawian, seperti  halnya bunga teratai tidak tercemar oleh air.”

foto   foto

Keterangan :

  • Para relawan denga penuh khidmat mengikuti prosesi kebaktian guna menenangkan batin setelah melakukan banyak kegiatan Tzu Chi (kiri).
  • Dalam acara ini juga dilaksanakan prosesi pradaksina (meditasi berjalan) (kanan).

Bunga teratai melambangkan kemurnian karena bunga teratai tidak pernah menjadi kotor akibat air yang berlumpur sekalipun, ungkapan tersebut sungguh-sungguh mengingatkan kepada kita, para relawan yang sudah bergabung dalam dunia Tzu Chi, yang senantiasa membina diri di Jalan Bodhisatva  untuk tidak boleh mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan yang buruk sekalipun. Bunga teratai juga melambangkan hukum sebab akibat, karena ketika bunga teratai mekar, ia telah mengandung biji di dalamnya. Bunga adalah sebab sedangkan biji adalah akibat.  Air, tanah, suhu, sinar matahari adalah jodohnya. Untuk lebih memahami makna dari Sutra Teratai, saat ini Daai TV sudah mulai menayangkan program Sanubari Teduh, sejak tanggal 15 Maret 2013 pukul 07.00 WIB, dimana kita semua bisa bersama-sama mendengarkan uraian dari Master Cheng Yen, yang mengajak kita untuk membasuh diri melalui renungan Sutra, untuk selalu mengawali hari dengan kondisi batin yang baik, di tengah-tengah kesibukan dan masalah yang akan kita hadapi dalam keseharian.

Sanubari Teduh yang ditayangkan dalam kebaktian Gong Xiu tersebut,  menceritakan tentang Kisah Mei Lian, seorang gadis belia yang karena kendala ekonomi orang tua, mendorong dirinya untuk mencari uang dengan bekerja di sebuah bar di Kota Taipei. Sungguh memilukan hati, dikarenakan pola pikir yang salah menjerumuskan dirinya di lingkungan yang tidak baik, membuatnya tenggelam dalam depresi yang berat hingga mencoba bunuh diri beberapa kali.  Beruntunglah gadis ini masih memiliki jalinan jodoh yang baik hingga bisa mempertemukannya dengan seorang pria yang baik, yang bisa mengajaknya kembali ke jalan yang baik, ditambah dengan siraman batin dari Master Cheng Yen disertai dukungan dari para relawan Tzu Chi di sana, bisa menginspirasi kehidupannya ke arah yang lebih bermakna.

Para relawan yang hadir di Gong Xiu di pagi hari tersebut dan juga belasan murid SMK Cinta Kasih yang menyaksikan tayangan tersebut dengan penuh konsentrasi, sepertinya ikut larut dalam kisah Mei Lian hingga suasana yang tercipta begitu hening dan hikmad.Yang terdengar di telinga saya hanyalah suara yang lembut namun juga penuh dengan energi kekuatan yang dikumandangkan oleh Sang Guru, Master Cheng Yen, yang seperti mengingatkan kami semua, bahwa betapa pun gelap dan sulitnya jalan yang ditempuh, janganlah terpuruk dalam batin yang kacau, harus bisa bangkit menuju jalan yang terang.

Gong Xiu yang juga diisi dengan pradaksina (meditasi jalan) dan ditutup dengan kumandang doa bersama sungguh memberi  energi  tersendiri bagi saya dan tentunya juga para peserta lainnya, untuk bersama-sama menyegarkan batin kembali, membersihkan diri dari kepenatan dan kerisauan untuk menyambut datangnya lembaran-lembaran hari yang baru untuk diukir bersama dengan barisan para relawan Bodhisatwa di dunia Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

25 April 2018
Pada 23 Maret 2018, 12 relawan Tzu Chi Xie Li Kalimantan Tengah 4 bersama dengan Kader Posyandu Sungai Nusa Estate mengadakan kegiatan posyandu yang telah rutin dilaksanakan. Dalam kegiatan ini, relawan turut memberikan makanan tambahan bagi anak.
Seribu Paket Sembako untuk Warga Tanjung Morawa, Sumatera Utara

Seribu Paket Sembako untuk Warga Tanjung Morawa, Sumatera Utara

26 April 2022

Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Tzu Chi Medan, tepatnya di komunitas Hu Ai Mandala membagikan 1.000 paket sembako untuk warga kurang mampu di Wisma Tanjung Indah, Kota Tanjung Morawa. Ada 101 relawan yang bersumbangsih pada pembagikan 1.000 paket sembako ini.

Konsistensi Hari Jumat Berbagi di Bandung

Konsistensi Hari Jumat Berbagi di Bandung

16 Oktober 2018

Menyosialisasikan tentang keberadaan Tzu Chi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan banyak hal. Salah satunya dengan membagikan brosur kepada para pengguna kendaraan bermotor yang mengisi bahan bakar di SPBU Panghegar.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -