Love in Santa Anna

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Aris Widjaja, Lisda ( HeQi Utara )
 
 

foto Sambil menggunting kuku, relawan juga sebagai pendengar yang baik keluh kesah para opa dan oma.

"Ada dua hal yang tidak bisa ditunda  di dunia ini,  berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan".(Master Cheng Yen).

Santa Anna  adalah   sebuah  nama panti jompo  yang  beralamat  di Gang Masda, Teluk Gong  Jakarta Utara, didirikan  pada  tahun 1987  oleh  seorang pastur. Awalnya  panti jompo  ini  bernama  Pondok Mini, tetapi kemudian berganti  nama menjadi Santa Anna.

 

Melayani  sesama yang kurang mampu  adalah tujuan mendirikan panti jompo ini. Ada 30  orang lanjut usia yang menempati  panti jompo ini. Mereka semua berasal dari latar belakang yang berbeda, beda agama, beda suku, dan beda bangsa. 

Hari itu Rabu 17 November 2010, kedatangan  relawan disambut  sukacita  oleh biarawati Ludwina  dan  opa-oma  yang sudah menunggu  sedari tadi. Relawan agak  terlambat  datang karena sebelumnya melakukan penggalangan dana untuk para korban letusan Gunung Merapi di Yogyakarta di pasar tradisional Teluk Gong, Jakarta Utara.

Yang Selalu  Dinantikan
Kegiatan  kunjungan kasih  ini selalu diadakan  rutin tiap bulannya, maka tidak mengherankan jika oma-opa  sudah akrab dengan relawan Tzu Chi yang hadir  ketika itu untuk saling menyapa, berpelukan,  berjabat erat tangan, menggunting kuku, dan menggunting  rambut,  menghiasi pemandangan di ruangan oma-opa .

Dengan penuh cinta kasih, Amelia, relawan Tzu Chi membuat acara menjadi ceria dan penuh canda tawa. Menyanyi adalah acara yang paling disukai oma-opa, satu per satu mereka mulai tampil di depan, sambil menunjukkan kebolehannya. Dimulai Oma Lusia (81), selain  pintar menyanyi  lagu Jawa, ternyata  ia juga pintar  berpribahasa, ingatannya pun masih kuat. Walaupun suaranya bergetar tapi masih terdengar jelas. Beberapa peribahasa ia lontarkan hingga menggugah hati setiap orang yang mendengarnya. Berikutnya, sepasang oma-opa  menyanyikan lagu Mandarin, namun selesai menyanyi Oma yang sudah tidak bisa melihat ini meneteskan  air mata.

foto  foto

Keterangan :

  • Diiringin lagu, relawan berbaris rapih memeragakan isyarat tangan. Acara ini disambut gembira oma-opa yang melihatnya. (kiri)
  • Selesai acara menyanyi, relawan membagikan kue-kue kesukaan oma-opa. (kanan)

Oma Lili, Oma Lusia, Opa Owy dan oma-opa lainnya  semua  memiliki  hati  yang sama, kerinduan  untuk pulang ke rumah dan  berkumpul bersama  sanak keluarga. Namun hal itu dipendam dalam hati, hanya menunggu kabar sukacita dari hari ke hari, entah  sampai  kapan.
Jika saatnya  tiba, kita  yang masih  muda ini juga akan  menjadi tua  dan rapuh. Dan bagaimana perasaan  kita jika anak yang kita  lahirkan, besarkan, dan kita didik  tidak  mempedulikan bahkan menjauhkan kita yang sudah tua renta ini?

Tanpa  terasa  jam sudah  menunjukkan pukul 12 siang, acara pun sudah  selesai.  Oma-Opa harus  beristirahat  tidur  siang dan relawan pun harus pulang  ke rumah. Selamat tidur siang oma-opa, semoga mimpi yang indah menjadi kenyataan .
  
 

Artikel Terkait

Senasib Sepenanggungan

Senasib Sepenanggungan

07 Juni 2010
Maryanah bersama dengan 12 relawan Tzu Chi He Qi Selatan melakukan kegiatan kunjungan kasih yang rutin dilakukan satu bulan sekali. Sudah 2 tahun lamanya, Chong Kim Sun - suami dari Heni dan ayah dari Christina yang terkena stroke menjadi pasien penanganan khusus Tzu Chi.
Selamatkan Bumi untuk Anak Cucu Kita

Selamatkan Bumi untuk Anak Cucu Kita

07 Oktober 2019

Memperingati HUT TNI ke-74, dilakukan penanaman 300.0074 pohon mangrove secara serentak di 74 wilayah Indonesia, Senin, 7 Oktober 2019. Kegiatan yang dipimpin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ini juga tercatat dalam MURI. Tzu Chi Indonesia bersama TNI juga akan menjalankan penanaman 1 juta mangrove di berbagai wilayah di Indonesia.

Indahnya Kebersamaan Dalam Bersumbangsih

Indahnya Kebersamaan Dalam Bersumbangsih

06 Mei 2019

Untuk pertama kalinya DAAI TV Medan mengadakan Family Fun Walk atau Jalan Sehat bersama Keluarga. Dengan sedikit yel yel, jalan sehat inipun dilepas oleh Tony Honkley selaku Direktur DAAI TV pada pukul 06.30 WIB. Jarak yang ditempuh adalah sekitar 3km dengan titik poin pengumpulan kupon undian berhadiah sepeda di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi, Jalan Boulevard kompleks Cemara Asri Medan.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -