Membalas Budi Ayah

Jurnalis : Chi Han (He Qi Utara), Fotografer : Chi Han, Feranika Husodo (He Qi Utara)
 
 

fotoPeluk dan cium seorang anak kepada ayahnya sebagai tanda rasa syukur dan terima kasihnya atas perjuangan dan pengorbanan ayah untuk anak-anaknya.

 

Hari Minggu 7 Agustus 2011 pukul 10 pagi, para relawan dari He Qi Utara dan He Qi Barat sudah berkumpul di RSKB cinta kasih Tzu Chi lantai 3, tempat dimana akan dilaksanakannya kegiatan peringatan Hari Ayah. Setelah relawan berkumpul semua dimulailah gladi bersih. Acara dimulai pukul 14.00 WIB sampai akhir acara pada pukul16.30 WIB.

 

Ada 56 ayah yang sangat penuh berkah menjadi tamu kehormatan. Semua ayah terlihat sangat terharu saat prosesi perayaan hari ayah dilaksanakan. Prosesi pertama setiap anak menyuguhkan secangkir teh kepada ayahnya, dilanjutkan dengan membasuh wajah serta mencuci kaki ayah dan prosesi ditutup dengan pemberian bingkisan berupa kartu ucapan dengan tulisan tulus dari sang anak. Peluk cium dan tangisan haru tak ada hentinya selama prosesi berlangsung, aura kebahagiaan penuh sukacita sangat besar sehingga hampir seluruh yang hadir di ruangan itu yang berjumlah 570 orang meneteskan air mata.

Acara dilanjutkan dengan pementasan Drama Isyarat Tangan Pertobatan Air Samadhi yang diperankan oleh 178 relawan. Di akhir pementasan drama, seluruh peserta diajak melakukan pertobatan dan banyak juga yang berikrar untuk bervegetarian setelah menyaksikan pentas drama tersebut.

Seorang relawan senior pertama Indonesia, Wen Yue Shijie, dalam pesan cinta kasihnya mengatakan ia sangat bangga dengan kegiatan ini. Ia pun mengatakan, “Kita (Tzu Chi Indonesia) bisa menyamakan langkah dengan Tzu Chi pusat Taiwan, yang  mana pada saat ini mereka juga sedang melaksanakan pementasan persamuan agung Pertobatan Air Samadhi. Walaupun kita tidak mementaskan keseluruhan bab dari keseluruhan Kitab Pertobatan Air Samadhi, tetapi kita sudah melaksanakan apa yang Master Cheng Yen inginkan.”

foto  foto

Keterangan :

  • Pertunjukan isyarat tangan dan drama yang dimainkan oleh 178 orang relawan ini mensyaratkan semua pemainnya bervegetarian minimal selama 108 hari. (kiri)
  • Para relawan berakting menceritakan isi dari Sutra Pertobatan Air Samadhi. (kanan)

Latar Belakang Kegiatan
Perayaan Hari Ayah sebenarnya sudah beberapa tahun yang lalu hendak dilaksanakan, tetapi selalu terbentur kegiatan lain sehingga selalu tertunda sampai akhirnya tahun ini berhasil dilaksanakan, dan ini pertama kalinya diadakan di indonesia. Kegiatan Hari Ayah ini yang diisi dengan pementasan drama Pertobatan Air Samadhi ini tercetus dari tahun ke-45 Tzu Chi yang dicanangkan sebagai tahun pertobatan besar.

Dengan waktu persiapan 5 minggu sejak awal rapat pencanangan diadakannya hari ayah, tim dari He Qi Utara dan Barat bersatu padu menyusun acara dan menyiapkan relawan pengisi acara yang jumlahnya 178 relawan. Mereka berlatih setiap hari di komunitas masing-masing relawan dan beberapa kali mereka juga harus berlatih bersama dalam jumlah peserta yang banyak. Intensitas latihan juga terus bertambah seiring dengan semakin dekatnya hari pelaksanaan. Sungguh sangat gan en dengan para relawan yang bersedia merelakan tenaga dan waktunya untuk mendukung pentas ini.

Di antara relawan yang ikut pementasan, ada seorang relawan yang sudah sering di diajak untuk bervegetarian, tetapi ia sangat anti terhadap vegetarian. Ia adalah Budiankes Yuswanto Shixiong. Tahun ini ia mendapat kesempatan menjadi calon komite, tetapi sebagai komite sudah menjadi keharusan untuk bervegetarian. Syarat tersebut membuat ia merasa sangat tersiksa, namun akhirnya ia bersedia mencoba bervegetarian.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Rapat pertama perencanaan perayaan Hari ayah yang dipimpin langsung oleh Like Shijie, Ketua He Qi Utara. (kiri)
  • Suasana saat latihan gabungan antara He Qi Utara dan Barat. Relawan memenuhi seluruh ruangan Jing-Si Books and Cafe Pluit, Jakarta Utara.(kanan)

“Dulu saat ada acara keluarga yang menyajikan makanan vegetarian, saya pasti menolak untuk hadir, tapi karena desakan istri dan saudara-saudaranya, saya terpaksa hadir juga, dan hanya makan es puter,” kenang Budi. Seminggu setelah ia mencoba bervegetarian, ia ditawari peran dalam pementasan Pertobatan Air Samadhi yang mensyaratkan pemainnya bervegetarian minimal 108 hari. Setelah ia mengerti isi Sutra Pertobatan Air Samadhi, akhirnya ia bertekad untuk bervegetarian selamanya.

Lain lagi dengan relawan satu ini, Hudoyo Teguharja atau lebih sering dipanggil Thomas Shixiong. Ia sudah bervegetarian selama 20 tahun. Walaupun usianya yang sudah tidak muda lagi dan tidak mengerti bahasa Mandarin, namun ia tetap memiliki semangat yang sangat kuat. Ia menghafal 2 baris lagu setiap harinya hingga semua lagu sebanyak empat bab tersebut dikuasainya semua. Di sakunya selalu ada catatan lagu yang ia tulis sendiri kata katanya berdasarkan pengucapan yang ia dengar dari lagu aslinya. Ia juga berakting mengisi drama yang dimainkan pada pementasan kemarin. Selama 5 minggu sejak pagi hingga sore ia berada di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi dan malamnya berlatih isyarat tangan, menyanyi dan drama di Jing-Si Books and Café Pluit. Ia berkata, “Saya sangat rindu untuk pulang ke kampung halaman batin untuk bertemu guru, saya ingin membantu meringankan beban Master Cheng Yen dan bertekad untuk selalu di jalan Bodhisatwa Tzu Chi.”

Kordinator acara Hari Ayah, Like Shijie mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mengajak lebih banyak orang bervegetarian dan melaksanakan pertobatan. “Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, Shixiong-Shijie semua begitu tulus. Tampil berperan serta di pementasan bukan hanya bertobat, tetapi juga mewakili semua ayah sebagai kepala keluarga untuk memimpin pertobatan, sehingga terhindar dari perbuatan buruk yang menyebabkan siksaan neraka. Ini adalah tugas mulia. Marilah kita semua bertobat dan berikrar baik. Sekarang kita sudah memasuki bulan tujuh penuh berkah, bulan membalas jasa guru, jasa orang tua, jasa semua makhluk, jasa alam semesta. Gan en juga kepada semua relawan, baik yang hadir atau tidak hadir di acara kemarin, karena ada doa dari kalian semuanya, maka dapat berjalan dengan lancar. Jika dalam proses ada kata-kata dari saya atau Shixiong-Shijie lainnya yang tidak berkenan di hati, saya minta maaf sebesar-besarnya,” ucap Like Shijie.

Saya sebagai penulis artikel ini juga mendapatkan kesempatan dalam pentas pada bagian bertobat satu per satu. Pada saat itu saya dalam hati juga mengucapkan pertobatan untuk tidak mengulangi perbuatan buruk yang pernah dilakukan. Membersihkan kekotoran batin dengan basuhan air Dharma. Saya juga berjanji untuk ber”vegan” minimal satu bulan sebagai wujud bakti saya kepada ayah dan juga ibu saya.

  
 

Artikel Terkait

Kegigihan Yang Membangkitkan Rasa Syukur

Kegigihan Yang Membangkitkan Rasa Syukur

10 Desember 2013 Bersentuhan langsung dengan saudara kita yang kurang beruntung dapat menumbuhkan rasa syukur di dalam diri dan menghargai kehidupan kita yang jauh lebih baik dari mereka.
Baksos Degeneratif untuk Warga Lansia di Kapuk

Baksos Degeneratif untuk Warga Lansia di Kapuk

09 Juni 2023

Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Utara 1 kembali mengadakan baksos degeneratif untuk warga Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu 3 Juni 2023. 

Senang Setelah Berbagi

Senang Setelah Berbagi

21 Desember 2010
Dalam donor darah tanggal 18 Desember 2010 di Kantor Tzu Chi Tangerang, cukup banyak orang datang untuk mendonorkan darah mereka. Di antaranya terdapat sejumlah 30 mahasiswa STABN Sriwijaya yang turut serta. Beberapa di antara mereka memang merasa takut seperti yang dirasakan Rusmiati.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -