Membangkitkan Rasa Bakti dengan Perayaan Hari Ayah

Jurnalis : Djohar Djaja (Tzu Chi Tebing Tinggi) , Fotografer : Elin Juwita, Lidyawati (Tzu Chi Tebing Tinggi)

Sebagai wujud bakti anak terhadap orangtuanya, relawan Tzu Chi Medan dan Tebing Tinggi pada hari Minggu, 4 September 2022 menggagas acara perayaan hari Ayah di Kota Tanjung Balai, Asahan.

Ayah merupakan sosok yang lazimnya seorang tulang punggung keluarga. Kesibukannya dalam mencari nafkah mengakibatkan waktu untuk berbagi kasih sayang dengan anak-anaknya menjadi terbatas. Hal tersebut mendorong relawan Tzu Chi Medan dan Tebing Tinggi menggelar perayaan Hari Ayah.

Perayaan Hari Ayah ini digelar pada Minggu, 4 September 2022 di Kota Tanjung Balai, Asahan. Di sini sekaligus anak-anak bisa melihat dan mempraktikkan tata cara budaya humanis Tzu Chi dalam berbakti kepada orangtua.

Dalam kegiatan ini perserta membasuh kaki ayah, menyuapi ayah dengan kue dan memberikan persembahan teh kepada ayah mereka.

Acara dimulai pukul 14.00 WIB melalui sharing pengenalan Tzu Chi, dilanjutkan penayangan video Tiada Ayah Yang Sempurna. Video ini mengisahkan tentang seorang ayah tunggal yang tunarungu, yang membesarkan putri tunggalnya sendiri yang kerap dirundung teman-temannya karena kondisi ayahnya yang sulit untuk berkomunikasi. Di akhir cerita putri tunggalnya itu melakukan percobaan bunuh diri saat hari ulang tahunnya. Dengan kasih sayang yang tidak terbatas, sang ayah segera membawa putrinya ke rumah sakit dan mendonorkan darah sendiri demi menyelematkan nyawa anaknya. Hal tersebut akhirnya membuat sang anak tersadar akan cinta kasih yang sangat mendalam dari ayahnya.

Penayangan video tersebut menyentuh hati para peserta yang hadir. Juga ketika dilanjutkan acara membasuh kaki yang membuat salah satu peserta yaitu Sofian yang datang bersama anaknya menjadi teringat pada ayahnya yang sangat tegas dan ditakuti anggota keluarganya. Namun ayahnya adalah seorang pelaut yang baru pulang ke rumah setiap 20 hari sampai satu bulan, sehingga kedekatannya dengan sang ayah renggang karena jarang bertemu.

Perasaan haru tidak terbendung dirasakan para ayah melihat praktik langsung yang dilakukan anak – anaknya sebagai wujud bakti mereka.

“Hari ini anak saya berlutut dan membasuh kaki saya. Tiba-tiba perasaan bertekad ingin berbuat lebih baik untuk ayah saya dan ingin agar orangtua saya pensiun serta bisa memberikan hari-hari bahagianya bagi mereka.” Ujar Sofian.

Acara basuh kaki ayah ini dilanjutkan dengan menyuapi kue bagi ayah dan persembahan teh serta saling berpelukan antara anak dengan ayah yang membuat suasana semakin haru.

Keharuan berbeda terjadi pada Leonky Darmasaputra yang pada perayaan hari ayah ini bertugas sebagai MC. Ia telah kehilangan kesempatan bersama ayahnya yang telah meninggal, namun semangatnya berbakti dengan cara lain yaitu menggunakan tubuh untuk bersumbangsih.

“Selagi masih berkontribusi dan berbuat baik juga merupakan hal terbaik yang bisa saya lakukan sehingga saya merasa hidup saya bermanfaat untuk banyak orang.” Ujar Leonky.

Dalam kesempatan ini relawan juga mensosialisasikan tentang celengan bambu.

Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen, yaitu Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan ini yaitu berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Lambang Kasih Untuk Ayah

Lambang Kasih Untuk Ayah

24 Juni 2014 Hari Ayah memang tidak sepopuler hari ibu. Namun Sebagai bentuk sebuah penghormatan kepada sosok ayah akan peran dan tanggung jawabnya dalam rumah tangga, maka pada tanggal 15 Juni 2014, Xiao Tai Yang dan Tzu Shao hadir di Kantor Tzu Chi Batam.
Membangkitkan Rasa Bakti dengan Perayaan Hari Ayah

Membangkitkan Rasa Bakti dengan Perayaan Hari Ayah

21 September 2022

Ayah merupakan sosok yang lazimnya seorang tulang punggung keluarga. Relawan Tzu Chi Medan dan Tebing Tinggi pun menggelar perayaan Hari Ayah. 

Bertobat di Hari Ayah

Bertobat di Hari Ayah

11 Agustus 2011
Sang anak berlutut di depan ayah, menghidangkan teh, memberi kartu ucapan, kemudian membasuh wajah, tangan, dan kaki ayah, kemudian anak memeluk ayah sambil berkata “Papa, aku sayang Papa!” Tersentuh oleh ketulusan sang anak, air mata ayah pun tak terbendung.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -