Membentuk pribadi yang Indah

Jurnalis : Dina (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo, Adi Prawira (He Qi Utara)
 
 

fotoSalah satu sesi dalam pendalaman 4 in 1 ini yaitu 10 Sila Tzu Chi. Sepuluh Sila Tzu Chi bagaikan sebuah sistem, sedangkan cinta kasih sebagai manajemennya.

 

“Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing-masing individu.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Pendalaman prinsip 4 in 1 sangatlah penting untuk diikuti oleh para insan Tzu Chi, karena disinilah tempat untuk membina kepribadian yang baik dan mulia serta belajar memperbaiki diri atas kesalahan yang dilakukan, sehingga keindahan dari setiap individu dapat terpancar dengan sempurna. 

 

Insan Tzu Chi bagaikan sebuah benih cinta kasih yang dapat menumbuhkan benih cinta kasih yang lain demi sesama. Pendalaman prinsip ini diadakan pada tanggal 26 Juni 2011 di Jing-Si Books and Café Pluit, Jakarta Utara.Seperti biasa acara di mulai dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, setelah itu melakukan pradaksina agar hati dan pikiran menjadi tenang dan yang terpenting adalah mengucapkan janji 10 sila Tzu Chi.

“Agar setiap insan Tzu Chi lebih memahami ajaran Master Cheng Yen dan dapat melakukan pertobatan besar serta melatih diri dalam 10 sila Tzu Chi merupakan tujuan dari pendalaman prinsip ini,” tutur Elvy Kurniawan Shijie. Tahun ini merupakan tahun pertobatan besar, semua insan Tzu Chi sudah tahu makna dari kata bertobat yang sering Master Cheng Yen pesankan. Untuk memahami lebih jauh pesan dari Master Cheng Yen, maka diberikan tayangan video mengenai mengapa harus melakukan pertobatan besar. Dalam tayangan tersebut Master Cheng Yen berkata tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak ada manusia yang dilahirkan memiliki kebijaksanaan yang sempurna. Keenam indera manusia semuanya dapat membuahkan karma, maka setiap orang haruslah mawas diri dan bertobat untuk introspeksi diri serta tidak mengulang kesalahan lagi. Inilah yang disebut pertobatan besar, selain bertobat secara mendalam, setiap insan juga harus bervegetarian, berusaha memahami ajaran dharma dan dengan hati yang jernih mendalami dan menyelami dharma.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan memulai pelatihan diri ini dengan melakukan pradaksina agar dapat menenangkan hati dan pikiran.(kiri)
  • Melalui pendalaman prinsip ini, setiap insan Tzu Chi dapat membina kepribadian yang baik dan mulia serta belajar memperbaiki diri atas kesalahan yang dilakukan.(kanan)

Sesi selanjutnya dibawakan oleh Eni Shijie, yang menjelaskan isi dari drama musikal Doa Pertobatan Air Samadhi Penuh Welas Asih yang dimainkan oleh para insan Tzu Chi di Taiwan.  Makna yang terkandung di dalam drama ini sangatlah dalam. Drama ini berisi 5 bab. Pada bab pertama pembukaan menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki benih Kebuddhaan, menjelaskan adanya hukum karma, dan membabarkan pertobatan secara luas. Di dalam bab pertama ini juga menjelaskan mengenai 3 rintangan: kerisauan, karma dan buah karma. Dalam bab ini menceritakan secara rinci ikatan hukum karma, di mana ada seorang Biksu Wu Da yang sudah sempurna dalam sila namun tidak dapat lepas dari dosa karma.

Bab kedua mengenai bertobat atas rintangan kerisauan. Kerisauan timbul dari karma sebuah niat, kenafsuan sangat dalam tanpa batas serta bagaimana cara bertobat atas segala kesalahan dan membersihkan hati dengan melatih diri. Bab ketiga mengenai bertobat atas rintangan karma, keenam indera manusia bisa menumbuhkan karma. Bab ini menjelaskan karma–karma yang ditimbulkan oleh keenam indera. Bab keempat mengenai bertobat atas rintangan buah karma. Dalam bab ini di jelaskan dengan rinci buah karma yang telah tercipta dari hasil keenam indera manusia, hasil buah karma inilah yang akan menentukan seseorang akan terlahir di salah satu dari 31 alam kehidupan. Bab kelima yaitu penutup, mengenai cara pertobatan yang dapat dilakukan dengan penuh welas asih dan berikrar secara tulus.

foto  foto

Keterangan :

  • Pendalaman prinsip ini diadakan pada tanggal 26 Juni 2011 di Jing-Si Books and Café Pluit yang diikuti sekitar 45 relawan Tzu Chi. (kiri)
  • Polin Shixiong dan Liwan Shixiong memberikan sharingnya mengenai misi pelestarian lingkungan dan misi amal. (kanan)

Kota Gaib dan 10 sila
Misi Tzu Chi bagaikan “kota gaib” yang menembus seluruh alam semesta, itulah yang Master Cheng Yen katakan dalam tayangan video di pendalaman prinsip ini. Misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya kemanusiaan, dan pelestarian lingkungan merupakan sebuah “kota gaib”. Di tempat inilah lahir dan berkumpul para Bodhisatwa dunia. Untuk memahami misi tersebut, Polin Shixiong dari misi pelestarian lingkungan dan Liwan Shixiong dari misi amal memberikan sharingnya. “Dalam misi pelestarian lingkungan, depo pelestarian lingkungan (Tzu Chi) merupakan ladang berkah yang tidak terbatas karena di sinilah tempat untuk melatih diri dan membersihkan sampah batin,” kata Polim Shixiong. Selain itu Polin Shixiong juga mengajak para insan Tzu Chi untuk dapat melakukan 5 kebajikan setiap hari untuk mengurangi sampah.  Dari misi amal Liwan Shixiong mengatakan, “Selama terjun langsung dalam kasus pemberian bantuan pengobatan, saya sangat bersentuh dari kisah hidup para penerima bantuan, serta mensyukuri hidup ini karena setiap kasus memiliki kisah yang luar biasa dan berbeda.” 

Selanjutnya Amelia shijie memberikan sharingnya mengenai 10 sila Tzu Chi. Menurut Amelia Shijie, 10 sila merupakan landasan dalam pertobatan. Pertobatan yang efektif dan bermakna adalah dengan sadar secara mendalam melakukan 10 sila, maka kebahagiaan tertinggi akan didapatkan. 10 sila bagaikan sebuah sistem, sedangkan cinta kasih sebagai manajemennya. Pada saat kita bertobat dengan tulus dan berikrar memperbaiki diri, hati pun menjadi tenang dan suci, dengan hati yang tenang dan hening maka semua kerisauan dapat dihapuskan. Itulah yang selalu Master Cheng Yen katakan kepada semua insan Tzu Chi seluruh dunia.

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Kebahagiaan Tahun Baru Imlek

Berbagi Kebahagiaan Tahun Baru Imlek

18 Maret 2015 Bodhisatwa cilik, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan berkesempatan untuk berbagi kegembiraan di Panti Jompo Taman Bodhi Asri Binjai dalam rangka tahun baru Imlek.
Menyambut HUT Tzu Chi Indonesia Dengan Cara yang Berbeda

Menyambut HUT Tzu Chi Indonesia Dengan Cara yang Berbeda

19 September 2022

Dalam rangka memperingati hari Tzu Chi Indonesia yang jatuh pada bulan September 2022, 380 relawan dari seluruh komunitas di Jakarta dan Tangerang beserta staf badan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan DAAI TV melaksanakan kegiatan bersih-bersih Aula Jing Si.

Internasional : Menemukan Rumah Spritual

Internasional : Menemukan Rumah Spritual

31 Maret 2010
“Dulu saya membuat film yang bisa menimbulkan sensasi. Air mata penonton sama dengan uang yang bernilai. Tetapi kini, dari lubuk hati terdalam saya sungguh tersentuh. Kemurnian air mata di wajah saya adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli oleh uang,“ ujar Lung Gang, direktur film.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -