Menaati Sila dan Melakukan Pelatihan Diri

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hong Thay, Patmawati (Tzu Chi Pekanbaru)

Kiho Shixiong meminta peserta untuk mengatakan kepada teman di sebelahnya bahwa “Kamu adalah Bodhisatwa”. Setelah itu, semua peserta saling bergandengan tangan bersama-sama mengatakan “Kita adalah Bodhisatwa”.

Minggu tanggal 19 Oktober 2014 sejarah kembali terukir. Sebanyak 91 relawan yang terdiri dari  relawan rompi dan relawan abu putih kembali mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 di Hotel Ameera, Pekanbaru. Pelatihan ini bertemakan “Melakukan dengan Sukarela dan Menerima dengan Sukacita, Giat Melatih Diri”. Acara pelatihan terkesan istimewa karena semua bahan sharing dibawakan oleh Shixiong-Shixiong.

Setiap pelatihan yang diadakan oleh Tzu Chi, diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, menyanyikan lagu mars dan juga membacakan 10 sila Tzu Chi. Abun Shixiong berkesempatan untuk sharing dengan peserta pelatihan bahwa 10 sila bukan hanya sekedar untuk dibaca saja, namun mengandung makna penuh kewelasasihan Master Cheng Yen.

Abun Shixiong menghubungkan sila dengan pikiran. “Pikiran itu bagai ahli lukis. Apa yang ada di pikiran kita, bisa langsung dilaksanakan. Di zaman modern, banyak pikiran yang merujuk pada keuntungan bagi diri sendiri. Kita harus bisa mengendalikan pikiran dengan niat yang baik. Jika niat baik sudah ada maka harus segera diwujudkan dengan tindakan nyata dan harus terus dikembangkan. Contohnya hari ini kita bisa berkumpul di sini karena kita punya niat baik. Niat baik untuk belajar diwujudkan dengan datang ke pelatihan. Namun ketika niat buruk sudah timbul, harus kita padamkan dan isi dengan niat baik. Karena sebersit niat buruk yang timbul bisa terjadi bencana yang luar biasa. Master sangat mencintai kita. Oleh sebab itu Master memberikan kita 10 sila. Dimana tujuan akhir dari menaati sila adalah untuk melindungi diri kita agar selalu berada di dalam rel yang benar,” ungkapnya.

Hong Thay mengisi menjadi pemateri dan dalam sesi tersebut ia memberitahu peserta tentang kriteria murid idaman Master.

Agar insan selalu dapat menjaga pikiran dan niat yang baik, maka  harus senantiasa menaati sila dan melakukan pelatihan diri. Baik pelatihan ke dalam maupun keluar. Herman Shixiong pun menjelaskan bahwa pelatihan diri ke dalam adalah dimana kita harus menjaga ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Sedangkan pelatihan keluar kita harus mengembangkan empat sifat luhur yaitu cinta kasih, welas asih, sukacita dan keseimbangan batin.

Belajar dari Semangat

Sebagai insan Tzu Chi kita harus memiliki semangat Bodhisatwa yaitu memiliki hati Buddha, hati yang tercerahkan dan tekad guru yang ingin menolong semua makhluk yaitu jalan Bodhisatwa di dunia. Dalam segmen “Semangat Bodhisatwa”, Kiho Shixiong mengatakan bahwa, “kita bisa belajar dari semangat Buddha Sakyamuni yang penuh welas asih dan kebijaksanaan. Avalokitesvara Bodhisatwa yang memperhatikan suara keluh kesah dan tekadnya tidak akan menjadi Buddha jika masih ada makhluk yang menderita. Dan juga Kstigarbha Bodhisatwa yang tidak akan menjadi Buddha jika neraka belum kosong. Tekadnya sungguh luar biasa. Master tidak ingin kita jatuh ke alam neraka, karena Bodhisatwa Kstigarbha akan semakin berat perjuangannya” jelas Kiho Shixiong. Sebelum makan siang, para peserta diingatkan kembali mengenai tata krama dalam budaya humanis Tzu Chi yang dibawakan oleh Honggara Shixiong.


Peserta pelatihan nampak menikmati permainan mencari point. Melalui games ini mengingatkan kita pada satu kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, “Dalam setiap perbuatan baik membutuhkan saya, kamu dan dia untuk bersama-sama mewujudkannya”.

Master tidak takut jika muridnya tidak belajar. Hanya takut kebijaksanaan muridnya tidak berkembang. Master sudah membakar sisa hidupnya demi kebijaksanaan murid. Oleh sebab itu murid harus lebih banyak belajar Dharma Master lewat Xun Fa Xiang (Menghirup Harumnya Dharma). Kun Hua Shixiong dalam sesi “Kekhawatiran Master” mengajak peserta pelatihan untuk bersama-sama mengasapi diri dengan menghirup harumnya Dharma di pagi hari yang sudah diadakan oleh Tzu Chi.  Melaksanakan tugas mulia tersebut dapat mengurangi kekhawatiran Master. Tzu Chi Pekanbaru melakukan  Xun Fa Xiang dalam 2 sesi. Sesi pertama pada pukul 04.20 WIB secara langsung dengan   Griya Jing Si, Hualien serta sesi kedua pkl. 06.40 WIB siaran ulang Ceramah Master.

Relawan abu putih menerima scrafbook yang berisikan tentang 10 sila Tzu Chi dan kriteria-kriteria menjadi murid berbakat Idaman Master.

Sebagai materi penutup, Hong Thay Shixiong berbagi dengan peserta tentang kriteria murid berbakat idaman Master. Master mengidamkan seorang murid seperti, rendah hati dan dapat mengekang diri, tidak menganggap diri sendiri paling hebat, menjaga diri agar tetap bebas dari pengaruh tidak baik demi melestarikan moralitas diri, tanpa kemelekatan pada cinta kasih individu dan mampu memperlakukan setiap orang dengan pandangan setara, hati lapang dan mampu mengendalikan emosi, bekerja dengan bersungguh hati  tanpa perseteruan dengan orang, dalam tutur kata dan perilaku terkandung sikap yang bermartabat dan mengesankan, memiliki ilmu dan moralitas, serta batin yang jernih, berpegang pada prinsip pokok dan tidak memperhitungkan urusan sepele.

 Hong Thay Shixiong mengatakan, “ kita bisa menjadi murid idaman Master asalkan kita mau memahami dan menjalankan Dharma Master dengan tulus dan bersungguh-sungguh. Dharma bagaikan jalan. Master sudah menyediakan jalan untuk kita. Kita tinggal mempraktekkan dalam tindakan nyata. Dharma Master sangat sederhana. Ada dalam 20 kata, yaitu bersumbangsih tanpa pamrih, bersyukur, menghormati, dan cinta kasih, berjiwa besar dan berpikiran murni yang di dalamnya terdapat tidak membandingkan dan tidak berhitungan. Saya yakin hati saya dan hati kita dekat dengan Master. Mari kita bersama-sama membuat Master tidak khawatir. Hanya diri kitalah yang bisa membuka pintu hati kita, menerima Master, menerima Dharma Master. Hanya Shixiong Shijie yang bisa membuat kehidupan ini lebih baik, lebih bahagia. ” ujar Hong Thay shixiong mengakhiri.


Artikel Terkait

Mengenal Tzu Chi Lebih Dalam

Mengenal Tzu Chi Lebih Dalam

29 Desember 2014 Semangat relawan untuk mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih pertama mulai terlihat saat mereka memasuki Kantor Sekretariat He Qi Pusat, Gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara. Para relawan yang hadir berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bogor, Cibinong, dan Bekasi, yang merupakan relawan komunitas dari He Qi Pusat dan He Qi  Selatan.
Menaati Sila dan Melakukan Pelatihan Diri

Menaati Sila dan Melakukan Pelatihan Diri

05 November 2014 Insan Tzu Chi kita harus memiliki semangat Bodhisatwa yaitu memiliki hati Buddha, hati yang tercerahkan dan tekad guru yang ingin menolong semua makhluk yaitu jalan Bodhisatwa di dunia. Dalam segmen “Semangat Bodhisatwa”, Kiho Shixiong mengatakan bahwa, “kita bisa belajar dari semangat Buddha Sakyamuni yang penuh welas asih dan kebijaksanaan.
Pelatihan Relawan Abu Putih : Tur Aula Jing Si, Dhamma Tanpa Suara

Pelatihan Relawan Abu Putih : Tur Aula Jing Si, Dhamma Tanpa Suara

07 September 2015 Aula Jing Si sebagai rumah insan Tzu Chi dan merupakan tempat pembabaran dharma tanpa suara, merupakan tonggak penting dalam sejarah perjalanan Tzu Chi. Oleh karena itu pada hari Minggu, 30 Agustus 2015, Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara kembali menjadi saksi perjalanan para Boddhisatwa melalui pelatihan relawan abu putih keempat untuk tahun 2015, yang diselenggarakan oleh He Qi (Komunitas Jakarta) Pusat.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -