Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Ban) mengadakan outdoor class bertema pelestarian lingkungan pada di Orang Utan Haven. Para peserta mendapatkan penjelasan tentang apa itu Orang Utan Haven oleh Fransiska (kanan).
Master Cheng Yen selalu mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar Bumi tetap bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Karena itu, anak-anak perlu dikenalkan pada lingkungan dan cara merawatnya sejak dini. Ini bermanfaat tidak hanya bagi anak, tapi juga bagi alam. Anak-anak yang peduli lingkungan akan lebih mencintai dan menjaga Bumi. Untuk menumbuhkan kesadaran ini, Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Ban) mengadakan kelas luar ruangan, tepatnya di Orang Utan Haven, Jl. Jamin Ginting Km. 28,5, Desa Bintang Meriah, Pancur Batu, pada Minggu, 14 September 2025, diikuti oleh 25 relawan dan 20 murid beserta orang tua mereka.
Outdoor class kali ini mengajak peserta untuk mempraktikkan langsung pelestarian lingkungan dan menumbuhkan benih cinta kasih terhadap alam dan semua makhluk. “Anak-anak belajar pelestarian lingkungan dengan menanam kebaikan yakni menanam bibit pohon yang telah disediakan. Anak-anak juga diajak melihat langsung orangutan yang dikonservasi di Orang Utan Haven dengan beragam keterbatasan fisik dan mental sehingga akan tumbuh benih cinta kasih terhadap semua makhluk,” kata koordinator kegiatan Husni.
Kegiatan outdoor class di Orang Utan Haven digagas oleh relawan Tony Honkley yang pernah bersama kru DAAI Tv dan beberapa mitra perusahaan mengunjungi lokasi ini dan menanam kebaikan satu tahun silam. “Orang Utan Haven merupakan hutan yang masih hijau dan asri yang menjadi suaka bagi orangutan yang tidak bisa balik ke alam bebas karena keterbatasan fisik dan mental akibat ulah manusia. Anak-anak diajak untuk ikut peduli tidak hanya kepada manusia, hewan dan alam, tapi juga melestarikan lingkungan menjadi lebih baik,” ungkap Tony.
Para peserta diberikan edukasi dan pengarahan teknis mengenai cara menanam dan lokasi penanaman serta jalur yang akan dilewati yang dibawakan oleh Suherry, Manajer Pengembangan Orang Utan Haven (kanan).
Sekitar pukul tujuh pagi, relawan dan murid-murid Kelas Kata Perenungan serta orang tua telah berkumpul di pelataran depan Yanglim Plaza. Cuaca cerah Minggu pagi menambah semangat relawan dan para murid untuk mengikuti outdoor class. Pukul 07.30, para relawan dan anak-anak berangkat menggunakan bus dan tiba di lokasi setelah sekitar satu jam perjalanan. Kedatangan relawan dan anak-anak Kelas Kata Perenungan disambut hangat oleh staf Orang Utan Haven, Fransiska.
“Terima kasih atas kunjungan Tzu Chi yang memiliki visi yang sama yaitu konservasi alam / pelestarian lingkungan. Relawan dan anak-anak bisa belajar mengenai konservasi, lingkungan, energi terbarukan dan pertanian organik. Mari kita bersama-sama lebih peduli terhadap lingkungan dan berusaha agar alam tetap lestari,” kata Fransiska dalam sambutannya.
Para peserta kemudian mendapatkan penjelasan tentang apa itu Orang Utan Haven, ide awal dan tujuan didirikan, fasilitas yang ada di dalamnya dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Relawan dan murid-murid Kelas Kata Perenungan bersama orang tua mengabadikan momen kebersamaan sebelum memulai kegiatan.
Menanam Kebaikan
Outdoor class kali ini terasa istimewa karena selain menikmati alam yang hijau dan asri, para peserta juga diajak untuk terlibat dalam konservasi alam dengan menanam puluhan bibit pohon yang didonasikan untuk Orang Utan Haven, meliputi pohon aren, suren, durian, petai, damar, dan meranti. Para peserta terlebih dahulu mendapatkan edukasi dan pengarahan teknis mengenai cara menanam dan lokasi penanaman, serta jalur yang akan dilewati yang dibawakan oleh Suherry, Manajer Pengembangan Orang Utan Haven.
Anak-anak bersama orang tua dan relawan dengan bersemangat dan bersungguh hati melakukan penanaman bibit dengan panduan dan arahan staf edukator.
Para peserta dibagi menjadi tiga grup dengan lokasi penanaman dan medan yang berbeda. Setiap grup didampingi staf edukator sebagai pemandu jalan dan penanaman. Dengan panduan staf edukator, para peserta menyusuri eco trail (jalan setapak alami) menuju lokasi penanaman bibit. Anak-anak bersama orang tua dan relawan dengan bersemangat dan bersungguh hati melakukan penanaman bibit dengan panduan dan arahan staf edukator.
Usai menanam, para peserta kembali menjelajahi eco trail selama lebih kurang 45 menit dan berkumpul di amphiteater, pintu masuk pulau orangutan. Setelah mendapat penjelasan dan pengarahan, peserta diajak mengamati orangutan sembari menikmati suasana alam hutan. Anak-anak sangat bersukacita dapat bersama orang tua dan relawan dalam outdoor class ini.
Setengah jam menjelang tengah hari, semua peserta berkumpul di aula eco farming (pertanian organik) untuk makan siang bersama sambil menikmati suasana alam perkebunan organik. Selesai makan siang dilanjutkan dengan sesi sharing dan permainan yang melatih kekompakan dan konsentrasi dan melibatkan seluruh peserta dengan dipandu relawan Yessica. Para peserta saling berpacu untuk menjadi pemenang sehingga suasana menjadi sangat seru dan riuh.
Wakil Ketua He Qi Jati, Yanny (memegang cangkul), sangat mengapresiasi outdoor class bertema pelestarian lingkungan ini. Beliau mengharapkan anak-anak dan relawan semakin terinspirasi untuk lebih giat melakukan pelestarian lingkungan dan hidup berdampingan dengan alam.
Outdoor class kali ini berlangsung dengan sangat baik dan meriah berkat kerja sama dan kesungguhan hati relawan pendidikan dan murid-murid Kelas Kata Perenungan serta dukungan dari pihak pengelola Orang Utan Haven. Setelah doa bersama, anak-anak dan relawan kembali ke Medan dengan perasaan puas dan bahagia.
Pengalaman Tak Terlupakan
Outdoor class kali ini membawa pengalaman tak terlupakan bagi anak-anak Kelas Kata Perenungan, seperti yang dirasakan oleh abang beradik murid teen class, Kenzo Louis (17 tahun) dan Suchipto (16 tahun). “Kami menanam pohon aren di lokasi berupa lereng yang cukup curam. Cukup menantang, tapi karena penasaran, kami pun turuni lereng dan menanam pohon di sana. Semoga semua pohon yang kami tanam tumbuh dengan baik sehingga kelestarian alam terjaga,” ujar Suchipto bersemangat.
Abang beradik Kenzo Louis (kiri) dan Suchipto (kanan) bersemangat menanam pohon aren di lokasi berupa lereng yang cukup curam. Mereka berharap semua pohon yang ditanam dapat tumbuh dengan baik agar kelestarian lingkungan terjaga.
Hal yang sama dirasakan oleh Shallom (13 tahun), murid teen class yang baru bergabung dengan Kelas Kata Perenungan awal tahun ini. Ia menilai outdoor class yang diisi dengan menanam pohon sangat menarik dan menyenangkan. “Saya menanam pohon dengan bantuan shibo (panggilan untuk relawan pria yang lebih tua) dan melihat-lihat orangutan, ada yang buta dan sakit. Hal yang bisa dipelajari yaitu kita seharusnya menjaga dan mencintai alam dan semua makhluk terutama hewan yang jumlahnya semakin sedikit. Semoga semakin banyak orang tergerak melakukan pelestarian lingkungan seperti yang ada di sini,” kata Shallom.
Lain lagi dengan Qeyko (13 tahun), murid teen class yang juga baru bergabung dengan Kelas Kata Perenungan tahun ajaran 2025. Ia pernah mengikuti kegiatan outdoor yang diadakan sekolah tapi outdoor di alam dan menanam pohon merupakan pengalaman baru baginya. “Sangat bahagia dan senang dapat ikut outdoor class seperti ini. Saat menyusuri eco trail dengan pepohonan hijau di sekeliling, saya sadar bahwa kita harus merawat alam dan lingkungan beserta makhluk di dalamnya. Dengan tidak merusak alam dan tidak menyakiti makhluk, tentu akan ada timbal balik positif bagi kehidupan kita,” kata Qeyko antusias.
Para peserta berkumpul di amphiteater setelah melakukan penanaman dan mendapat penjelasan dan pengarahan mengenai pulau orangutan.
Wakil Ketua He Qi Jati, Yanny, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Melalui outdoor class bertema pelestarian lingkungan ini, beliau mengharapkan anak-anak dan relawan mendapat manfaat dan pembelajaran khususnya dalam hal mencintai alam dan kehidupan. “Semoga ke depannya anak-anak dan relawan semakin terinspirasi untuk lebih giat melakukan pelestarian lingkungan dan hidup berdampingan dengan alam, juga semakin bertumbuh cinta kasih dan sifat luhur dalam diri anak-anak dan relawan,” harap Yanny.
Pelestarian lingkungan dan konservasi alam perlu digalakkan sejak usia dini agar tumbuh kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan beserta semua makhluk yang ada di dalamnya. Sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen, pelestarian lingkungan yang sebenarnya adalah menyayangi gunung, menyayangi laut dan menyayangi segala benda dan makhluk. Jika setiap orang dapat melakukan ini, tentu akan bertambah satu karma kebajikan dalam kehidupan.
Editor: Metta Wulandari