Warga memperlihatkan kupon bakti sosial saat mendaftarkan diri.
”Dalam perjalanan hidup ini, kita harus dapat memanfaatkan setiap detik yang kita miliki, menjalaninya dengan langkah mantap dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, tidak ada hal yang patut disesalkan dalam hidup ini”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Barat dari PT Finnatara Intiga mengadakan bakti sosial kesehatan umum bagi warga di tiga desa di SMPN 8 Mengkiang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Sabtu (19/7/25). Akses jalan tanah dan berbatu harus dilalui relawan menuju Desa Mengkiang. Perjalanan ini ditempuh selama 1,5 jam dari Kota Sanggau.
Bakti sosial kesehatan umum ini dipusatkan di SMPN 8 Mengkiang, bekerja sama dengan Kodam XII Tanjungpura dan Pemda Sanggau. Bakti sosial ini menjawab kebutuhan layanan kesehatan warga sekitar operasional PT Finnatara Intiga yang berasal dari tiga desa yaitu Desa Mengkiang dan Desa Kambong, Kecamatan Kapuas, serta Desa Bahta, Kecamatan Bonti.
Junaidi, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau didampingi Octavianus Butar Butar meninjau langsung proses pelaksanaan bakti sosial di SMPN 8 Mengkiang.
Warga antusias memeriksakan kesehatannya.
“Sebagai perusahaan yang hadir di Kabupaten Sanggau ini kami ikut memberikan bantuan kesehatan walaupun ada beberapa yang sudah dilakukan pemerintah kabupaten dalam hal ini lewat dinas kesehatan kolaborasi dari pihak swasta, dari pemerintah, dari pihak TNI Polri kemudian juga para kepala desa. Kami usahakan bisa terus meningkatkan taraf kesehatan seperti yang disampaikan dinas kesehatan bahwa kesehatan itu hak asasi yang harus dimiliki setiap orang,” ujar Octavianus Butar Butar, Pembina Relawan Xie Li Kalimantan Barat.
Junaidi, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau yang turut menyaksikan proses bakti sosial menghargai inisiasi relawan. Terlebih kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan di daerah pelosok juga masih terbatas.
“Saya pikir ini merupakan inisiasi perusahaan yang sangat baik yang kalau bisa perusahaan lain bisa mencontoh,” ucapnya.
Relawan sigap mengantarkan warga yang ingin memeriksakan kesehatannya.
Tampak dr. Eddy Sujono memeriksa salah seorang warga.
Anang Wahyudi, warga Desa Mengkiang memanfaatkan layanan kesehatan gratis ini. Anang sehari-hari bertugas sebagai tenaga kebersihan di kantor desanya. Selain itu ia juga bertugas menjaga situs makam raja Mengkiang. Saat memeriksakan diri ke dokter, Anang mengeluhkan sering pusing. Dan setelah diperiksa tekanan darahnya memang cukup tinggi.
“Alhamdulilah merasa nyaman artinya kami sebagai warga Desa Mengkiang mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi terkait untuk bakti sosial di Desa Mengkiang,” ujar Anang Wahyudi.
Warga lain yang memeriksakan kesehatannya adalah A Kuang. Ia tinggal di Dusun Sungai Kunang. Ia mengeluhkan alergi gatal. A Kuang sehari-hari menyadap karet. “Terima kasih, bersyukur ada obat ini. Kami kan yang penting kesehatan. Kalau sakit tidak mampu kerja,” ucap A Kuang tak lama setelah mengambil obat.
Martupa Lubis berbincang dengan Anang Wahyudi yang sedang mengantre pemeriksaan dokter.
Theresia Bae tersenyum saat diperiksa kesehatannya.
Sementara Theresia Bae datang dengan keluhan sakit mata, punggung, dan juga batuk. Ia bersyukur mendapat layanan pemeriksaan gratis ini. “Iya ini sakit mata, sakit punggung, dan batuk. Terima kasih sudah diberi obat,” ujarnya.
Bakti sosial ini berhasil melayani 483 warga dengan beragam keluhan. Mulai hipertensi, kolesterol, hingga gangguan mata. Relawan juga mendata warga yang menderita katarak. Bisa melayani warga dalam jumlah banyak disyukuri Ari Wibowo, relawan yang sehari-hari bekerja sebagai Fire Marshal Distrik Sanggau. Sudah beberapa kali ia terlibat dalam kegiatan Tzu Chi. Namun baginya bakti sosial kali ini merupakan kegiatan yang paling besar.
“Tentu ini menjadi tantangan tersendiri karena kami menyatukan relawan yang banyak. Namun berkat kerja sama semua teman-teman, baksos ini berjalan dengan baik. Mulai dari menyebarkan informasi, menghubungi para tenaga medis, hingga menyiapkan transportasi bagi warga karena ada warga yang jaraknya lumayan jauh juga. Dari Mengkiang sampai Bahta itu membutuhkan jarak kurang lebih 40 KM. Ada transportasi seperti dump truk, single cabin untuk mensupport penjemputan pasien yang berada di Bahta, Sungai Kunang, maupun di Borang dan di Melati,” ungkap Ari Wibowo.
Antrean warga yang menunggu obat setelah diperiksa kesehatannya oleh dokter.
Keberhasilan bakti sosial kali ini terwujud berkat kolaborasi para dokter dan tenaga medis dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Jakarta, yang didukung penuh oleh tim medis dari Puskesmas Bonti, Dokkes Kodim 1204 Sanggau, Forestry Finnantara, dan Puskesmas Kapuas.
Editor: Khusnul Khotimah