Mengajarkan Calistung (Baca, Tulis, Hitung) di Kampung Gubukan

Jurnalis : FX Santoso Tanidjaja (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W, Sheila, Santoso, Sophie (Tzu Chi Surabaya), Hendra

Suasana saat proses belajar mengajar Calistung oleh relawan Tzu Chi Surabaya di balai RT 7. Terlihat anak-anak Kampung Gubukan dengan sukacita mengikuti pelajaran.

Berawal dari bantuan bulanan yang diberikan Tzu Chi Surabaya kepada Kampung Gubukan di Koramil 0830/05 Tandes, Sophie, Sheila, dan Santoso yang merupakan keluarga dan menjadi relawan Tzu Chi Surabaya berniat menjadi relawan pendamping di Kampung Gubukan. Wilayah Kampung Gubukan, Tandes, Surabaya ini dihuni oleh 27 keluarga yang mayoritas berasal dari luar Kota Surabaya.

Kampung Gubukan sendiri sudah ada sejak 25 tahun yang lalu. Pekerjaan warga disana adalah buruh cuci, tukang becak, pengemudi ojek Online, dan pengamen. Jalinan Jodoh warga Kampung Gubukan dan relawan Tzu Chi Surabaya sangat baik, hal ini terlihat saat relawan dan warga datang ke Koramil 0830/05 Tandes mereka saling berbincang dan bercanda gurau.

Relawan Tzu Chi Surabaya, Ida Sabrina dan Santoso sedang mengisi kelas budi pekerti untuk anak yang sudah usianya yang sudah lebih dewasa di Kampung Gubukan.

Selain mengajarkan Calistung dan kelas budi pekerti, anak-anak Kampung Gubukan juga berlatih isyarat tangan bersama para relawan dengan penuh sukacita.

Relawan Tzu Chi Surabaya, Sophie, Sheila, dan Santoso juga terkadang berkunjung kampung Gubukan untuk sekedar menghibur dan berbincang dengan warga. Cinta kasih relawan sekeluarga ini tidak berhenti disitu, setiap kali mengunjungi Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) terpikirkan bagaimana agar para Gan En Hu khususnya yang masih berusia produktif agar tidak selalu hanya menerima bantuan-bantuan.  Mereka berniat memberikan bekal agar suatu saat mereka bisa hidup mandiri.

Niat mulia ini pun tersampaikan ke Hu Ai Tzu Chi Surabaya. Tetapi relawan menyadari bahwa membina dan memberdayakan warga Kampung Gubukan tidaklah mudah dan perlu kesungguhan hati. Sophie, Sheila, dan Santoso kemudian mencoba merealisasikan niatan mereka walaupun mendapat beberapa hambatan seperti persetujuan dari para orang tua, kemauan dari anak-anak Kampung Gubukan, tempat belajar, waktu pelaksanaan, relawan pengajar, dan hambatan lainnya.

Dengan penuh kesabaran, relawan Tzu Chi Surabaya perlahan-lahan mengajarkan cara membaca kepada salah satu anak Kampung Gubukan.

Jika ada niatan baik, tentu ada pula jalan. Relawan pun mendapat kesempatan untuk belajar cara mengajar dari Sekolah Sinar Mulia dan kelas diadakan di Kantor Tzu Chi Surabaya. Seperti Kata Perunungan Master Cheng Yen. “Bahwa masa depan suatu bangsa ada pada anak-anak dan masa depan anak-anak ada pada pendidika  ,oleh karena itu pendidikan yang baik dan berbudi luhur harus diselanggarakan bagi mereka, demi terwujudnya kehidupan dunia yang lebih baik.” Melalui Kata Perunungan Master Cheng Yen inilah, relawan pun sangat antusias untuk belajar dengan harapan dapat mengajar anak-anak di Kampung Gubukan.

Disisi lain ternyata Koramil 0830/05 Tandes, Babinsa, pengurus RT/RW setempat juga mendukung niatan relawan untuk mengajar di Kampung Gubukan. Tentu saja hal ini membuat relawan semakin semangat dan sangat bersyukur. Untuk tempat belajar mengajar, relawan juga dizinkan untuk menggunakan balai warga RT 07 yang cukup bagus dan bersih untuk melakukan kegiatan mengajar Calistung (Baca, Tulis, Hitung).

Relawan Younathan memandu salah satu anak yang maju kedepan untuk mengeja huruf agar menjadi lebih berani berbicara.

Kemudian pada 11 Juni 2023, hari pertama relawan mulai mengajar. Namun betapa terkejutnya karena awalnya yang terdaftar hanya 4-6 anak tapi yang datang 20 anak yang terdiri dari 12 anak-anak yang akan belajar Calistung dan 8 anak yang sudah bersekolah SD dan SMP. Karena relawan belum siap untuk mengajar anak-anak dengan usia yang berbeda, lalu Relawan Tzu Chi Surabaya, Ida Sabrina berinisiatif untuk membuat kelas budi pekerti untuk anak yang usianya lebih tua pada pertemuan berikutnya.

Sophie sebagai penanggung jawab merasakan bagaimana relawan tanpa lelah dan penuh suka cita menjadi pengajar setiap minggunya di Kampung Gubukan sejak 25 Juni 2023 – 1 Oktober 2023. Dalam pelaksanaannya, relawan juga dibagi dalam 4 grup yang bergantian mengajar anak-anak di Kampung Gubukan setiap minggunya.  “Saya cukup terharu dan bangga dengan relawan yang tanpa lelah selama 4 bulan ini. Kita juga bersama-sama belajar cara mengajar yang benar. Rasa capek kami terbayar ketika melihat setiap kami datang mereka menyambut kita dengan penuh suka cita,” ujar Sophie bersukacita.

Relawan Tzu Chi Surabaya berfoto bersama Babinsa Tandes dan anak-anak Kampung Gubukan Setelah kelas Calistung selesai.

Dengan penuh cinta kasih relawan juga menganggap anak-anak di Kampung Gubukan seperti anak sendiri. Mereka tidak canggung untuk menggandeng, memeluk, dan memberi perhatian penuh. Selama dua bulan proses belajar mengajar berjalan, sikap dan prilaku anak-anak Kampung Gubukan sedikit mulai berubah. Mereka menjadi lebih sopan, bisa mengucap terima kasih, memberi hormat, dan mau ikut membantu perkerjaan rumah orang tuanya. Selain itu mereka mulai terbuka dan berani bicara.

Relawan Tzu Chi Surabaya juga memberikan semangat serta mendorong orang tua untuk mengurus surat identitas anak-anak di Kampung Gubukan agar dapat bersekolah seperti anak-anak lainnya. Dan yang menggembirakan adalah sebanyak 4 anak Kampung Gubukan yang ikut kelas Calistung bersama relawan Tzu Chi Surabaya sudah diterima masuk sekolah formal, relawan pun sangat bersyukur. Dari yang berawal mengucapkan huruf A,I,U,E,O, sekarang anak-anak Calistung Kampung Gubukan sudah bisa memulai membaca kata-kata, kalimat-kalimat pendek, serta menghitung angka dari 1 sampai 100.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Pendidikan yang Humanis

Pendidikan yang Humanis

11 Juli 2011
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Prof. Dr.Ir..KH Mohammad Nuh dalam acara peresmian Sekolah Tzu Chi di PIK Jakarta Utara mengatakan,  “Pendidikan mulia karena memanusiakan manusia, oleh karena itu, meskipun berat, kita harus tetap optimis bisa menyelesaikan persoalan tersebut."
Upaya Putra Daerah Membangun Pendidikan

Upaya Putra Daerah Membangun Pendidikan

19 Februari 2019

Keinginan untuk meningkatkan pendidikan dengan membangun sebuah sekolah, bagi Pak Pui sudah terukir sejak lama hingga akhirnya ia berjodoh dengan Tzu Chi. “Saya sudah lama bergabung dengan Tzu Chi, tepatnya bertanggung jawab dalam pembangunan sudah 10 tahun. Nah selama ini saya hanya bisa membangun fisiknya, selanjutnya ingin membangun karakter juga melalui sekolah Tzu Chi Singkawang,” kata Pak Pui.

Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

21 Oktober 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan kamp Ertongban (Kamp kelas budi pekerti) selama 2 hari satu malam. Adapun para peserta kamp adalah anak-anak usia 8 – 12 tahun. Acara diadakan di Aula Jing Si lantai 2, Ruang Fu Hui Ting, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (18-19 Oktober 2014). Sebanyak 288 anak datang untuk mengikuti kamp.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -