Relawan membungkus cang satu per satu, dengan setiap ikatan benang sebagai simbol kasih yang menyatukan hati.
Dalam rangka melestarikan budaya dan menyebarkan semangat cinta kasih, Tzu Chi Batam kembali mengadakan kegiatan tahunan bertajuk Pekan Amal Nyonya Cang Vegetarian, 28-30 Mei 2025. Kegiatan ini berhasil menjual 748 paket cang vegetarian, melebihi target awal yang ditetapkan sebanyak 700 paket.
Selain untuk melestarikan kuliner tradisional, penjualan kue cang ini juga menjadi ajang penggalangan dana dan wadah kolaborasi antar-relawan. “Tahun ini kita tingkatkan target dari 600 menjadi 700 paket. Tapi ternyata antusiasme masyarakat sangat besar, hingga akhirnya tercapai 748 paket,” ujar Dukman, koordinator kegiatan.
Relawan Tzu Chi Batam bergotong royong mempersiapkan bahan-bahan cang vegetarian, dilandasi semangat cinta kasih dan kebersamaan.
Dengan bimbingan relawan senior, para relawan pria turut berkontribusi dalam proses memasak bahan.
Dalam proses produksinya, relawan memastikan kualitas rasa tetap terjaga meski diproduksi dalam jumlah besar. “Kita harus tes masak dulu, seperti tadi kita sempat tes dulu dengan satu kuali. Kita masaknya berapa lama, mau gimana aduk segala macam untuk kualitas kontrolnya ini” kata Mulyanto, relawan Komite Tzu Chi Batam.
Selain relawan, masyarakat umum juga berperan penting dalam kesuksesan kegiatan ini. Salah satunya Yeni, seorang donatur yang dulunya pernah menerima bantuan medis dari Tzu Chi. Belasan tahun lalu, Yeni pernah mengikuti baksos operasi. Kini, ia kembali hadir sebagai donatur dan pembeli di pekan amal “Saya beli bukan hanya karena enak, tapi karena ingin berpartisipasi dalam amal,” katanya.
Dukman (depan) membuka rangkaian kegiatan pembungkusan cang dengan doa bersama, sebagai bentuk rasa syukur dan harapan akan kelancaran kegiatan.
Cindy, salah satu pembeli setia, kembali membeli cang vegetarian dengan penuh antusias sebagai wujud dukungan terhadap kegiatan amal ini.
Cindy, pembeli lain yang telah rutin membeli cang vegetarian dari Tzu Chi selama bertahun-tahun, mengaku terkesan bukan hanya oleh cita rasa, tetapi juga semangat para relawan. “Menurutku, rasanya memang enak. Enak sih ga bohong, memang enak. Dan rasa Ai Xin (Cinta Kasih), banyak relawan di sini yang membantu luangkan waktunya panjang di sini. Habiskan waktu membuat cang untuk amal” ujarnya dengan penuh semangat.
Melalui kegiatan ini, Tzu Chi tidak hanya menjaga tradisi budaya Tionghoa, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berbuat baik melalui hal-hal sederhana. Seperti pesan Master Cheng Yen: “Dengan menciptakan lahan berkah sendiri, akan terajut jalinan berkah untuk diri sendiri pula.”
Editor: Metta Wulandari