Mengetuk Hati untuk Gempa Sumatera

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

fotoBanyak warga yang terketuk hatinya untuk bersumbangsih ketika melihat relawan Tzu Chi berkeliling dari rumah ke rumah mengetuk hati warga untuk meringankan derita korban gempa di Sumatera.

 

 

 

Terketuk dengan penderitaan warga di Kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat yang terkena musibah gempa berskala 7,6 skala Richter pada Rabu, 30 September 2009, sore ini, Kamis, 1 Oktober 2009, relawan Tzu Chi segera bergerak cepat mengetuk hati warga Pejagalan, Jakarta Utara untuk turut bersumbangsih.

 

 

Tepat pukul 14.00, 6 relawan Tzu Chi yang terdiri dari Lie Fie Lan, Bong Ming Tju, Sarinah Watih S., Ng Jam Njoek, Tjhiu Fong Mulyadi, dan Lina berkeliling menyambangi seluruh rumah di gang-gang kecil yang berada di Pejagalan V hanya untuk satu tujuan: mengetuk hati warga untuk berbagi kasih meringankan derita para korban bencana alam.

Membangkitkan Kepedulian
Banyak warga yang antusias untuk turut bersumbangsih melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Menurut Lie Fie Lan, saat ini dunia sedang banyak mengalami bencana. Sebelumnya sudah ada bencana topan Morakot di Taiwan, gempa di Tasikmalaya, dan kini gempa berkekuatan besar di mengguncang Sumatera.

foto  foto

Ket :- Dengan menghimpun dana dari orang banyak, maka akan semakin banyak karma baik yang terkumpul.            Relawan Tzu Chi berterima kasih dan bersyukur kepada warga yang turut berpartisipasi membantu korban            gempa. (kiri)
       - Tasudi, seorang pedagang bakso yang merasa iba mendengar banyak korban akibat gempa yang            mengguncang di wilayah Sumatera turut bersumbangsih dengan menyisihkan sebagian rezekinya melalui            kotak dana Tzu Chi. (kanan)

Dengan penggalangan dana ini, Fie Lan berharap bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara yang terkena musibah, dan juga dapat membangkitkan cinta kasih di hati mereka yang tidak terkena musibah. “Semoga kegiatan ini bisa membangkitkan cinta kasih mereka, jadi turut menyucikan hati manusia,” katanya.   

foto  foto

Ket : - Lie Siu Yin yang berharap agar dunia aman, tenteram dan terhindar dari bencana. Ia juga berdoa agar para             korban bisa dikuatkan dan ditabahkan hatinya.   (kiri)
         - Tidak hanya warga perumahan, relawan Tzu Chi juga mendatangi sejumlah perkantoran yang berada di             wilayah Pejagalan, Jakarta Utara. Hasilnya, banyak karyawan yang turut berdana melalui kotak amal             Tzu Chi.  (kanan)

Tasudi, seorang pedagang bakso di daerah itu mengaku turut berdana karena merasa kasihan terhadap korban yang terkena bencana. “Saya tidak bisa menyumbang banyak, hanya bisa kasih sedikit. Tapi biar sedikit saya ikhlas,” jelasnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Lie Siu Yin. Ia langsung terpanggil untuk turut menyumbang ketika melihat relawan Tzu Chi, karena menyadari kewajibannya sebagai orang yang tidak terkena musibah untuk berempati dan berbagi kepada yang terkena musibah. “Saya merasa kasihan di sana ada musibah. Kita tidak tahu kapan musibah itu datang, kalau bisa sih kita semua sehat-sehat. Harapan saya semoga para korban bisa dikuatkan hatinya,” kata Siu Yin.

Tak seorang pun bisa menerka kapan bencana itu datang. Tapi satu yang pasti, selagi ada kesempatan, isilah dengan kebajikan dan kepedulian terhadap sesama.

 

 

 
 

Artikel Terkait

Rumah Sehat, Keluarga Bahagia

Rumah Sehat, Keluarga Bahagia

13 Februari 2024

Endang Taslim dan istrinya, Siti Warni menangis bahagia ketika relawan Tzu Chi Bandung menyerahkan kunci rumah sebagai tanda selesainya pembangunan rumah dan menjadi hak mereka. Pun dengan Nasimun dan istrinya, Susmiati.

Dua Kemudahan Dalam Memberi Bantuan

Dua Kemudahan Dalam Memberi Bantuan

29 Januari 2013 Di hari itu juga relawan mulai mengumpulkan informasi tentang dampak dari gempa ini. Sehari kemudian, tanggal 23 Januari 2013, berdasarkan data dari Koran Serambi Indonesia, relawan mendapatkan informasi lokasi yang terkena musibah, yaitu kawasan Mane, Geumpang, dan Tangse.
Kelas Budi Pekerti: Belajar Peduli Lingkungan Sejak Dini

Kelas Budi Pekerti: Belajar Peduli Lingkungan Sejak Dini

21 September 2022

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini sedikit berbeda karena dilaksanakan di Pantai Ketam. Setibanya di lokasi, para Da Ai Mama mengajak siswa-siswi memperagakan isyarat tangan berjudul Ren Ren Zuo Huan Bao.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -