Menggalang Donasi dan Menggalang Hati

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat 2), Fotografer : Mery Hasan (He Qi Barat 2)


Aleh seorang pedagang tape yang tulus bersumbangsih. Ia merogoh uang bekalnya tanpa diminta oleh Insan Tzu Chi.

Pembangunan 3.000 unit rumah bagi korban bencana gempa di Lombok, Palu dan Donggala dari Yayasan Buddha Tzu Chi telah disepakati oleh pemerintah. Hal itu dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) bersama Tentara Nasonal Indonesia pada 15 oktober 2018.

Dengan mengadakan penggalangan dana, Yayasan Buddha Tzu Chi tidak hanya mengumpulkan materi, namun juga mengetuk hati masyarakat. Pada 10 dan 11 November 2018 lalu, insan Tzu Chi di wilayah Jakarta Barat mengajak seluruh masyarakat sekitar untuk berdonasi. Ada dua lokasi yang dipilih, yakni di Pasar Puri Indah pada hari Sabtu pagi, dan siangnya di Puri Indah Mall. Keesokan harinya relawan melanjutkan penggalangan dana masih di Puri Indah Mall.

Di Pasar Puri Indah ada seorang penjual tape yang bernama Aleh tanpa ragu mengulurkan donasi tanpa diminta. Padahal saat itu dagangannya belum laku, tapi dia merogoh uang bekalnya untuk bersumbangsih.

“Ini mah buat saudara sendiri, saya harus tulus ikhlas,” ujarnya.

“Jangan terlalu banyak menyumbang. Abang harus punya sisa uang,” kata relawan.

“Rezeki mah sudah ada yang mengatur,” ucapnya.

Ucapan Aleh terbukti, kurang dari dua jam dagangannya kemudian habis terjual.

Tindakan Aleh sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen bahwa “Berdana bukan hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan merupakan perwujudan dari cinta kasih yang tulus”.

 

Amelia (berbaju putih) salah seorang yang bersumbangsih dan sangat bersemangat ingin menjadi relawan Tzu Chi karena meneladani tayangan DAAI TV.


Sukacita berbagi nampak dari wajah donatur yang bersumbangsih di Puri Indah Mall.

Selain Aleh si pedagang tape, ada pula Wulan dan Amelia, yang selain bersumbangsih, juga tersentuh hatinya dan menyatakan keinginannya bergabung menjadi relawan Tzu Chi.

“Saya penonton setia DAAI TV. Banyak nilai nilai kemanusiaan yang harus saya ikuti. Kapan saya bisa ikut jadi relawan?”, ungkap Amelia bersemangat.

Hal ini membuktikan bahwa Insan Tzu Chi tidak sekedar menggalang donasi, namun juga menggalang hati agar barisan cinta kasih ini semakin berkembang. Setelah kegiatan usai, sesuai izin yang diberikan petugas pasar, maka kegiatan penggalangan donasi dan penggalangan hati diteruskan di Puri Indah Mall. Kegiatan diadakan selama dua hari, yaitu hari Sabtu dan minggu,10-11 November 2018.

Kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ini menyisakan kisah- kisah menarik. Banyak yang bersumbangsih dengan wajah syukur dan sukacita. Ada pula pertanyaan menarik dari seorang pengunjung yang tidak mau disebutkan namanya. Yang bersangkutan bertanya secara detail tentang Program 3.000 unit rumah dan tentang penggalangan dana yang dikumpulkan.

“Dari uang yang terkumpul ini, berapa persen bagian untuk Tzu Chi, berapa persen bagian untuk relawannya, dan berapa persen untuk korban bencana?” tanya pria muda tersebut. Lo Li Fang selaku koordinator kegiatan pun menjelaskan padanya.

“Tidak ada sepeser pun bagian yang harus diberikan sebagai kas Yayasan Buddha Tzu Chi, maupun kepada para relawan pribadi. Bahkan setiap kegiatan sosial ke daerah-daerah, semua relawan Tzu Chi berusaha dari dana sendiri. Bagian kami adalah ketulusan, keikhlasan, tekad dan kesungguhan hati untuk membantu sesama yang tertimpa bencana. Dana ini murni untuk 3.000 unit rumah yang direncanakan,” terang Lo Li Fang.

 

Relawan menggalang dana dan menggalang hati dengan tekad, semangat dan niat murni demi mewujudkan 3.000 unit rumah bagi korban bencana.

Penjelasan ini rupanya menyentuh hati pria muda tersebut. Dia kemudian meminta amplop dan memasukkan donasi yang cukup berharga dengan wajah berbahagia. Kisah-kisah kemanusiaan yang tertangkap dalam kegiatan dua hari ini menjadi cerminan betapa banyak insan yang sangat peduli terhadap sesama. Besar, maupun kecil dana yang disumbangsihkan tidaklah menjadi hal yang utama. Tetapi menjadi teladan bagi seluruh masyarakat.

Dan juga bagi insan Tzu Chi yang terlibat di dalamnya, dari persiapan izin, pengaturan Logistik, pengumpulan donasi, semua dilakukan dengan penuh ikhas.  Selain untuk menggalang donasi, relawan juga bertekad untuk terus melebarkan jangkauan dalam menggalang hati.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Gempa Palu: Warga Palu Tak Sendirian

Gempa Palu: Warga Palu Tak Sendirian

11 Oktober 2018

Melalui penggalangan dana untuk yang kesekian kali bagi warga korban gempa dan tsunami Palu, murid serta guru Sekolah Tzu Chi Indonesia ingin menyampaikan bahwa warga Palu tidak sendirian. Hari ini (11/10) giliran murid-murid dari unit secondary mulai dari kelas 7 hingga 12 dan sekitar 70 guru menghimpun dana untuk membantu para korban.

Menggalang Donasi dan Menggalang Hati

Menggalang Donasi dan Menggalang Hati

19 November 2018

Kisah-kisah yang tertangkap pada penggalangan dana pembangunan 3.000 rumah di Lombok dan Palu oleh insan Tzu Chi di wilayah Jakarta Barat, Pada 10 dan 11 November 2018 membuktikan betapa banyak insan yang sangat peduli terhadap sesama. Besar, maupun kecil dana yang disumbangsihkan tidaklah menjadi hal yang utama. Tetapi menjadi teladan bagi seluruh masyarakat.

Turut Memulihkan Kembali Kehidupan Korban Bencana

Turut Memulihkan Kembali Kehidupan Korban Bencana

26 Oktober 2018

Sejak MoU tentang pembangunan 3.000 unit rumah bagi korban gempa Lombok dan Palu ditandatangani, insan Tzu Chi bergerak mengajak masyarakat umum turut berdonasi. Di komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat, selama dua hari, 20-21 Oktober 2018, mereka menggalang dana di pusat perbelanjaan yang ramai dengan pengunjung.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -