Menggalang Hati Melalui Pelatihan Diri

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Elvana, Mawie Wijaya (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoPelatihan relawan abu putih ini diikuti sebanyak 51 relawan Pekanbaru.

Tanggal 23 Maret 2012, Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih. Pelatihan ini diikuti oleh 51 peserta yang sebagian pernah mengikuti pelatihan sebelumnya dan juga relawan baru yang bergabung dalam barisan Tzu Chi. Senandung lagu Da Chan Hui mengiringi langkah mereka memasuki aula pelatihan. Materi hari ini mengupas lebih dalam tentang Tzu Chi. Seperti yang Master Cheng Yen katakan bahwa sudah “tidak ada waktu lagi”. Insan Tzu Chi harus lebih sigap menggalang hati untuk menjalin jodoh yang baik di dalam satu lingkaran cinta kasih meneladani langkah Master.

Elisah shijie selaku koordinator pelatihan menyajikan materi tujuan diadakannya pelatihan. Juga kisah Master oleh Wismina shijie. Materi yang disampaikan oleh Hong Thay shixiong terkait bagaimana insan Tzu Chi menggalang hati menggalang dana. “Celengan bambu merupakan penerapan nyata dalam masyarakat. Dengan menggalang hati menggalang dana insan Tzu Chi telah menyalakan pelita hati di dalam diri,” ujar Mawie wijaya shixiong yang lebih banyak bersumbangsih di misi amal mendapat berkah untuk sharing langsung dengan peserta pelatihan tentang bagaimana cara kerja misi amal Tzu Chi dan dampak positif yang telah ia rasakan. “Dulu saya juga tidak mengerti menghargai berkah. Saya menghabiskan waktu dan materi untuk hal yang tidak baik. Dengan mengikuti kegiatan Tzu Chi di misi amal, saya melihat penderitaan orang. Di saat itu saya mulai menyadari bahwa sayalah yang bisa menolong diri saya sendiri. Bukan orang lain. Dan yang saya rasa istimewa di Tzu Chi adalah setelah kita menolong orang, kitalah yang harus berterima kasih kepada orang yang kita bantu tersebut. Di Tzu Chi benar-benar yang ada hanyalah cinta kasih universal tanpa batas,” tambahnya. Selain itu, sharing dilanjutkan oleh Lutiana shijie mengenai misi pendidikan. Semua peserta pun mendengar dengan cermat setiap bahan yang disajikan.

Mengenalkan Budaya Humanis Tzu Chi
Selain memaparkan tentang beberapa misi Tzu Chi, pelatihan kali ini juga diisi dengan peragaan langsung tata cara makan dan tata cara berpakaian yang berbudaya humanis. Selain memberikan contoh tata cara berpakaian yang berbudaya humanis, juga ditampilkan cara berpakaian yang tidak berbudaya humanis melalui sebuah drama singkat. Hal ini Ki Ho shixiong yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Perawan. Dia juga pernah mengikuti sebuah training motivasi yang diadakan oleh perusahaan tersebut, pelatihan itu mengupas tentang tujuan kehidupan. Di sana dikatakan bahwa, jika kita ingin berbuat baik, jangan ditunda. Hal inilah yang kiranya semakin mendorong niat baik Ki Ho shixiong untuk berada di jalan Tzu Chi.

foto    foto

Keterangan :

  • Para peserta pelatihan memasuki ruangan dengan penuh khidmat dan melakukan meditasi jalan (pradagsina) diiringi lagu Da Chan Hui sebelum memulai serangkaian acara (kiri).
  • Beberapa relawan memperagakan tata cara makan dan tata cara berpakaian yang berbudaya humanis Tzu Chi (kanan).

Hingga pada tahun 2010 beliau memberanikan diri untuk datang ke Rumah Tzu Chi Pekanbaru dan menjadi donatur. Tekad beliau semakin kuat saat menghadiri pemberkahan akhir tahun (Sui Mo Zhu Fu) Tzu Chi pada awal tahun 2011 di Pekanbaru. Hingga akhirnya ia pun ikut dalam barisan relawan abu putih dan mengikuti pelatihan pertamanya pada bulan Juni 2011. Dan pelatihan hari ini merupakan pelatihan yang kedua kalinya diikuti oleh Ki Ho shixiong. Jalinan jodoh terus berlanjut dengan menjadi salah satu relawan yang mengikuti isyarat tangan untuk acara Sui Mo Zhu Fu di awal tahun 2012. Walaupun letak tempat tinggal yang cukup jauh, beliau selalu bisa hadir dalam latihan. Memiliki latar belakang pendidikan yang baik, memotivasi beliau untuk bersumbangsih dengan menawarkan diri memberikan pembelajaran tambahan (les) secara rutin bagi seorang anak asuh Tzu Chi Pekanbaru agar anak-anak tersebut dapat menjadi anak yang berprestasi di sekolahnya. Beberapa kali mengikuti kegiatan kunjungan kasih menumbuhkan rasa syukur di dalam hati Ki Ho shixiong dan semakin giat untuk bersumbangsih.

foto   foto

Keterangan :

  • Tzu Ching memberikan semangat bagi semua peserta pelatihan dengan menampilkan sebuah isyarat tangan (kiri).
  • Para peserta diajak untuk menyegarkan pikiran melalui sebuah permainan yang mengharuskan mereka menggerakkan tangan dan kaki (kanan).

Menggalang Hati Anak-anak Muda
Tzu Ching turut mengisi acara melalui peragaan isyarat tangan dari lagu Tzu Chi versi Bahasa Inggris yang berjudul “Give Love”. Tersirat bahwa generasi muda juga hendak membantu Master Cheng Yen menyebarluaskan cinta kasih. Seperti yang diungkapkan oleh Cori Corleny, salah satu Tzu Ching yang turut memperagakan isyarat tangan. “Lagu ini mengingatkan kita bahwa cinta kasih dapat berwujud apa saja. Merupakan ungkapan bahasa jiwa, doa dan harapan bagi kebahagiaan orang lain. Senyuman, pengorbanan merupakan sumber kekuatan. Cinta kasih mampu menghapus kepedihan dan penderitaan setiap orang. Mengutip kata perenungan Master, cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan namun sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain. Karena itu mari kita bersama-sama berbagi dan menyebarkan cinta kasih yang tidak hanya merupakan perasaan yang dipendam dalam hati atau berupa kata-kata saja. Tetapi diwujudkan dalam sebuah tindakan yang nyata,” ujarnya.

Para peserta diajak untuk ice breaking melalui game yang mengandung makna didalamnya. Dimana peserta diminta untuk menggerakkan tangan kanan kiri searah jarum jam lalu berlawanan jarum jam. Menggerakkan kaki dan tangan kanan serta kiri searah jarum jam lalu berlawanan jarum jam, serta menggerakkannya berbarengan. Ketika melakukan gerakan yang terakhir ini, peserta merasa kesulitan. Permainan ini mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi. Bahkan kita tidak dapat mengontrol diri sendiri. Ketika kita mengatakan A belum tentu yang akan terjadi adalah A. Misalnya, kita selalu berpikir bahwa pada saat tua nanti baru kita akan melakukan perbuatan baik. Nanti kalau sudah tua baru mau bervegetarian. Namun, apakah kita masih memiliki waktu untuk sampai pada usia tua. Seperti kata Master, hari esok yang akan tiba dahulu atau ketidakkekalanlah yang akan tiba terlebih dahulu. Oleh sebab itu, apa yang bisa kita lakukan sekarang, lakukanlah. Selagi hal itu benar, jangan ditunda lagi.

  
 

Artikel Terkait

Membahagiakan Oma dan Opa di Senjarawi

Membahagiakan Oma dan Opa di Senjarawi

19 Agustus 2016
Kebahagiaan menyelimuti hati oma dan opa penghuni Panti Wreda Senjarawi. Mereka menerima kunjungan 15 orang relawan Tzu Chi Bandung yang memperlakukan mereka seperti orang tua sendiri.
Merangkai dan Memaknai Keindahan Bunga

Merangkai dan Memaknai Keindahan Bunga

01 Maret 2017

Jumat, 24 Februari 2017, Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) mengadakan workshop Hand Tied Bouquet Armature yang bertempat di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan workshop yang diikuti 25 peserta dari berbagai wilayah di Jakarta ini terselenggara berkat kerjasama TCUCEC dengan DPC IPBI (Ikatan Perangkai Bunga Indonesia) Jakarta Pusat.

Ramah Tamah Tzu Ching di Pontianak

Ramah Tamah Tzu Ching di Pontianak

07 November 2013 Generasi muda adalah harapan kita untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi. Mereka adalah ‘ahli waris’ generasi sebelumnya yang mengemban amanat dan tanggung jawab dalam mewujudkan keharmonisan di dunia ini.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -