Menghibur Hati yang Terluka

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy

fotoRelawan berharap bantuan ini dapat mengurangi sedikit penderitaan yang dirasakan oleh para korban.

“Dela mana, Erna mana..!” teriak Dresmi panik mencari anak dan cucunya saat kebakaran terjadi. Ia gelisah karena takut anaknya masih ada di dalam rumah. Kegelisahannya tersebut membuatnya pingsan dan tak sadarkan diri selama beberapa waktu. Syukurlah saat terbangun anak dan cucunya selamat, namun ia harus merelakan rumahnya habis dilalap api.

Kejadian ini terjadi pada hari Kamis sore, 6 Oktober 2011 lalu. Dresmi adalah salah satu dari 12 keluarga yang rumahnya hangus terbakar. Mereka tinggal di perkampungan yang terletak di dalam Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Rumah yang terbuat dari anyaman bambu dan tripleks membuat api yang disebabkan dari tabung gas yang bocor ini cepat menjalar. Tak ada barang-barang miliknya yang tersisa selain baju yang mereka kenakan saat itu.

Salah satu anaknya, Ernawati, anak kelimanya dari enam bersaudara yang duduk di bangku kelas 6 SD Dinamika, Bantar Gebang, Bekasi ini juga harus merelakan buku-buku pelajaran, seragam serta sepatunya hilang dalam kobaran api. Tampak di raut wajahnya masih tersirat kesedihan yang mendalam. Saat ingin sekolah ia bercerita kepada ibunya bahwa ia malu pergi ke sekolah karena tidak memiliki perlengkapan sekolah lagi, namun ia sangat ingin bersekolah. Sang ibu pun berusaha menghiburnya “Kalo di lapangan (saat mencari sampah di TPA-red) ketemu apa, nanti bisa dijual buat beli seragam ya,” ucap sang ibu. Melihat keadaannya sang guru di sekolah pun memberikan seragam dan buku untuk ia gunakan di sekolah.

foto  foto

Keterangan :

  • Ernawati (depan) bercita-cita menjadi seorang dokter agar dapat membantu ibunya yang selalu bekerja keras untuk membesarkannya. (kiri)
  • Dresmi (45) berusaha untuk tetap tegar dan tetap memberikan semangat bagi anaknya untuk terus belajar. (kanan)

Walau tak memiliki apapun lagi, namun mereka tetap berusaha untuk tegar dan tetap melanjutkan kehidupan mereka. Dresmi ingin anaknya Ernawati tetap terus sekolah agar ia tak meneruskan pekerjaan ibu dan ayahnya yang sehari-harinya mencari sampah untuk menafkahi hidup. Ia juga mengingatkan sang anak untuk terus rajin belajar dan mengaji untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Erna bercita-cita terus melanjutkan sekolah, ia ingin menjadi seorang dokter untuk membantu ibunya, “Erna mau sekolah,” ucap Erna yang berusaha untuk bersemangat lagi.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan bekerjasama saat menurunkan paket bantuan yang akan diberikan.(kiri)
  • Para relawan tak ingin kejadian ini memupuskan semangat belajar anak-anak tersebut karena harapan masa depan mereka ada pada pendidikan. (kanan)

Dukungan Untuk Para Korban
Selasa, 11 Oktober 2011, beberapa insan Tzu Chi yang tinggal di Bekasi datang memberikan 12 paket bantuan kebakaran kepada 12 keluarga. Relawan Tzu Chi mengetahui musibah ini saat sedang melakukan kunjungan kasih ke SD Dinamika pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011, dan mereka melihat ada anak yang tidak masuk sekolah. Saat itu juga mereka pun segera meninjau lokasi kegiatan dan segera melaporkan kejadian ini kepada yayasan. Setiap paket bantuan yang diberikan berisi peralatan mandi, handuk, sepasang sandal pria, sepasang sandal wanita, sepasang sepatu anak-anak, dan selimut. Relawan juga mengumpulkan baju yang masih layak pakai dari para relawan lainnya untuk diberikan kepada korban yang tertimpa musibah kebakaran.

Melihat keadaan warga yang sudah sulit, ditambah lagi tertimpa musibah kebakaran, relawan pun merasa iba dan ingin turut serta meringankan penderitaan mereka. “Kita juga manusia biasa, kita saja di dalam rumah kalo ada hujan kita merasa dingin, apalagi mereka yang nggak ada rumah sama sekali,” ucap Theresia Shijie yang menjadi koordinator pembagian paket ini. Diharapkan dengan bantuan ini dapat sedikit meringankan penderitaan mereka. Relawan pun berharap mereka segera memiliki rumah lagi untuk berteduh.

Satu tahun ini relawan Tzu Chi Bekasi aktif mengajar murid-murid di SD Dinamika, yaitu sekolah yang ditujukan bagi anak-anak yang tinggal di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang. Kali ini ada 5 orang murid SD Dinamika yang terkena musibah kebakaran sehingga menyebabkan buku dan perlengkapan sekolah mereka habis terbakar. Para relawan tak ingin kejadian ini memupuskan semangat belajar anak-anak tersebut karena harapan masa depan mereka ada pada pendidikan.  “Kita kasih support (dukungan-red) ke mereka bahwa mereka harus tetap sekolah biar pun mereka nggak pakai seragam, nggak pakai sandal, kita tetap kasih mereka masuk kelas jadi mereka tetap bisa masuk sekolah. Kita akan berusaha terus memantau agar anak-anak terus masuk sekolah,” ucap Theresia.

 

 

 

  

Artikel Terkait

"Ayo Belajar Memotret"

25 Juni 2011
Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama bagi relawan yang baru memiliki kamera DSLR. “Kegiatan ini sangat membantu, seperti saya yang baru pertama kali memiliki kamera jenis ini. Dengan kamera ini saya dapat menyalurkan hobi saya dan juga menyampaikan infomasi mengenai kegiatan Tzu Chi,” kata Bambang Shixiong.
Kasih Ibu, Luas dan Dalam

Kasih Ibu, Luas dan Dalam

23 Mei 2017
Pagi itu Tika datang sendirian ke aula rusun tanpa ditemani mama seperti anak-anak lainnya. Padahal hari itu, Minggu 21 Mei 2017 adalah peringatan Hari Ibu bagi anak-anak di Rusun Cinta Kasih Muara Angke, Jakarta Utara, yang diadakan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1.
Berbagi Kebahagiaan di Momen Imlek

Berbagi Kebahagiaan di Momen Imlek

02 Februari 2022

Sebanyak 600 paket beras dibagikan kepada warga perkampungan yang tinggal di belakang tanggul perairan melalui Vihara Buddha Jayanti dan Cetiya Theravada Dhamma Viriya.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -