Menghidangkan Ragam Rasa Kebaikan dalam Bulan Tujuh Penuh Berkah

Jurnalis : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Para relawan bekerja sama menyukseskan event vegan gratis Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun 2023 yang diadakan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Bulan tujuh dalam penanggalan Lunar telah lama dipandang oleh masyarakat Tionghoa dengan stigma negatif. Bulan tersebut sering dijuluki sebagai bulan yang misterius dan menyeramkan, serta erat kaitannya dengan hantu dan malapetaka. Namun, pandangan tersebut mendapat pembalikan makna oleh Tzu Chi dengan perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah tiap tahunnya.

Dalam merayakan Bulan Tujuh Penuh Berkah kali ini, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak orang-orang untuk mengikuti event vegan gratis yang diadakan dari tanggal 16 - 22 Agustus 2023. Tanggal yang dipilih bertepatan dengan awal bulan tujuh penanggalan Lunar.

Suriati (41) koki vegan dan vegetarian di Kota Batam yang sebelumnya telah lama berkontribusi sebagai relawan di Tanjung Balai Karimun pun diundang. Meski kini ia telah membuka bisnis kuliner vegetarian di Batam, ia dengan tulus turut serta dan bersumbangsih dalam kegiatan ini. Ia bahkan tidak memungut biaya atas jasanya memasak selama sepekan penuh, sebagai wujud kasih sayang pada sesama.

“Saya ditelepon oleh Ruxin shijie, Ketua Harian Tzu Chi Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Tahun ini, shijie yang biasanya tanggung jawab atas kegiatan ini, dia tidak bisa (ikut serta) karena sakit, jadi saya ditanya apakah saya bisa ambil alih memasak. Saya merasa itu kesempatan yang sangat bagus, saya langsung bilang iya, saya akan pulang ke Karimun,” tutur Suriati.

Suriati dan Darrel, duo ibu dan anak bekerja sama menyiapkan berbagai hidangan vegan yang lezat.

Dalam menyusun menu, Suriati mengubah resep hidangan yang biasanya tidak dapat dinikmati oleh kalangan vegan dan vegetarian karena mengandung daging hewani, menjadi hidangan vegan dengan cita rasa yang tak kalah gurih dan nikmat. Beberapa menunya antara lain nasi ayam Hainan, mie ayam, nasi bakar suwir dengan kemangi, dan sebagainya. Para peserta kegiatan pun sangat menyukai masakannya, bahkan peserta yang biasanya nonvegetarian merasa tiap hidangannya cocok di lidah, tidak jarang mengekspresikan rasa takjub mereka kepada Suriati.

“Master Cheng Yen sering mengingatkan kita untuk vegetarian, bahkan harus, jadi itu menjadi tekad atau niat saya. Saya bahagia semua pada suka, semoga masakan saya cocok dengan orang-orang, jadi lebih banyak orang yang dapat bervegetarian,” ujar Suriati.

Bekerjasama dengan anaknya, Darrell Berwyn (17) yang tak kalah lihai dalam memasak, Suriati mempersiapkan berbagai hidangan vegan andalan mereka untuk makan malam para peserta kegiatan. Duo ibu dan anak ini bekerja sama menyiapkan berbagai hidangan dengan begitu efisien dan teliti. Tiap takaran bumbu, ukuran dan bentuk dari potongan bahan, warna serta porsi dari hidangan, semuanya dijaga agar tetap konsisten dan lezat maksimal.

Suriati dan Darrel, menceritakan dengan penuh senyuman mengenai sukacita mereka dapat memasak untuk Bulan Tujuh Penuh Berkah, serta mendapat respon positif dari para peserta.

Di tengah kesibukannya sekolah dan turnamen olahraga, ia dapat mengatur waktu agar bisa ikut serta berkontribusi dan membantu sang ibu. “Menurut saya selagi bisa saya bantu, memang seharusnya saya bantu, itu cara saya menaruh nilai dalam hidup saya, bermanfaat bagi orang lain,” jawab Darrell ketika ditanya alasan bersedia ikut berkontribusi pada kegiatan ini.

Sebanyak 21 relawan secara bergilir bersumbangsih menyukseskan kegiatan. Para relawan mulai menyibukkan diri, mempersiapkan makanan dari pukul 11.00 hingga 16.00 WIB di Teras Depo Daur Ulang KASIH (Karimun Bersih) yang telah disulap menjadi tempat memasak yang bersih, sejuk, dan leluasa.

Kemudian, hidangan yang telah dikemas dalam kemasan ramah lingkungan diantar ke Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada pukul 17.00 WIB, para peserta datang menjemput makan malam vegan yang lezat. Tiap peserta yang mendaftarkan diri diharuskan memilih durasi bervegetaris sesuai kemampuan masing-masing. Apabila ada peserta yang bersedia bervegetaris selama lebih dari satu pekan, ia dapat melakukannya secara mandiri.

Pannavara, anggota Tzu Ching yang sedang menjalani libur panjang, menghabiskan waktunya di Tzu Chi untuk membantu. Ia dengan tekun membungkus hidangan nasi bakar dengan daun pisang.

Pannavara Dhamma Viriya (20) anggota Tzu Ching yang sedang menjalani libur panjang, sering menghabiskan waktunya di Tzu Chi untuk bersumbangsih, kali ini ia juga turut membantu dalam kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah. Sejak kelas 3 SD, ia telah ikut serta dalam barisan Tzu Chi. Bahkan dari usia belia, lingkungan sekitar sudah mengajarkan bahaya dari bulan tujuh serta berbagai aturan yang harus dipatuhi, seperti contohnya tidak boleh keluar rumah setelah matahari terbenam.

“Sebelum mengenal Tzu Chi, pandangan saya terhadap bulan tujuh ini adalah bulan hantu, di mana pintu neraka terbuka dan hantu-hantu itu keluar berkeliaran untuk mencari makan. Setelah saya mengenal Tzu Chi, informasi baru yang saya dapatkan adalah bulan penuh berkah, di mana kita dapat mengurangi jodoh buruk terhadap makhluk,” ujar Pannavara.

Salah satu cara untuk mengurangi jodoh buruk dengan makhluk tentunya dapat dilakukan dengan bervegetaris. Dengan memilih pola hidup bervegetaris, kita dapat memutus mata rantai industri peternakan yang sering kali menyebabkan penderitaan pada makhluk hidup. Ini adalah langkah konkret dalam menghormati kehidupan semua makhluk.

Dengan bervegetaris, kita tak hanya memberikan manfaat yang besar pada tubuh kita, tetapi juga bermanfaat dari segi spiritual. Secara fisik, pola makan ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Kandungan serat, vitamin, dan mineral yang tinggi dalam makanan nabati memberikan manfaat bagi tubuh.

Secara spiritual, pola hidup bervegetaris mengajarkan kesederhanaan dan pengendalian diri. Dengan menghindari konsumsi daging, kita belajar untuk mengendalikan nafsu dan keinginan berlebihan, yang dapat memperkuat disiplin diri dan kebijaksanaan.

Makan malam vegan gratis yang disajikan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dari tanggal 16 hingga 22 Agustus 2023.

Tidak hanya bermanfaat bagi individu, pola hidup vegan dan vegetarian juga memiliki dampak positif pada lingkungan dan dunia secara keseluruhan. Produksi daging secara massal telah terbukti menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Dengan mengurangi konsumsi produk hewani, kita dapat membantu mengurangi jejak karbon dan merawat planet ini bagi generasi mendatang.

Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan tiap tahunnya menjadi panggilan dan pengingat untuk lebih sadar akan pilihan-pilihan konsumsi kita. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan dampak yang kita berikan pada lingkungan, makhluk hidup lainnya, dan juga pada diri kita sendiri. Tak hanya itu juga senantiasa mengingatkan kita untuk menciptakan berkah, membawa sukacita bagi sesama, serta menghormati dan berbakti pada orang tua.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Memaknai Bulan 7 Penuh Berkah

Memaknai Bulan 7 Penuh Berkah

23 Agustus 2017

Untuk merangkul lebih banyak Bodhisatwa yang memiliki niat tulus untuk bervegetarian, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan sosialisasi bulan tujuh penuh berkah, Minggu, 20 Agustus 2017.

Bulan 7 Penuh Berkah: Dimulai dari Sebersit Niat

Bulan 7 Penuh Berkah: Dimulai dari Sebersit Niat

18 Agustus 2014 Memulai kebiasaan baru adalah hal yang sulit, tetapi dengan mencobanya sedikit demi sedikit, dengan tekad yang kuat maka semua akan bisa dilakukan. Terlebih jika dilandasi dengan sebuah kebijaksanaan untuk turut melestarikan lingkungan, menyayangi semua makhluk, dan juga kesehatan diri kita sendiri.
Welas Asih Master Cheng Yen dalam Xiang Ji Fan

Welas Asih Master Cheng Yen dalam Xiang Ji Fan

12 Agustus 2014 Gudang bantuan bencana yang dimaksud adalah sebagai gudang Xiang Ji Fan (Nasi Jing Si), yang lahir dari kebijaksanaan Master Cheng Yen. Ide awal ini bermula saat seorang nenek di Taiwan mendapatkan bantuan beras Tzu Chi, namun ia tidak memiliki kemampuan untuk memasaknya.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -