Mengobati Fisik dan Batin Pasien

Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)
 
 

fotoPara relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih ke rumah Siti Aisah, guna mengetahui perkembangan kesehatan dan kondisi dirinya sekarang.

Relawan Tzu Chi Lampung terus menggalakkan kegiatan kunjungan kasih dan survei pengobatan. Dari sekian banyak aktivitas survei pengobatan, relawan menemukan seorang pasien kasus yang sangat memprihatinkan. Ia bernama Siti Aisah (65), seorang penderita benjolan di payudara. Sudah 4 tahun lamanya, Siti Aisah mengidap penyakit ini. Selama ini Siti  hanya berobat ke Puskemas, karena dirinya tidak memiliki biaya untuk pergi ke rumah sakit.

 

Penderitaan yang dialami ibu Siti Aisah terasa semakin berat ketika benjolan semakin membesar dan mulai mengeluarkan darah dari lubang lukanya. Siti Aisah tinggal bersama dengan Amin Siswoyo (85), suaminya yang juga sudah lanjut usia dan ketiga anaknya.

Rumah yang mereka huni adalah rumah sederhana dengan berdinding anyaman bambu dan berdiri di tanah kebun milik orang lain. Beruntung pemilik tanah berbaik hati dan meminjamkan lahannya untuk digunakan oleh Siti dan keluarga. Hal ini karena pekerjaan Amin dahulu adalah mengurus lahan ini sehingga kini ia dan keluarga dapat tinggal di tanah tersebut. Tetapi karena sakit, Amin tidak lagi sanggup bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari didapat dari tetangga sekitar. Adapun ketiga anaknya juga hidup dengan kemampuan ekonomi yang  kurang yaitu anak pertama sebagai pembantu di rumah makan, anak kedua sebagai buruh cuci, dan anak ketiga sebagai tukang parkir.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi selalu mendampingi Siti Aisah baik disaat sedang menjalani pengobatan. Selain itu, relawan juga mengantarkan Siti Aisah kembali ke rumahnya (kiri).
  • Selain mengobati fisik pasien, relawan juga mengobati hati pasien agar tidak dipenuhi dengan kekhawatiran, sehingga proses pengobatan yang dijalaninya dapat berjalan dengan lancar (kanan).

Saat relawan berkunjung ke rumah Siti untuk melakukan survei pada tanggal 16 November 2012, relawan melihat jika data yang diberikan ketika Siti mengajukan permohonan bantuan adalah benar adanya. Setelah melakukan diskusi dengan para relawan survei lainnya, maka relawan Tzu Chi Lampung menyetujui permohonan pengobatan kemoterapi Siti Aisah. Tindakan selanjutnya dari Tzu Chi Lampung adalah membantu Siti dalam mengurus penyelesaian administrasi  untuk kelengkapan data JAMKESDA, membantu biaya transport periksa awal ke rumah sakit, dan memberikan bantuan biaya makan selama berobat.

Beberapa minggu berselang, pada tanggal 04 Desember 2012 relawan Tzu Chi Lampung membawa ibu Siti Aisah untuk menjalani Kemoterapi pertama di Rumah Sakit Abdul Muluk. “Saya ucapkan terima kasih untuk pertolongan dari Tzu Chi sehingga saya bisa berobat ke rumah sakit. Karena tanpa bantuan relawan yang mengurusi administrasi dan biaya-biaya lain, tidak mungkin saya bisa di Kemoterapi yang biayanya sangat mahal,” ucap Siti dengan penuh haru kepada relawan Tzu Chi Lampung. Saat dikunjungi beberapa hari kemudian, kondisi Siti Aisah sudah lebih baik dan Siti Aisah sudah mulai dapat makan lebih banyak.

Perasaan bahagia dan tenang kini mulai dapat dirasakan oleh Siti Aisah. Pengobatan yang dijalani dan dukungan semangat dari relawan, membuat hari-harinya semakin cerah dan bersahaja. Hal inilah yang terus dilakukan oleh relawan Tzu Chi. Relawan tidak hanya mengobati fisik pasien tetapi juga mengobati kekhawatiran dan kesedihan di hati pasien menjadi sebuah perasaan sukacita dan bermakna.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Membebaskan Derita Pasien

Suara Kasih: Membebaskan Derita Pasien

03 November 2011
Lihatlah Sri Lanka. Bila mengulas tentang Sri Lanka, hati saya dipenuhi rasa syukur. Meski Tzu Chi berasal dari Taiwan, namun telah terdapat insan Tzu Chi di Thailand maupun Sri Lanka. Meski mayoritas warga Sri Lanka menganut agama Islam, namun Tzu Chi membawa semangat Buddha ke negara tersebut.
Mengajak Adik-adik Menjaga Lingkungan

Mengajak Adik-adik Menjaga Lingkungan

23 Maret 2009 “Acara seperti ini bagus sekali, kalau bisa sering-sering diadakan. Karena dengan training, kita bisa lihat dan mempraktikkan.” Ia mengaku setelah mengikuti acara sosialisasi ini, dirinya akan melakukan perubahan gaya hidup yang mengarah ke pelestarian lingkungan. Salah satunya dengan tidak menggunakan plastik dan styrofoam.“
Setiap Orang Adalah Benih Cinta Kasih

Setiap Orang Adalah Benih Cinta Kasih

21 Februari 2014 Dengan ada Celengan bambu membuat kita lebih memahami apa itu cinta kasih universal dan berbagi antar sesama dengan sebuah hati tulus penuh cinta kasih dan saling peduli satu sama lain tanpa membeda-bedakan golongan.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -