Mengobati Fisik dan Batin Pasien
Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)|
|
| ||
Penderitaan yang dialami ibu Siti Aisah terasa semakin berat ketika benjolan semakin membesar dan mulai mengeluarkan darah dari lubang lukanya. Siti Aisah tinggal bersama dengan Amin Siswoyo (85), suaminya yang juga sudah lanjut usia dan ketiga anaknya. Rumah yang mereka huni adalah rumah sederhana dengan berdinding anyaman bambu dan berdiri di tanah kebun milik orang lain. Beruntung pemilik tanah berbaik hati dan meminjamkan lahannya untuk digunakan oleh Siti dan keluarga. Hal ini karena pekerjaan Amin dahulu adalah mengurus lahan ini sehingga kini ia dan keluarga dapat tinggal di tanah tersebut. Tetapi karena sakit, Amin tidak lagi sanggup bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari didapat dari tetangga sekitar. Adapun ketiga anaknya juga hidup dengan kemampuan ekonomi yang kurang yaitu anak pertama sebagai pembantu di rumah makan, anak kedua sebagai buruh cuci, dan anak ketiga sebagai tukang parkir.
Keterangan :
Saat relawan berkunjung ke rumah Siti untuk melakukan survei pada tanggal 16 November 2012, relawan melihat jika data yang diberikan ketika Siti mengajukan permohonan bantuan adalah benar adanya. Setelah melakukan diskusi dengan para relawan survei lainnya, maka relawan Tzu Chi Lampung menyetujui permohonan pengobatan kemoterapi Siti Aisah. Tindakan selanjutnya dari Tzu Chi Lampung adalah membantu Siti dalam mengurus penyelesaian administrasi untuk kelengkapan data JAMKESDA, membantu biaya transport periksa awal ke rumah sakit, dan memberikan bantuan biaya makan selama berobat. Beberapa minggu berselang, pada tanggal 04 Desember 2012 relawan Tzu Chi Lampung membawa ibu Siti Aisah untuk menjalani Kemoterapi pertama di Rumah Sakit Abdul Muluk. “Saya ucapkan terima kasih untuk pertolongan dari Tzu Chi sehingga saya bisa berobat ke rumah sakit. Karena tanpa bantuan relawan yang mengurusi administrasi dan biaya-biaya lain, tidak mungkin saya bisa di Kemoterapi yang biayanya sangat mahal,” ucap Siti dengan penuh haru kepada relawan Tzu Chi Lampung. Saat dikunjungi beberapa hari kemudian, kondisi Siti Aisah sudah lebih baik dan Siti Aisah sudah mulai dapat makan lebih banyak. Perasaan bahagia dan tenang kini mulai dapat dirasakan oleh Siti Aisah. Pengobatan yang dijalani dan dukungan semangat dari relawan, membuat hari-harinya semakin cerah dan bersahaja. Hal inilah yang terus dilakukan oleh relawan Tzu Chi. Relawan tidak hanya mengobati fisik pasien tetapi juga mengobati kekhawatiran dan kesedihan di hati pasien menjadi sebuah perasaan sukacita dan bermakna. | |||
Artikel Terkait
Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-109: Memulihkan Penglihatan Masyarakat Minang
24 November 2015Penyakit memang menjadi momok bagi setiap orang, terlebih bagi mereka yang kurang mampu dari segi materi. Sehingga, pada 21-22 November 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Baksos Kesehatan Ke-109 Operasi Katarak dan Bibir Sumbing yang bekerja sama dengan Komando Resort Militer 032 Wirabraja di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo, Padang, Sumatera Barat.
Pohon Cinta Kasih yang Terus Tumbuh di Desa Binaan
28 November 2016Puluhan relawan tua-muda pagi itu sudah berada di Kantor Tzu Chi Singkawang. Mereka menyiapkan beberapa keperluan dengan wajah ceria seakan hendak pergi rekreasi keluarga. Insan Tzu Chi Singkawang tengah bersiap melaksanakan kunjungan kasih menuju Desa Binaan yang berjarak tempuh 50 kilometer.








Sitemap