Mengobati Tanpa Perbedaan

Jurnalis : Thio Verna (He Qi Utara), Fotografer : Thio Verna (He Qi Utara)
 

fotoMemberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas adalah prinsip yang ditanamkan oleh setiap relawan Tzu Chi.

Sembuh dari sakit merupakan harapan terbesar dari setiap orang. Seseorang rela mengeluarkan uang sebesar apapun demi sembuh dari sakitnya. Hanya saja, tidak semua orang memiliki kemampuan keuangan yang cukup untuk membiayai penyembuhan tersebut. Pada suatu kesempatan yang baik, para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi bersama-sama menggarap dan mengumpulkan benih kebajikan dengan mengobati para penderita hernia (71 pasien), tumor (48 pasien), katarak (103 pasien), pterygium (3 pasien) dan bibir sumbing (1 pasien) dengan total 226 orang pasien dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi yang ke-73.

Bekerja sama dengan RS Sentra Medika Cibinong, Tzu Chi mengadakan baksos selama 2 (dua) hari, yaitu pada tanggal 19-20 Maret 2011. Baksos ini dapat terlaksana dengan baik atas partisipasi para relawan yang telah menyumbangkan tenaga dan pemikirannya.

Sejenak pada saat pelaksanaan semua sudah berjalan dengan apa adanya sesuai prosedur yang ada dan tidak membutuhkan banyak persiapan, tetapi ternyata tidak. Di belakang dan jauh sebelum itu relawan Tzu Chi menyumbangkan waktu mereka untuk melakukan berbagai persiapan sebelum hari pelaksanaan tiba, seperti mengolah bank data agar dapat menginformasikan dan mengundang para calon pasien untuk mengikuti screening baksos, melakukan pencarian dan pemilihan pasien yang dapat dibantu menurut jenis penyakit, ketidakmampuannya, dan memeriksa kondisi kesehatan praoperasi para calon pasien, serta mengundang dan mengumpulkan para dokter.

Endang Shixiong baru 2 tahun lamanya bergabung dalam barisan insan Tzu Chi. Awalnya keterlibatan ini adalah ajakan atasannya, yaitu Liena Shijie pada tahun 2009. Karena rasa ingin tahunya mengenai Tzu Chi, ia pun terus mendalami dan menemukan bahwa tidak ada perbedaan agama, etnis, dan suku di Tzu Chi. Hingga kini Endang aktif di berbagai kegiatan Tzu Chi diantaranya bedah buku, daur ulang, pemerhati di RSKB, dan relawan pendamping pasien. "Terima kasih kepada Liena Shijie yang telah mempersatukan jalinan jodoh antara saya dengan Tzu Chi. Hingga kini keluarga dan tetangga turut mendukung dengan menjadi donatur tetap," ujar Endang.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada tengah malam, sambil menunggui para pasien yang baru menjalani operasi, para relawan mensosialisasikan tentang Tzu Chi pada para perawat. (kiri)
  • Sehari sebelum kegiatan baksos, para relawan logistik terlebih dahulu menyiapkan alat-alat kedokteran. (kanan)

Menghargai Setiap Kehidupan
Marcella kelahiran 7 Juli 2007 silam, didampingi oleh orang tuanya Hendry dan Heliana. Ia merupakan salah satu pasien yang berjodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Pada Kamis, 10 Maret 2011 mereka datang ke RSKB memeriksakan benjolan yang tumbuh membesar di pinggang belakang putri mereka. Setelah dicek dan diberitahukan biaya yang dibutuhkan, mereka mengaku tidak sanggup karena tidak mempunyai biaya sama sekali. Sang dokter memberitahukan agar mereka mendatangi ruang TIMA dan mendaftar sebagai peserta baksos. Sang ayah pun tanpa ragu mendaftar dan mengurus segala prosedur yang dibutuhkan. Dalam waktu kurang dari satu minggu mereka sudah menerima kabar bahwa Marcella dapat mengikuti acara baksos di Cibinong pada tanggal 20 Maret 2011.

Marcella dan kedua orang tuanya sudah tampak sejak pagi hari. Marcella yang sudah berganti pakaian operasi tampak sedikit bingung, tetapi para relawan yang berada di dalam ruang operasi tetap memberikan semangat dan hiburan kepada Marcella supaya dapat lebih tenang menjalani semua ini. Setelah selesai Marcella pun dipindahkan ke ruang pemulihan. Di sana kedua orang tua Marcella berkata, "Sangat berterima kasih untuk semua ini, khususnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu tanpa memandang perbedaan suku, ras, dan agama. Juga berterima kasih terhadap para relawan yang telah membuat kami semua menjadi lebih mudah menjalani ini semua."

Baksos berjalan dengan lancar. Saat baksos selesai tidak lupa pula para relawan yang berada di barisan depan berterima kasih kepada relawan yang bertugas di bagian konsumsi dan relawan bagian logistik yang sibuk membereskan segala peralatan dan perlengkapan pascaoperasi.

  
 

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-135 :  Janji Seorang Ibu yang Akhirnya Terpenuhi

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-135 : Janji Seorang Ibu yang Akhirnya Terpenuhi

30 November 2022
Ada pemandangan tak biasa di Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-135. Jika biasanya pasien operasi bibir sumbing umumnya anak-anak, kali ini ada pasien yang sudah berusia 29 tahun, M. Eryan Wahyudi namanya. 
Memanfaatkan waktu dengan bersumbangsih

Memanfaatkan waktu dengan bersumbangsih

02 Oktober 2012 Ketika waktu menunjukkan pukul 18.50, satu persatu peserta bedah buku mulai berdatangan ke Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi. Hari itu tanggal 19 September 2012, kami melakukan kegiatan bedah buku dengan pembicara Suherman Shixiong dengan tema “Memanfaatkan Waktu Dengan Bersumbangsih”.
Tzu Chi Indonesia Dukung Produk Inovasi Karya Anak Bangsa

Tzu Chi Indonesia Dukung Produk Inovasi Karya Anak Bangsa

17 Juni 2020

Tzu Chi Indonesia mendukung bermunculannya produk-produk riset, teknologi, dan inovasi karya anak bangsa terkait penanganan wabah Covid-19. Kemarin, Selasa 16 Juni 2020, Tzu Chi Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pemanfaatan produk-produk tersebut bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), perwakilan enam BUMN, swasta, dan filantropi.

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -