Menginspirasi “Gan En Hu” untuk Menambah Nilai Positif dalam Kehidupan

Jurnalis : Julin (Tzu Chi Medan), Fotografer : Effendy Leman, Julin, Liani Oei (Tzu Chi Medan)

Ekklesia membawakan lagu dengan penuh penghayatan hingga air matanya tak terbendung.

Relawan Tzu Chi Medan Perintis menggelar acara penuh semangat dan cinta kasih bagi Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Acara yang diadakan pada Minggu, 22 Desember 2024 ini berlangsung di lantai 3 gedung Kantor Tzu Chi Cabang Medan dan dihadiri oleh 195 orang peserta. Beragam kegiatan seperti layanan pangkas rambut dan foto gratis, pertunjukan menarik, makan siang bersama, hingga pembagiann bingkisan akhir tahun memeriahkan acara ini.

Jenni, koordinator acara dari relawan Medan Perintis, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tradisi tahunan untuk mengajak para Gan En Hu berkumpul di "rumah batin" mereka. "Saya merasa sangat senang melihat kekompakan para relawan sehingga acara berjalan lancar. Peserta pun terlihat antusias dan bahagia," ujar Jenni.

Siti Choo menyampaikan pesan cinta kasih, menginspirasi para Gan En Hu untuk terus berbagi dan bangkit.

Anak-anak memeluk orang tua mereka, menghargai setiap pengorbanan yang telah diberikan dengan penuh haru.

Acara dibuka oleh MC yang juga relawan Tzu Chi Medan, Aprianda dan Willey Eliot, dengan yel-yel penuh semangat menyambut tahun 2025: "Semangat Baru! Masa Depan Cerah! Yes Yes Yes!"

Peserta pun menyambutnya dengan sorak-sorai yang menggema.

Selanjutnya, diputarkan video berjudul Warisan Keluarga dari Master Cheng Yen. Pesan mendalam dari video ini mengingatkan semua orang untuk menghargai waktu dan menabur benih kebaikan. "Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai," ujar Master Cheng Yen.

Inspirasi dari Kata Perenungan
Peserta juga diajak merenungkan pesan-pesan bijak dari Master Cheng Yen, di antaranya:
  1. Orang yang tahu berpuas diri tidak akan pernah merasa kekurangan.
    Kebahagiaan sejati muncul saat kita menerima diri sendiri dan bersyukur atas apa yang dimiliki.
  2. Potensi manusia tidak terbatas.
    Setiap orang memiliki bakat yang bisa dikembangkan. Jangan ragu untuk berbuat baik dan membantu sesama.
  3. Kebahagiaan diukur dari seberapa sedikit keluhan kita.
    Bersyukur adalah kunci untuk menjalani hidup dengan damai dan bahagia.

Peserta merespons pesan-pesan ini dengan antusias. Salah satu anak asuh, Muhammad Rozi, berjanji untuk menggunakan tutur kata yang sopan dalam berbicara. Begitu pula Tumpak Panjaitan, seorang pensiunan guru, yang terinspirasi untuk menjadi relawan dan membantu sesama.

Para Gan En Hu menerima angpau dan suvenir dengan senyum penuh rasa syukur dan sukacita.

Hiburan dan Cinta Kasih
Acara semakin meriah dengan tarian adat Tor-Tor yang dibawakan oleh anak asuh, diikuti oleh relawan Sani Husiana yang ikut menari di atas panggung. Penampilan biola dari Dea Natasha Perangin-angin dengan lagu Cinta untuk Mama memukau para peserta dan menciptakan suasana haru.

Berpuncak pada perayaan Hari Ibu, diputarkan video yang menggambarkan pengorbanan seorang ibu. Para anak asuh diminta memeluk orang tua mereka sebagai bentuk penghargaan. Suasana haru pun menyelimuti ruangan.

Relawan Tzu Chi juga menyediakan layanan pangkas rambut gratis kepada para peserta.

Para Gan En Hu antusias memilih baju, tas, dan boneka di stan daur ulang sebagai hadiah penuh makna.

Relawan Komite Tzu Chi Medan, Siti Choo, menyampaikan pesan bahwa misi Tzu Chi berakar pada cinta kasih dan welas asih. "Bantuan yang diberikan bukan sekadar materi, tetapi untuk menginspirasi perubahan dan membangun kemandirian. Dari meminta menjadi memberi," ungkapnya.

Acara ditutup dengan doa bersama, pembagian bingkisan, dan sesi foto. Para Gan En Hu juga mendapat kesempatan memilih barang daur ulang seperti baju dan tas. Mereka pulang dengan hati yang penuh sukacita.

Seorang anak asuh berbagi cerita inspiratif yang menggugah hati semua peserta.

Dua Gan En Hu berbagi cerita mereka. Iskandar Alamsyah mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tzu Chi yang telah membantu keluarganya. Ia kini berkomitmen untuk melakukan pelestarian lingkungan dan membantu orang lain. Sementara itu, Rahmad Hidayat, seorang pemuda yang sempat kehilangan semangat akibat cacat fisik, bertekad untuk kembali bersekolah setelah pulih.

Dengan kegiatan ini, Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga menginspirasi para penerima bantuan untuk bangkit, berkontribusi, dan menambah nilai positif dalam kehidupan mereka. Semangat cinta kasih ini terus berlanjut, menciptakan lingkaran kebaikan tanpa akhir.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Bersama dalam Cinta Kasih, Menyambut Tahun Baru Imlek dengan Harapan

Bersama dalam Cinta Kasih, Menyambut Tahun Baru Imlek dengan Harapan

14 Februari 2025

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit mengadakan Gathering Imlek bagi penerima bantuan Tzu Chi, penuh dengan momen berbagi harapan, refleksi, dan kebersamaan. 

Menabung Niat Kebajikan Sejak Dini

Menabung Niat Kebajikan Sejak Dini

26 Januari 2023

Relawan amal komunitas He Qi Utara 2 kembali menggelar acara Gathering Gan En Hu yang diadakan rutin setiap bulan. Sebanyak 39 relawan beserta 34 gan en hu larut dalam rasa syukur dan kebahagiaan.

Bersyukur dan Bersemangat, Perjalanan Hidup Ferry Didampingi Tzu Chi Bandung

Bersyukur dan Bersemangat, Perjalanan Hidup Ferry Didampingi Tzu Chi Bandung

13 Maret 2025

Sebanyak 51 Gan En Hu berkumpul di Aula Jing Si Bandung. Salah satunya Ferry yang menderita TB Tulang Belakang dan telah dibantu oleh Tzu Chi Bandung selama tiga tahun.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -