Langit cerah, pepohonan hijau, dan angin semilir menjadi saksi semangat para relawan Tzu Chi komunits He Qi Barat 1 yang bergotong royong di bawah tenda biru. Mereka bersama-sama menjalankan misi pelestarian lingkungan dengan penuh sukacita.
Langit cerah, angin semilir, dan rimbunnya pepohonan menyambut hangat kegiatan Pelestarian Lingkungan (PL) Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 pada Minggu pagi, 21 September 2025. Di bawah tenda biru yang berdiri di Perumahan Citra Garden 2, Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, suasana penuh semangat tercipta sejak pukul 07.00 WIB.
Warga sekitar berdatangan membawa sumbangan barang-barang daur ulang: botol plastik, kardus, buku, kertas, mainan, hingga baju layak pakai. Setiap barang yang diserahkan menjadi bukti kecil bahwa kepedulian bisa dimulai dari rumah.
Warga dengan wajah sumringah tampak antusias mengantarkan barang-barang daur ulang. Sebuah wujud nyata cinta bumi dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Nana dan Anto menyimak penjelasan singkat dari relawan Tzu Chi. Keduanya pun dengan senang hati menerima informasi lanjutan mengenai kegiatan-kegiatan Tzu Chi berikutnya.
Salah satu pasangan suami istri, Nana dan Anto, datang dengan senyum hangat. Mereka mengetahui acara ini lewat spanduk yang dipasang sejak seminggu lalu. “Kami sudah beberapa kali antar barang ke sini. Kalau beres-beres rumah dan menemukan baju yang masih bagus, biasanya langsung kami kumpulkan untuk disumbangkan,” ujar Nana. Bagi mereka, mendonasikan barang bukan hanya sekadar membersihkan rumah, tapi juga berbagi kehidupan baru bagi yang membutuhkan.
Tak hanya warga, enam murid Sekolah Kairos juga ikut ambil bagian. Meski awalnya hadir karena program Community Service, mereka larut dalam semangat kebersamaan. Dengan penuh tenaga, mereka memilah botol plastik, membantu bongkar tenda, hingga mengangkat hasil daur ulang ke mobil.
Ronald, siswa kelas 12, merasakan pelajaran berharga. “Saya jadi lebih menghargai bumi. Tidak semua anak punya kesempatan melakukan hal seperti ini. Saya bersyukur bisa ikut berbuat baik untuk bumi”, tutur Ronald.
Joshua (membungkuk) bersama Ronald (berdiri, tengah) dan rekan-rekannya tampak bersemangat menginjak botol plastik yang keras agar lebih mudah dikarungkan. Kekompakan mereka memperlihatkan semangat kerja sama yang tulus.
Sementara sahabatnya, Joshua, mendapatkan pengalaman yang lebih dalam. Joshua berkata, “Dari sini saya jadi lebih menghargai para pemulung. Empati dan simpati saya tumbuh, juga kagum melihat team work relawan Tzu Chi—ada passion dan kindness yang nyata.”
Kegiatan ini diikuti oleh 22 orang, yang bahu-membahu selama tiga jam penuh. Bagi Fiona, yang untuk pertama kalinya dipercaya menjadi koordinator, momen ini terasa sangat berkesan. “Saya bahagia sekaligus terharu. Lewat acara sebulan sekali ini, anak-anak bisa membuka mata lebih lebar tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Mendengar Joshua berbicara soal relawan Tzu Chi, rasanya semua pengorbanan waktu dan tenaga benar-benar terbayarkan.”
Bagi Fiona (berdiri, paling kanan), yang untuk pertama kalinya dipercaya menjadi koordinator, momen ini terasa begitu berkesan. Ia bahagia melihat relawan Tzu Chi dan para murid bekerja sama dengan harmoni, penuh kehangatan, dan rasa nyaman.
Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa barang bekas bisa membawa berkah, bukan hanya bagi bumi yang lebih bersih, tetapi juga bagi hati yang ikut tersucikan. Seperti Dharma Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, yaitu, “Tujuan pelestarian lingkungan selain memurnikan gunung, memurnikan laut, memurnikan bumi, juga harus memurnikan batin manusia.”
Dari mengolah barang daur ulang, sesungguhnya kita juga sedang mengolah batin—menumbuhkan kepedulian, welas asih, dan cinta kasih untuk bumi serta sesama.
Editor: Arimami Suryo A.