Menjadi Penyelamat Hidup Bagi Orang Lain
Jurnalis : Indira, Fotografer : Cindy Kusuma
|
| ||
Kata-kata ini dilantunkan dengan indah oleh Prof. Tseng Han Jung, pimpinan Tzu Chi University Continuing Education Center di Taiwan, dalam kegiatan training pada 31 Juli 2012. Trainingpada pagi itu merupakan salah satu dari serangkaian acara Pelatihan Pengembangan Pendidikan Masyarakat oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bertujuan sebagai pelatihan internal untuk para relawan pendidikan yang nantinya akan berperan sebagai bibit pengajar dan pendamping di Pusat Pengembangan Pendidikan Masyarakat Tzu Chi Indonesia. Melalui training yang bertemakan “Menjadi Penyelamat Hidup Bagi Orang Lain” ini, Prof. Tseng mengajak para relawan untuk menempatkan diri sebagai pribadi yang selalu siap membantu dan berkorban untuk orang lain di sekitarnya. Penggunaan Kata Perenungan Master Cheng Yen, yakni “Kebahagiaan yang diperoleh melalu berdana lebih besar daripada menerima”, melengkapi dan memperdalam makna dari tema training tersebut. Untuk menjadi seorang pribadi yang bersedia dengan tulus untuk menjadi penyelamat hidup bagi orang lain, hendaknya memiliki jiwa yang rendah hati. Inilah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Seorang pengajar sosial Prof. Tseng dalam training pada pagi itu mengajukan pendapat bahwa seorang guru sebagai penuntun jalan bagi muridnya hendaknya berjiwa rendah hati dan senantiasa berterima kasih (gan en) pada muridnya. Adalah suatu tugas pokok yang wajib dilakukan seorang guru untuk menuntun setiap muridnya ke jalan dimana ia dapat menemukan kelebihan dan kekuatan dalam dirinya dan membimbing mereka hingga menjadi pemenang di penghujung proses pembelajaran mereka. Dengan bermodalkan sebuah jiwa yang rendah hati, yakni menganggap bahwa sang murid yang memiliki kekurangan bukanlah murid yang bodoh, melainkan diri sendiri sebagai guru yang belum menggunakan cara pengajaran yang baik dan benar, niscaya sang guru dapat menjadi penyelamat hidup bagi muridnya.
Keterangan :
Demikianlah tema “Menjadi Penyelamat Hidup Bagi Orang Lain” ini disampaikan begitu mendalam kepada 47 relawan Tzu Chi yang hadir pada training yang diselenggarakan untuk persiapan pendirian Pusat Pengembangan Pendidikan Masyarakat oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tersebut. Prof. Tseng saat menerima wawancara dari tim 3 in 1 menyatakan bahwa beliau bersama dengan tim dari Tzu Chi University Continuing Education Center di Taiwan menaruh harapan besar pada Tzu Chi Indonesia atas keberhasilan pendirian Pusat Pengembangan Pendidikan Masyarakat bulan Januari mendatang. “Para relawan Indonesia sangat bersungguh- sungguh,” tuturnya. “Kedatangan kami ke Indonesia juga dikarenakan oleh kesungguhan para relawan di sini yang membuat kami sangat terharu. Kami memiliki suatu impian, dimana Bagian Pendidikan Masyarakat Tzu Chi di Indonesia nantinya akan menjadi teladan bagi Tzu Chi di seluruh dunia, dan kami yakin hal itu bisa terjadi.” Prof. Tseng menuturkan dengan jelas dan lantang keyakinannya pada para relawan Tzu Chi Indonesia. Bukti Kesungguhan Hati Dengan mempertahankan kesungguhan yang dimiliki sekarang, niscaya para insan Tzu Chi dapat menjadi penyelamat hidup bagi orang–orang di sekitarnya dan mendapati kebahagiaan batin dari tindakan penyelamatannya. Seperti yang terucap dengan indah dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Orang yang hatinya penuh dengan cinta kasih adalah orang yang paling berbahagia.” |
| ||
Artikel Terkait
Ketulusan Dalam Memberikan Cinta Kasih
07 Oktober 2010 Kamis, 30 September 2010. Insan Tzu Chi kembali menebar cinta kasihnya di panti sosial Tresna Werdha Senjarawi, yang dihuni 60 oma dan 28 opa. Berlokasi di Jln. Jeruk No 7, Bandung, kunjungan kasih ini melibatkan 18 relawan Tzu Chi Bandung (terdiri dari 10 biru putih, 5 abu putih, dan 3 relawan baru).Lebih Dekat dengan Para Pengungsi di Palu dan Sigi
02 Oktober 2019Proses verifikasi warga korban gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sulteng dilakukan relawan Tzu Chi pada tanggal 28-29 September 2019. Relawan juga berkesempatan mengunjungi dan memberi perhatian kepada para pengungsi di berbagai lokasi pengungsian.