Menjaga Kesehatan Opa dan Oma

Jurnalis : Dina (He Qi Utara), Fotografer : Aping Rianto (He Qi Utara)
 
 

fotoMinggu. 3 Juli 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan bakti sosial kesehatan bagi warga berusia lanjut di daerah Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Minggu pagi, tanggal 3 Juli 2011 merupakan hari yang ditunggu–tunggu oleh para lansia di daerah Pademangan Barat karena pada hari itu bertempat di Sekretariat Pademangan Barat, diadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi para lansia yang rata–rata berumur 55 tahun sampai yang tertinggi berumur 101 tahun.

 

Menurut salah satu relawan yang ikut bersumbangsih pada baksos ini yang bernama Liliana Shijie, “Proses pelaksanaan baksos ini telah berjalan sejak 4 bulan yang lalu, di mana relawan langsung turun ke lapangan untuk mendata calon lansia yang membutuhkan pengobatan. Data tersebut lalu dibawa ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi pusat untuk di ajukan. Dan kira–kira 1 bulan yang lalu diadakan survei langsung, yang dibantu oleh masyarakat sekitar untuk mendata ulang lansia yang benar–benar membutuhkan pengobatan.”

Baksos lansia ini baru pertama kali diadakan di daerah Pademangan ini. Dalam baksos ini dibantu oleh kurang lebih 7 orang dokter, 3 perawat dan 5 apoteker serta 25 orang relawan. Baksos dimulai pada pukul 8 pagi yang dikoordinatori langsung oleh Chandra Shixiong. Dari survei tersebut maka terkumpullah data lansia yang diberikan kupon untuk dapat berobat gratis sebanyak 320 orang. Saat itu kupon yang diberikan kurang, namun jika lansia tersebut tidak mendapatkan kupon maka tetap bisa datang untuk berobat gratis.

foto  foto

Keterangan :

  • Para lansia yang mengikuti baksos ini berusia antara 55 tahun hingga 101 tahun. (kiri)
  • Bakti sosial kesehatan bagi para lansia ini pertama kali diadakan di daerah Pademangan Barat, Jakarta Utara.(kanan)

Antusias warga sekitar sangat bagus, seperti halnya dengan Surianingsih (58 tahun). Ibu yang memiliki 6 orang anak ini terkena stroke dan duduk di kursi roda. Ia datang bersama suaminya. Penyakit stroke telah menyerang dirinya kurang lebih selama 1 tahun, namun karena keterbatasan biaya, maka Surianingsih tidak sanggup untuk berobat di rumah sakit.  “Saya sangat senang sekali diadakan baksos pengobatan ini, karena dengan berobat di sini mudah–mudahan stroke saya bisa sembuh dan saya dapat berjalan kembali,” tutur Surianingsih dengan wajah yang penuh haru.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan memperlakukan para pasien dengan penuh kehangatan seperti orangtua mereka sendiri. (kiri)
  • Para opa dan oma ini merupakan orang tua yang sangat berjasa, jadi sudah sepatutnya kita ikut menjaga kesehatan mereka.(kanan)

Lain lagi dengan Bapak Siron (91 tahun) yang datang bersama anak satu–satunya yang bernama Suhari (50 tahun) yang tinggal di RW 14. Ia datang berobat karena menderita sakit kepala serta dengkul kakinya agak lemas sehingga sulit untuk berjalan. “Selama ini jika sakit kepala, bapak hanya minum obat penghilang rasa sakit yang dibeli di warung. Bapak tidak pernah berobat ke rumah sakit maupun Puskesmas,” tutur Suhari anaknya. Dalam keluarga Bapak Siron masih terdapat istrinya yang bernama Suharni (85 tahun) yang tidak bisa datang ke baksos ini karena tidak dapat berjalan, “Istri saya hanya bisa duduk di kursi roda karena 2 tahun yang lalu terjatuh sehingga menyebabkan kondisinya tidak dapat berjalan lagi,” kata Bapak Siron.  Walaupun ada keinginannya untuk mengajak istrinya agar dapat berobat, namun apa daya Bapak Siron beserta anaknya tidak dapat membawa istri maupun ibunya untuk datang berobat.

Bukan hanya Bapak Siron dan Ibu Surianingsih yang memiliki masalah keuangan dalam berobat, namun masih banyak lansia yang benar–benar membutuhkan pengobatan gratis seperti ini. Banyak sekali kisah–kisah yang bisa didapat dalam baksos lansia ini yang sangat menggugah dan menyentuh hati. Para lansia ini merupakan orang tua yang sangat berjasa kepada kita. Jadi  sudah sepatutnya kita ikut menjaga kesehatan mereka. Walaupun kita bukanlah keluarga mereka, kita juga harus memerhatikan dan peduli dengan kesehatan mereka sama seperti kita memperlakukan orang tua maupun keluarga sendiri, karena dalam segenap hidupnya mereka telah bersusah payah untuk bekerja dari muda sampai tua  tanpa mempedulikan dampak yang di dapat di masa tua mereka, demi membangun sebuah keluarga yang berkecukupan.

  
 

Artikel Terkait

Bersama Mendalami Dharma

Bersama Mendalami Dharma

24 April 2014

Kita semua memiliki jalinan jodoh yang sedemikian besarnya sehingga bisa bergabung dalam Tzu Chi dan memiliki kesempatan untuk mendengarkan Dharma.

Bantuan Bagi Warga yang Tertimpa Musibah Puting Beliung di Batam

Bantuan Bagi Warga yang Tertimpa Musibah Puting Beliung di Batam

26 Juli 2023

Tzu Chi Batam kembali menyalurkan bantuan kepada warga korban bencana puting beliung yang terjadi pada 24 Juni 2023 lalu yang memporak-porandakan 102 rumah. 

Titik Balik Kehidupan

Titik Balik Kehidupan

25 Maret 2014 Kabar bahagia seperti ini bahkan tak berani diimpikannya. “Saya hanya berharap Aep bisa lihat, bisa keluar rumah seperti teman-temannya,” ujarnya. Aep sendiri telah tumbuh menjadi anak yang sangat pemalu dan tertutup, meski senyum terus terukir di wajahnya yang polos.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -