Pembukaan acara dubuka oleh MC, Metta Sari Wangsadidjaya.
Semangat menggelora menyertai langkah relawan Komunitas He Qi Tangerang saat mengadakan Mini Training Zhen Shan Mei (ZSM) ke-2 Tahun 2025. Jika sebelumnya fokus pada pelatihan fotografi, kali ini peserta diajak belajar menulis artikel dengan tema Menulis Itu Mudah Jika... Pelatihan yang digelar pada 14 September 2025 di Kantor Tzu Chi Tangerang.
Berdurasi dua jam, para peserta diajak menemukan inspirasi sekaligus mengasah kemampuan agar mampu menghasilkan tulisan yang berkualitas. Pelatihan ini menjadi wadah belajar bersama membuat artikel dengan cara yang lebih mudah, praktis, dan menyenangkan.
Sesi pertama dibawakan oleh Yuliawati Yohanda, selaku Korbid fungsionaris ZSM He Qi Tangerang. “Menulis itu mudah jika…” adalah tema yang diangkatnya. Menulis itu mudah jika dengan cara yang tepat dan dengan niat yang kuat. Namun, untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, diperlukan usaha dan latihan yang konsisten. Untuk memulai menulis diperlukan keberanian,” ujarnya.
Yuliawati Yohanda membawakan materi “Menulis itu mudah jika….,” pada Mini Training ZSM ke-2 tahun 2025 kali ini.
Yuliawati senang karena sudah melampaui tugas sebagai pemateri. Ini merupakan sharing pertama kalinya sebagai Pemateri. Ibarat ungkapan yang sering terdengar di masyarakat umum “Sudah pecah telur” karena sudah terbebas dari beban atau perasaan khawatir apakah acara bisa berjalan dengan lancar atau tidak. Yuliawati berharap semoga kedepannya banyak relawan yang tertarik untuk menulis baik itu pencatatan kegiatan di komunitas dan juga profil relawan Tzu Chi yang menginspirasi untuk diwariskan ke generasi berikutnya dengan hastag Sebarkan Kebajikan demi mensucikan umat manusia agar dunia aman sentosa sehingga dunia terbebas dari bencana.
Yuliawati memaparkan tips agar menulis terasa lebih mudah. Ia menyarankan “Untuk memulai dari hal-hal kecil seperti menulis catatan harian, ide cerita pendek, atau sekadar satu kalimat setiap hari, atau ketika ikut Training-Training Tzu Chi rajin mencatatnya sehingga otomatis kegiatan menulis bukan sesuatu yang asing lagi.”
“Jangan takut membuat kesalahan karena kesalahan adalah bagian dari proses belajar.” ungkapnya. Perbaiki kesalahan setelah tulisan selesai, jangan terlalu terpaku pada kesalahan saat menulis. Penulisan artikel harus dengan 5W1H disertai dengan foto- foto pendukung yang terbaik (5-10 foto terbaik).
Esty, salah satu peserta yang maju untuk membacakan hasil tulisan artikelnya.
Adapun tujuan menulis artikel di Tzu Chi adalah menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen, pencatatan sejarah kegiatan yang telah dilakukan, pencatatan sejarah profil relawan yang dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk sama–sama berbuat kebajikan di Tzu Chi.
Penulisan artikel di Tzu Chi ada etikanya seperti harus bertujuan menginspirasi lebih banyak orang untuk bebuat kebaikan, harus berbudaya humanis dengan filosofi: Zhen (Benar), Shan (Bajik), Mei (Indah). Benar, Bajik, dan Indah 5W1H nya adalah What (Apa), Who (Siapa), When (kapan), Where (Di mana), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana) atau istilah Adik Simba agar mudah diingat yaitu Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana.
Fanggela (kanan) berkolaborasi dengan temannya mempraktikkan menulis artikel langsung di laptopnya. Artikel yang dibuatnya tentang Training AP 4 He Qi Tangerang pada 24 Agustus 2025. Meski baru sampai pada tahap sinopsis pendek dan panjang tapi kualitas tulisannya cukup baik jika serius dan rajin mengembangkannya menjadi sebuah artikel utuh, ujar Yuliawati saat mereview hasil tulisannya.
Setelah pemaparan materi, ada sesi para peserta diberikan waktu untuk mempraktikkan menulis artikel. Ada yang gabung berdua dan ada yang menulis artikel sendiri. Setelah selesai praktik, Yuliawati memilih beberapa perwakilan dari empat karya untuk dibacakan oleh yang menulis dan langsung dire-view. Tulisan yang dire-view adalah milik Esty Herasari, Indi Wirawan, Fanggela Hartono dan Steven.
Esty Herasari (56), relawan senior yang suka fotografi sejak kuliah. Esty sebelumnya pernah mengikuti training mini ZSM yang pertama dan training mini ZSM kedua ini Ia pun mengikutinya. Esty menjalin jodoh dengan He Qi Tangerang di tahun 2023. Pada tahun 2025 Esty baru mengikuti Training ZSM.
“Saya sangat tertarik untuk belajar dan mengenal hal hal baru dan ingin menggali potensi diri. Untuk kedepannya saya tidak tahu apakah ada bakat di bidang penulisan artikel atau tidak. Tapi tidak ada yang tidak bisa dipelajari. Asal ada tujuan dan niat yang kuat dari dalam hati untuk menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen,” ujarnya.
Indi tampak serius dan hanyut dalam proses menulis artikelnya.
Indi Wirawan (54) mengikuti mini training ZSM dengan harapan nantinya bisa menulis artikel. Ia mendapat manfaat dari hasil praktik menulis artikel. Karyanya langsung di-review, sehingga Ia tahu mana yang kurang tepat atau tidak boleh dilakukan.
Dengan manfaat yang didapat dari mengikuti Mini Training ZSM pertama, Fanggela Hartono (38) kembali mengikuti Mini Training ZSM kedua. “Dari tulisan ini saya disadarkan bahwa apa yang kita tulis itu abadi. Bisa diketahui dan berdampak untuk mempengaruhi orang lain sampai ke generasi seterusnya. Untuk menjadi jurnalis harus mengikuti acara dari awal hingga akhir suatu acara atau kegiatan sehingga kita bisa ikut merasakan kejadian yang berlangsung dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan,” ujarnya menangkap dengan baik materi yang dipaparkan.
Steven (kiri) tengah fokus berlatih menulis artikel. Untuk kedepannya selama ada kesempatan dan bisa, Ia berminat untuk membantu menulis artikel.
Adapun Steven (28) mengatakan “Untuk membuat satu artikel ternyata dibutuhkan proses yang tidak singkat. Butuh proses yang lumayan sampai artikel itu bisa terbit di Web resmi Tzu Chi atau media sosial resmi Tzu Chi Indonesia lainnya seperti Facebook Tzu Chi. Jadi mengetahui kalau pembuatan artikel tidak bisa sembarangan buat apalagi terkait penulisan nama atau hal–hal yang krusial,” ujarnya juga menyimak materi dengan baik.
Seperti kata Perenungan Master “Jangan meremehkan kemampuan diri sendiri karena setiap orang memiliki kemampuan yang tak terhingga.” Dan “Jika itu baik lakukan saja” adalah kata perenungan yang sesuai untuk menggambarkan training kali ini.
Editor: Khusnul Khotimah