Oey Trisnayanti, salah satu peserta mendapatkan seragam abu putih, hal ini menandai komitmen mereka untuk menjalankan misi kemanusiaan Tzu Chi.
Pada Minggu, 29 Juni 2025, sebanyak 81 peserta dan 59 panitia hadir dalam rangka pelatihan komunitas relawan Abu Putih ke-3. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman dan penghayatan relawan terhadap misi pendidikan Tzu Chi.
Sejak pagi, dengan semangat cinta kasih, para panitia menyambut setiap peserta dengan penuh keramahan. Barisan relawan komite berdiri di sisi kiri dan kanan pintu lobby, mengucapkan gan en (bersyukur) kepada para peserta yang datang, menciptakan suasana hangat yang langsung menyentuh hati. Kegiatan ini diselenggarakan di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.
Christine salah satu relawan, menyampaikan materi seputar Misi Pendidikan Tzu Chi. Ia menjelaskan bahwa misi ini merupakan upaya menyeluruh dan berkesinambungan untuk menanamkan nilai-nilai moral, keterampilan hidup, serta kasih sayang universal kepada generasi muda.
Pendidikan ini mencakup seluruh jenjang, mulai dari kelompok bermain hingga perguruan tinggi. Christine mengutip harapan Master Cheng Yen, “Semoga murid sekolahan selalu berada dalam didikan moral yang baik dan dibina dengan pendidikan yang penuh kasih.” Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter, pendidikan keterampilan sehari-hari, pendidikan kehidupan, dan pendidikan lingkungan sebagai pilar utama dalam membentuk generasi yang berintegritas dan peduli terhadap sesama serta lingkungan.
Dengan penuh khidmat para peserta mendengarkan materi yang disampaikan relawan. Materi yang disampaikan oleh relawan nantinya akan menjadi bekal untuk peserta untuk menjalankan Misi Tzu Chi.
Kegiatan dilanjut dengan Tour Jingsi. Sebelum dimulai, peserta mendapat penjelasan dari relawan tentang sejarah, makna, dan fungsi tiap area di Tzu Chi Center sebagai bekal memahami filosofi di baliknya. Peserta lalu dibagi menjadi delapan kelompok untuk mengunjungi titik-titik di Aula Jing Si.
Rini salah satu peserta, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mengikuti Tour Jingsi. Ia merasa mendapatkan banyak pengetahuan baru, terutama saat mengunjungi replika rumah Master. Rini juga menyoroti makna simbolis dari pintu tembaga dan 1.000 anak tangga yang menggambarkan perjalanan spiritual, serta ukiran delapan bodhisattva di langit-langit yang melambangkan berbagai peran pelayanan dalam Tzu Chi.
“Saya jadi tahu bahwa dari rumah inilah Master menyebarkan cinta kasih dan kebijaksanaan ke seluruh dunia,” ujar Rini dengan bahagia.
Auliani koordinator pelatihan relawan (kanan), sedang melakukan diskusi dengan salah satu pemateri pada acara tersebut.
Auliani selaku koordinator kegiatan, berharap para relawan yang hadir dapat lebih memahami makna dan tujuan dari misi pendidikan Tzu Chi yang ditekankan oleh Master Cheng Yen yaitu, mencakup pendidikan keluarga, pendidikan budi pekerti, pelestarian lingkungan, dan pembentukan kebiasaan baik.
“Master mempertemukan kita dalam wadah kegiatan Tzu Chi. Sebagai panitia, kami merasa sangat beruntung mendapat kesempatan menjalin jodoh baik dan berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta pelatihan. Semua orang belajar mengecilkan ego agar bisa bersatu hati demi mewujudkan misi yang sama,” ungkap Auliani.
Tumbuhnya Bibit Kebaikan
Salah satu momen mengharukan dalam pelatihan kali ini datang dari pasangan Oey Trisnayanti dan suaminya, Feri alamjaya. Oey Trisnayanti merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi di masa lalu, berkat jalinan jodoh baik mereka hadir dengan tekad kuat untuk bergabung sebagai relawan.
Setelah menjalankan pelatihan komunitas, sebanyak 11 relawan resmi menerima seragam abu putih dalam sebuah upacara yang menandai tekad awal mereka untuk bergabung dalam barisan insan Tzu Chi.
“Kami ingin bersumbangsih, berbuat kebaikan serta membalas semua kebaikan para relawan Tzu Chi yang telah membantu istri saya saat sakit. Relawan mendampingi tanpa pamrih, memberi dukungan moril hingga istri saya sembuh. Karena itu, kami bertekad ingin menjadi bagian dari Tzu Chi,” ungkap Feri penuh rasa syukur.
Kisah mereka menjadi bukti bahwa kebaikan yang tulus dapat menyentuh hati dan menggerakkan orang lain untuk turut menebar cinta kasih.
Editor: Fikhri Fathoni