Menyentuh Hati Para Gan En Hu

Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : Markus, Bobby (He Qi Barat)


Yerri, ibu berusia 40 tahun tak kuasa menahan haru dan bangga pada dua anaknya yang begitu menyayanginya.

Hari ulang tahun adalah hari penderitaan ibu saat melahirkan kita. Karena itu, kita harus melakukan hal yang berguna bagi masyarakat untuk membalas budi baik orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita

-Kata Perenungan Master Cheng Yen- 

Siang itu matahari tidak menampakkan dirinya karena tertutup awan yang menebarkan hujan yang cukup deras. Namun hal itu tak menghalangi semangat para penerima bantuan Tzu Chi atau para Gan En Hu untuk datang ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan tepat waktu. Setiap bulannya, para gan en hu datang ke Sekolah Cinta Kasih untuk mengambil bantuan sosial seperti biaya hidup, uang sekolah, susu, dan lainnya.

Namun, ada yang berbeda pada kegiatan hari ini. Seperti yang diketahui hari ibu di Indonesia diperingati pada tanggal 22 Desember. Tidak hanya hari ibu saja, insan Tzu Chi komunitas He Qi Barat juga menganggap bulan Desember juga bulan bakti kepada ayah. Untuk mengajak para gan en hu menunjukkan baktinya kepada orang tua, acara pembagian biaya hidup pada Minggu, 4 Desember 2016 ditambahkan dengan kegiatan mencuci kaki orang tua.

Para relawan menampilkan isyarat tangan dalam kegiatan pertemuan penerima bantuan Tzu Chi atau para Gan En Hu untuk di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

Sebanyak 91 gan en hu menghadiri acara ini. Namun hanya terdapat 35 gan en hu maupun anak asuh yang mengajak orang tua atau anaknya. Salah satu peserta yang mengikuti acara cuci kaki adalah Yerri. Ibu yang berusia 40 tahun ini mengajak kedua anak laki–lakinya, Jonathan dan Jovan. Ia mengaku sangat bangga terhadap kedua buah hatinya karena memahami kondisinya yang sedang sakit.

”Jonathan yang baru berusia 10 tahun dan Jovan yang berusia 8 tahun terbiasa mandiri dan membantu pekerjaan rumah tangga. Meski hidup tanpa sosok ayah, Jonathan dan Jovan mampu berbakti kepada Yerri,” kata Yerri.

Pada saat prosesi cuci kaki, Yerri terlihat begitu tersentuh dengan kebaikan kedua buah hatinya.

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat mengajak para gan en hu menunjukkan baktinya kepada orang tua dalam acara pembagian biaya hidup, Minggu, 4 Desember 2016.

Salah satu anak asuh yang mengikuti prosesi cuci kaki adalah Selena. Selena yang awalnya terlihat tertawa dan bercanda saat akan memulai prosesi cuci kaki, namun setelah diingatkan relawan untuk menghormati dan menghargai jasa ibunya ia pun tersentuh. Sehingga saat prosesi, anak yang berusia 12 tahun ini tak kuasa menahan tangis. ”Saya baru pertama kali melakukan prosesi cuci kaki orang tua. Saya berterima kasih karena mendapat kesempatan untuk menunjukkan bakti kepada orang tua saya,” kata Selena.

Selain menerima bantuan sosial, para gan en hu dan keluarga yang hadir mendapat pelajaran berharga pada hari itu. Yakni agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan berbakti kepada orang tua. Mengingat tidak ada yang dapat mengetahui sampai kapan orang tua bisa mendampingi dan memperhatikan anaknya. Melalui kesempatan yang didapat pada hari itu, para gan en hu merasa terharu karena dapat memohon maaf kepada orang tuanya dan mengatakan betapa mereka sangat menyayangi papa dan mama mereka. Kata maaf dan sayang yang amat jarang diucapkan kepada orang tua sebelumnya, dapat dikatakan dengan tulus pada prosesi cuci kaki hari itu.


Artikel Terkait

Menyentuh Hati Para Gan En Hu

Menyentuh Hati Para Gan En Hu

09 Desember 2016

Ada yang berbeda dari pertemuan para penerima bantuan Tzu Chi atau gan en hu di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi kali ini. Bertepatan dengan bulan Hari ibu dan bulan bakti kepada ayah, para gan en hu diajak menunjukkan baktinya kepada orang tua.

Baksos Palembang:  “Mencuci Kaki Mama”

Baksos Palembang: “Mencuci Kaki Mama”

02 Mei 2011
Diana tidak merasa bagian mencuci kaki ini sebagai tugas dan beban. ”Kita melayani mereka yang kurang mampu, kita berikan pelayanan yang baik sekaligus kita juga melatih diri kita sendiri,” ungkap Diana. Ia pun mengenang masa lalunya yang hanya mendapat kesempatan sekali saja dalam seumur hidupnya mencuci kaki ibunya.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -