Meringankan Duka Korban Gempa di Pasaman, Sumatera Barat

Jurnalis : Monica (Tzu Chi Padang) , Fotografer : Monica (Tzu Chi Padang)

Sehari pascagempa di Pasaman Barat, relawan Tzu Chi segera memberikan bantuan kepada para warga korban gempa. Hingga saat ini bantuan diberikan sebanyak 3 tahap: 26 dan 27 Februari, serta 3 Maret 2022.

Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat pada hari Jumat, 25 Februari 2022, pukul 08.35 WIB, mengejutkan kita semua. Gempa yang berdampak di 3 titik Nagari Ladang Panjang, Binjai, dan Malampah ini menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan, rumah warga banyak yang rusak (ringan atau berat) akibat guncangan hebat ini.

Sehari pascagempa (26 Februari 2022), relawan Tzu Chi Padang bergerak cepat untuk memberikan bantuan bagi korban gempa di Pasaman, Sumatera Barat. Dipimpin oleh Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Padang Irwan Tjioe dan berkoordinasi langsung dengan Ketua Tzu Chi Padang Widya Kasuma Laurenzi, relawan langsung berangkat menuju daerah yang terdampak gempa. Sejak pukul 7 pagi, relawan Tzu Chi menuju daerah Kajai dan Talu yang merupakan daerah paling terdampak gempa. Relawan menempuh perjalanan sekitar 4 jam dengan membawa bantuan berupa 500 kg beras, 50 dus mi instan, 5 dus biskuit, dan 5 dus susu.

Relawan Tzu Chi Padang bersama warga bahu membahu menurunkan barang bantuan.

Selain memberikan bantuan, relawan Tzu Chi juga memberikan perhatian kepada warga korban gempa di pengungsian, khususnya anak-anak.

Didampingi aparat TNI (Koramil 0305 Simpang Ampat Pasaman), relawan menuju daerah yang paling parah terdampak gempa, daerah Simpang Timbo Abu Kajai. Bantuan diberikan ke Wali Nagari Simpang Timbo Abu Kajai, Mulyadi untuk membantu kebutuhan pangan (darurat) warga di pengungsian tersebut.

Bantuan yang dibawa relawan Tzu Chi diberikan di posko pengungsian karena warga memasak bersama di tenda. Namun, selain kebutuhan pokok, ada kebutuhan lain yang sangat diharapkan oleh warga yaitu kebutuhan anak-anak bayi serta Balita. Warga berharap relawan Tzu Chi bisa memberi bantuan tambahan untuk anak-anak mereka seperti, diapers, susu, minyak angin, serta tisu karena warga masih kesulitan untuk mendapat air bersih pada saat ini.

Relawan Tzu Chi bersama Bupati Pasaman Benny Utama di Posko Utama Pengungsian Kecamatan Simpang Tigo.

Kebutuhan tambahan warga di pengungsian ini pun disampaikan relawan kepada Ketua Tzu Chi Padang, Widya Kusumsa, dan tanpa menunggu lama beliau langsung menyetujui pemberian bantuan tambahan ini. Segera para relawan yang stand by di Kantor Tzu Chi Padang segera mempersiapkan barang bantuan tambahan yang akan dibawa keesokan harinya oleh tim relawan lainnya.

Minggu, 27 Februari 2022, jam 8 pagi, sebanyak 13 orang relawan Tzu Chi Padang bergerak kembali menuju lokasi gempa dan membawa barang bantuan kedua yang diharapkan warga. Relawan membawa 200 pak diapers, 200 kotak susu Balita, 200 minyak kayu putih, dan 200 tisu basah. Pada jam 1 siang, relawan sampai di tempat pengunggusian dan segera memberikan bantuan kebutuhan untuk anak-anak tersebut.

Memberi Perhatian Para Korban Gempa di Pengungsian

Relawan Tzu Chi juga membagikan makanan ringan kepada anak-anak. Rasa bahagia dan keceriaan tampak di wajah anak-anak yang sudah 5 hari tinggal di pengungsian.

Relawan Tzu Chi Padang terus memberi perhatian kepada para korban gempa. Dalam pemberian bantuan tahap ketiga ini, Kamis 3 Maret 2022, relawan Tzu Chi Padang memberikan bantuan ke daerah Guguang Jorong Siparayo Nagari Malampah. Sejak pukul 7 pagi relawan sudah bergerak menuju lokasi yang menempuh perjalanan selama 3 jam. Pukul 09.30 relawan sampai di posko utama para pengungsi di Kecamatan Simpang Tigo. Di sini relawan berkoordinasi dengan Bupati Pasaman Beny Utama. Beliau menyampaikan jika relawan Tzu Chi tidak bisa menuju ke lokasi karena jembatan yang menghubungkan ke lokasi Nagari Malampah terputus akibat gempa.

Setelah berdiskusi, relawan Tzu Chi kemudian memutuskan untuk menurunkan barang bantuan di posko utama untuk kemudian diserahkan secara langsung kepada masyarakat yang mengungsi di tenda-tenda. Bantuan yang diberikan berupa beras 600 kg, susu formula (50 dus) , diapers (100 pak), susu (9 dus), serta bantuan dari relawan lainnya berupa roti, susu, selimut, kain sarung, minyak angin, dan kebutuhan harian lainnya.

Perhatian yang diberikan relawan diharapkan bisa sedikit meringankan beban warga korban gempa.

Relawan Tzu Chi juga membagikan makanan ringan seperti roti dan susu kepada anak-anak. Rasa bahagia dan keceriaan tampak di wajah anak-anak yang sudah 5 hari tinggal di pengungsian. Seketika relawan pun terharu melihat anak-anak yang mengucapkan terima kasih dan masih bisa tertawa bahagia bersama meski tengah dalam kondisi yang memprihatinkan.

Salah satu warga korban gempa adalah pasangan Mafriwanto (56) dan istrinya, Yunita (45). Mafriwanto menceritakan kejadian saat gempa yang mengguncang daerah tempat tinggalnya. Pagi itu, sekitar pukul 8 pagi, seperti biasa Mafriwanto berangkat pergi ke ladang. Tidak lama baru sampai di ladang, tepat berada di bawah kaki bukit gempa pertama mengguncang daerah Nagari Malampah.

Mafriwanto, salah satu warga menceritakan bagaimana ia dan keluarganya berupaya menyelamatkan diri. Keluarga Mafriwanto sendiri selamat, namun keluarga adik iparnya (anak dan istri) meninggal akibat tertimbun longsoran tanah.

Mafriwanto segera lari menuju rumah untuk mencari anak dan istrinya. Ketika sampai di rumah, gempa kedua datang dengan kekuatan yang lebih besar. Gempa kedua inilah yang menghancurkan rumah-rumah warga, dan membuat bukit berguncang hebat mengakibatkan jatuhnya batu-batu besar beserta pohon dari bukit menyapu tanah dan perkampungan di bawahnya. Seketika Mafriwanto membawa anak dan istrinya lari menyelamatkan diri. “Bersyukur kami sekeluarga semua selamat,” kata Mafriwanto. Sayangnya, adik ipar Mafriwanto sekeluarga (istri dan kedua anaknya) tidak bisa selamat, dan membuat Yunita sangat terpukul. Jasadnya sendiri baru ditemukan 4 hari kemudian (1 Maret 2022) di bawah timbunan tanah setinggi 2 meter.

Di tengan musibah yang menimpa, Mafriwanto dan Yunita merasa bersyukur ada banyak pihak yang membantu dan memberikan perhatian kepada mereka, termasuk dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Terima kasih atas perhatian dan bantuannya. Bapak-bapak dan ibu sudah jauh-jauh datang kemari untuk membantu kami,” ungkap Mafriwanto haru.

Editor: Hadi Pranoto

AKSI BERSAMA, BANTU SESAMA
Anda dapat turut mendukung kegiatan kemanusiaan Tzu Chi (donasi secara online) melalui: www.tzuchi.or.id/donasi

Sumbangsih Anda membantu Tzu Chi dalam memberikan bantuan kepada para korban bencana, memberikan bantuan makanan, pengobatan, beasiswa pendidikan, dan beragam bantuan lainnya. Mampu membantu orang lain adalah sebuah berkah, yang membawa kebahagiaan ketika kita bisa menolong seseorang untuk bangkit dari kesulitan dan memberikan harapan kehidupan yang lebih baik.

Artikel Terkait

Gempa Palu: Menghimpun Kebaikan dalam Kotak Dana Cinta Kasih

Gempa Palu: Menghimpun Kebaikan dalam Kotak Dana Cinta Kasih

25 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Bogor bergerak mengadakan penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian bagi para korban gempa di Palu, Sigi, dan Donggala. Acara yang diadakan di Lippo Plaza Ekalokasari pada 6 Oktober 2018 ini berlangsung mulai pukul 11.00–17.00 WIB. 
Bantuan Bencana di Taiwan Tenggara Setelah Topan Nepartak

Bantuan Bencana di Taiwan Tenggara Setelah Topan Nepartak

19 Juli 2016

Lebih dari 100 relawan Tzu Chi telah memulai pekerjaan bantuan di Tenggara Taiwan yang hancur karena topan. Topan Nepartak melanda Taiwan pada 7 Juli 2016 malam disertai angin kencang dan hujan lebat. Hal ini menyebabkan evakuasi lebih dari 150.000 orang dan pembatalan layanan udara dan kereta api.

Menyalurkan Bantuan dan Semangat kepada Warga Korban Banjir

Menyalurkan Bantuan dan Semangat kepada Warga Korban Banjir

22 Januari 2022

Tzu Chi Batam menyalurkan bantuan bagi 290 Kepala Keluarga yang menjadi korban banjir di kawasan Kampung Aceh, Kel. Muka Kuning, Kec. Sei. Beduk, Kota Batam.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -