Pak Lubis Menjamu Keluarga Besar Tzu Chi di Rumah Baru

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Dok. He Qi Utara 1

Ella Noeriza atau biasa dipanggil Bu Lubis berfoto bersama relawan di rumah barunya. Ia memegang kunci setelah melakukan seremoni serah terima kunci Program Bebenah Kampung di Jakarta Pusat.

Wajah Pak Lubis dan Bu Lubis full senyum. Dengan mata yang juga berbinar bahagia, mereka menyambut satu per satu relawan Tzu Chi yang datang ke rumahnya setelah mengikuti acara serah kunci Program Bebenah Kampung di Pegangsaan, Jakarta Pusat.

“Ayo Bapak, Ibu… silakan masuk. Mari jangan sungkan, saya sudah siapkan makanan di dalam,” sambut Bu Lubis ramah.

Rupanya benar, di dalam rumah baru mereka itu, sudah terhidang satu panci somai, satu tray tempe goreng tepung, satu tray pastel isi, dan satu tray ketan tabur kelapa. Semua makanan itu pun dibuat khusus vegetarian untuk menjamu para relawan.

“Waahhh… ini vegetarian, Bu? Kok bisa masaknya? pasti enak ini,” sambut relawan yang tergoda untuk langsung mencicipi jamuan dari keluarga Lubis ini. “Tuh kan.. mantap betul rasanya,” lanjutnya setelah suapan pertama.

Bu Lubis menjamu relawan dengan menyediakan satu panci somai, satu tray tempe goreng tepung, satu tray pastel isi, dan satu tray ketan tabur kelapa. Semua makanan itu pun dibuat khusus vegetarian.

Pak Lubis menerima bingkisan rak piring beserta isinya setelah melakukan seremoni serah terima kunci Program Bebenah Kampung di Jakarta Pusat.

Bu Lubis pun semakin senang karena masakannya diterima di lidah para relawan. “Alhamdulillah kalau memang pada suka...,” ucapnya sumringah. “Ayo saya bantu ambilkan ya Bu, Pak..,” imbuh Bu Lubis cekatan melayani satu per satu relawan. Ia mengambil piring kertas, menyiapkan somai lengkap dengan bumbu kacangnya dan membagikannya kepada relawan. “Senang sekali semua pada suka masakan saya,” lanjutnya tak bisa menyembunyikan perasaan gembira karena Bu Lubis sendiri sudah menyiapkan menu kudapan itu sejak pukul 3 dini hari.

“Pak Lubis (Muhammad Lubis) dan Bu Lubis ini orangnya sangat friendly sekali, sejak kita awal proses penentuan dibantu atau tidak, beliau sudah mengundang kita. Memang salah satu yang membuat kita senang ya karena penerima bantuan ini sangat welcome dan setelah melihat hasil rumahnya sudah selesai dikerjakan, mereka undang kita lagi. Kita semua di sini jadi berbagi perasaan bahagia seperti itu ya,” kata Benny Salim, relawan Tzu Chi turut senang.

“Hari ini (10 September 2023) pun bertepatan dengan perayaan ulang tahun anak pertama mereka, Ahlam. Jadi kami pun ikut merayakannya bareng-bareng. Itu mungkin yang dinamakan fa xi chong man (sukacita dalam Dharma),” imbuh Benny.

Kunjungan hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun anak pertama keluarga Lubis: Azahra Ahlam Manoeri Lubis. Relawan merayakannya bersama-sama.

Betul bahwa jamuan bersama relawan itu juga merupakan wujud syukuran rumah baru yang sudah bisa Pak Lubis dan Bu Lubis tempati. Tapi bukan hanya sekali, seperti penuturan Benny, sebelumnya, ketika relawan datang membantu mengecat rumah mereka, Bu Lubis juga menyiapkan berbagai makanan untuk sekadar mengisi perut ketika lelah. Kesempatan lainnya juga begitu. Katanya, itu merupakan wujud terima kasih karena ia sudah dibantu hingga akhirnya menerima bantuan yang tidak ternilai harganya.

“Karena berulang-ulang kami berencana ingin membangun (rumah) tapi kenyataannya setiap kami menyisihkan hasil usaha, pasti terpakai lagi. Apa yang kami bisa? Nggak ada,” ungkap Bu Lubis yang sehari-hari membantu suaminya berjualan gorengan dan gado-gado di pasar kaget sekitaran rumahnya.

“Nah ketika mendapatkan bantuan dari Tzu Chi, apa salahnya kalau kami ini semakin bersemangat untuk berbagi juga, bahwa ayolah, masa nggak bisa (sedikit membalas budi)? Ya jalan satu-satunya berusaha menjamu ala kadarnya, karena kalau yang istimewa belum bisa. Jadi seadanya,” tuturnya tulus.

Rumah keluarga Lubis sebelum dibedah sudah tidak layak huni dan membahayakan keluarga yang tinggal di dalamnya.


Memang bukan main leganya perasaan mereka hari itu, ibaratnya ada satu beban yang selama ini menimpa pundak sudah terlepas begitu saja. Plong.

Padahal dulunya, Bu Lubis yang bernama asli Ella Noeriza ini sempat tidak percaya pada Tzu Chi. Alasannya, karena jaman sekarang mana ada yang mau bantu orang tanpa embel-embel lain? Banyak cerita dari tetangga maupun kenalannya bahwa kalau ada yang mau bantu itu tidak serius membantu. “Giliran kitanya sudah berharap tinggi sekali, ternyata nggak jadi dibantu. Saya pikir Tzu Chi awalnya basa basi saja,” papar Bu Lubis, “Jadi pas relawan datang itu saya tidak berharap banyak karena masih antara iya nggak ya?”

Berselang beberapa saat ketika relawan datang membawa kabar bahwa rumahnya bisa mulai dibedah, di sana pula kepercayaan Bu Lubis tumbuh. Dengan hati yang berdebar, ia dan keluarganya merapikan barang dari rumah lama yang masih ingin mereka simpan. Barang itu satu per satu disisihkan. Kala itu, tak terasa air mata Bu Lubis pun tak bisa ditahan.

“Ketika semuanya (barang-barang lama) diangkat, saya baru yakin betul bahwa hari ini benar-benar terjadi. Ini adalah suatu perjuangan yang lama sekali karena untuk mewujudkan impian itu tidak mudah,” tuturnya haru.

Rumah keluarga Lubis memang sudah tua. Pak Lubis yang kini usianya 55 tahun, dulunya lahir di rumah ini. Di rumah ini, tinggal 10 orang (Pak Lubis, Bu Lubis, 3 anak mereka, dan kakak ipar, juga keponakan), dimana ada tiga kamar dan satu ruang tamu yang hanya disekat dengan tripleks menjadi 3 kamar. Tiap malam, Pak Lubis mengalah hingga lebih sering tidur di ruang tamu yang seadanya. Toilet pun sudah bertahun-tahun tak bisa digunakan, makanya tikus dan hewan lain sudah akrab dengan mereka karena lubang-lubang di rumah itu sudah beralih fungsi menjadi sarang serangga.

Dari waktu ke waktu, relawan mendampingi seluruh proses yang dilakukan dalam pembangunan rumah.

Percaya tak percaya, rumah lama itu sudah menjadi kenangan. Hari-hari penuh kekhawatiran bahwa rumah mereka sewaktu-waktu bisa rubuh pun sudah berlalu. Sekarang rumah Pak Lubis tak lagi menjadi sarang tikus dan serangga membahayakan lainnya karena sudah bersih dan rapi. Tak lagi takut kalau ada ular yang nyasar ke rumahnya karena lokasi rumah yang dekat dengan kali. Kecemasan akan banjir juga terobati karena kini rumahnya lebih tinggi sekitar satu meter dari sebelum dibedah. Selain itu atap yang bocor pun sudah berganti dengan atap yang kuat. Dinding dan sekat pemisah ruangan juga sudah bukan lagi triplek reot. Intinya semua sudah berubah menjadi jauh lebih baik dan lebih layak. Relawan juga melengkapinya dengan kasur lipat, 3 buah lemari plastik, 4 buah kursi plastik, 1 buah kipas angin, rak piring sekaligus piring gelas dan mangkok.

Nggak ada kata lagi selain saya ingin mengucapkan terima kasih banyak. Itu yang saya bisa. Istilahnya telah membantu kami, menjembatani kami, menolong kami. Impian kami yang belum kesampaian akhirnya kesampaian juga hari ini,” ungkap Bu Lubis yang akhirnya bisa tenang.

Kini, keluarga Lubis bisa kembali membangun mimpi yang lain, yakni memberikan pendidikan yang layak bagi ketiga anak mereka: Azahra Ahlam Manoeri Lubis (kelas 5 SD), Bayyan Wardah Manoeri Lubis (kelas 1 SD), dan Bisma Arsyad Manoeri Lubis yang baru berusia 2 tahun, tanpa memikirkan biaya-biaya lain untuk memperbaiki rumah.

“Terima kasih Tzu Chi, semoga anak-anak bisa bersekolah dengan baik dan kami bisa membesarkan anak-anak menjadi orang yang berguna,” doa Bu Lubis.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

 Memberi Asa Warga Kamal Muara

Memberi Asa Warga Kamal Muara

19 Juni 2019

Relawan Tzu Chi bersama pihak Pemkot Jakarta Utara (Kecamatan Penjaringan) menghadirkan 10 keluarga penerima bantuan bedah rumah ini untuk menandatangani kesepakatan pembangunan rumah pada Selasa, 18 Juni 2019 di Kantor Lurah Kamal Muara, Jakarta Utara.

Kehangatan Keluarga di Parung Panjang

Kehangatan Keluarga di Parung Panjang

21 Maret 2016

Pada Sabtu, 5 Maret 2016, relawan Tzu Chi bersama TNI melakukan survei bedah rumah di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 41 rumah tak layak dikunjungi oleh para relawan Tzu Chi.

Kasih Tanpa Pamrih di Desa Tanjung Batu Kecil

Kasih Tanpa Pamrih di Desa Tanjung Batu Kecil

12 November 2021

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merenovasi rumah seorang lansia bernama Siti Kaum (92) di Desa Tanjung Batu Kecil, Provinsi Kepulauan Riau karena kondisi rumahnya sangat memprihatinkan.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -