Pascabanjir Jakarta: Berkah Karena Mampu Bersumbangsih

Jurnalis : Bagyapersada (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Metta Wulandari
 
 

fotoMinggu, 27 Januari 2013, relawan Tzu Chi melakukan pembersihan pascabanjir di sepanjang jalan raya Pluit, Jakarta Utara.

“Kita bisa bersumbangsih karena memiliki berkah. Kita bisa menolong orang lain karena mempunyai kemampuan.” Itulah salah satu penggalan kata perenungan dari Master yang juga sangat inspiratif, maka dari itu, kita harus terus bersumbangsih dan terus menolong orang lain, menolong sesama, inilah kehidupan, bisa menolong sesama, maka berkah kita akan bertambah dan juga kita akan bahagia seiring kebahagiaan orang yang kita tolong.

 

Pascabanjir Jakarta, Pluit termasuk salah satu tempat yang keadaannya cukup memprihatinkan.  Banjir yang menggenangi kira-kira 1 hingga 2 meter itu menggenangi rumah warga dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Pasca surutnya banjir di Jakarta, sampah-sampah yang tergenang di Pluit memenuhi jalan dan menyebabkan bau yang menyengat.

Minggu 27 Januari 2013, hari yang bagus untuk mengawali hari yang indah ini karena pada hari itu, kami bergotong royong  dan bersumbangsih bersama untuk membersihkan daerah Pluit, Jakarta Utara. Kegiatan membersihkan bersama ini tidak hanya diikuti oleh Tzu Ching tetapi juga diikuti oleh pasukan biru putih, TNI, dan juga warga setempat. Cuaca yang cerah menyelubungi langit  Jakarta. Para relawan muda-mudi Tzu Chi, yaitu Tzu Ching yang datang membantu, kelihatan sangat bersemangat pada pagi itu. Semangat itu tidak hanya dimiliki oleh Tzu Ching saja, tetapi TNI, warga setempat dan pasukan biru putih juga tidak kalah semangatnya dengan generasi muda.

Sesampainya kami di Pluit, kami generasi muda Tzu Chi dan relawan lainnya beserta Kodim, Kopassus, Marinir dan TNI Alhanud segera bergotong royong membersihkan tumpukan sampah dan lumpur yang memenuhi jalan. Berbagai peralatan telah kami sediakan. Kami berusaha mengumpulkan semua sampah-sampah itu hingga bersih. Kami membersihkan sampah-sampah dan lumpur tersebut sampai tidak menyadari bahwa tubuh kami sudah penuh dengan bercak dan noda lumpur. Tetapi melihat relawan lainnya yang sudah lebih tua dari kami, mereka justru tidak berkeluh kesah walaupun baju dan celana mereka sudah mulai kotor. Melihat semangat mereka, saya sebagai generasi muda Tzu Chi juga tidak mau kalah. Saya semakin bersemangat membersihkan sampah-sampah yang memenuhi jalan.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) pun ikut serta dalam kegiatan ini, dan banyak pelajaran yang mereka dapatkan (kiri).
  • Melalui kegiatan ini, kami belajar, asalkan kita mau melakukannya dengan bersungguh-sungguh maka pekerjaan itu akan terasa mudah dan cepat selesai (kanan).

Salah satu relawan Tzu Ching yang baru mengikuti kegiatan ini pertama kalinya adalah Addo,  “Ini kali pertama saya ikut kegiatan seperti ini, saya sangat terharu karena peserta yang sangat bersemangat untuk membersihkan bersama-sama. Awalnya saya tidak begitu berminat untuk berpartisipasi  karena kotor sekali, tetapi melihat kebersamaan dari Tzu Ching dan relawan lainnya, saya pun menikmati inti dari kegiatan tersebut. Bersumbangsih untuk menolong orang lain, saya juga bersyukur karena rumah saya sendiri tidak terkena banjir dan masih bisa memberikan bantuan kepada orang lain yang memerlukan,” ucapnya.

Kita sebagai generasi muda seharusnya bisa menjadi generasi pembangun yang dapat memotivasi dan mengubah serta menyadarkan tingkah laku masyarakat. Ini juga merupakan salah satu dari misi Tzu Ching selama ini. Dari kegiatan ini, para relawan juga dapat menjalin jodoh yang baik dengan TNI. Tidak terasa, dalam waktu beberapa jam kami telah selesai membersihkan jalanan sekitar Pluit, kini jalanan menjadi jauh lebih bersih dan bisa digunakan kembali oleh warga setempat.

Melalui kegiatan ini, saya belajar sesuatu, asalkan kita mau melakukannya dengan bersungguh-sungguh maka pekerjaan itu akan terasa mudah dan cepat selesai. Selain itu, kita harus banyak-banyak bersumbangsih dan juga menolong orang sebagai wujud berkah kita, sebagai wujud syukur kita karena kondisi kita lebih baik dibanding orang-orang yang sedang terkena bencana, hendaknya kita saling membantu, berbagi kebahagiaan, walaupun kecil, asalkan dengan hati yang tulus dan bersungguh-sungguh, kita akan selalu dapat membantu sesama, meringankan beban orang lain. Seperti yang diajarkan Master Cheng Yen,  Kehidupan ini  tidaklah kekal,  jadi perbanyak lah berbuat kebaikan dan kebajikan dan juga bersyukur selagi ada kesempatan.

Sedikit ulasan pantun untuk relawan yang telah bersusah payah membersihkan dan menginspirasi saya dengan semangat mereka... 
Burung camar burung cendrawasih,
Sayapnya elok hitam kakinya.
Marilah kita sama-sama bersumbangsih,
Semoga semua mahluk hidup bahagia.

 

 
 

Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

17 Januari 2016 Guo Qing Niang, ibu dari Lim Xiau Hun mengatakan itu adalah kali ketiganya mengikuti acara yang diselenggarakan Tzu Chi. Meski terkadang kakinya merasa pegal karena harus duduk lama, tetapi wanita berusia 80 tahun ini tetap dengan semangat mengikuti acara yang berlangsung selama 2 jam ini. 
Paket Lebaran untuk Panti Asuhan Adinda

Paket Lebaran untuk Panti Asuhan Adinda

10 Mei 2021

Jumat, 7 Mei 2021, lima relawan Tzu Chi Komunitas Xie Li Kerelawanan Badan Misi Yayasan dan DAAI TV membagikan paket lebaran untuk anak-anak di Panti Asuhan Adinda.

Baksos Kesehatan Ke–93: Perjalanan Menuju Pelita

Baksos Kesehatan Ke–93: Perjalanan Menuju Pelita

24 Oktober 2013

Mata merupakan jendela yang menghubungkan kita dengan dunia di sekitar. Semoga dengan baksos kali ini, Hafizh bisa menemukan pelita dalam kehidupannya dan menuju masa depan yang tidak lagi gelap gulita.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -