Peduli Erupsi Semeru: Meringankan Duka Para Korban Bencana

Jurnalis : Budiardy Satria (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Budiardy Satria (Tzu Chi Surabaya)

Relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada warga pengungsi di Posko Pengungsian Aula Koperasi Guru Candipuro, Kec. Candipuro, Kab. Lumajang, Jawa Timur.

Gunung Semeru yang terletak di Kab. Malang dan Kab. Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu 4 Desember 2021. Hujan abu vulkanik menutup beberapa wilayah sekitar dan memaksa warga harus mengungsi. Akibat erupsi ini ada puluhan warga yang meninggal dan banyak yang mengalami luka-luka akibat awan panas dan aliran lahar dingin. Rumah-rumah warga juga banyak yang rusak. Untuk keamanan dan keselamatan warga, kini warga mengungsi ke posko-posko pengungsian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level II atau WASPADA.

Tidak adanya tanda-tanda awal akan terjadinya erupsi mengakibatkan banyak warga yang kaget dan mengalami trauma. Hari itu menjadi catatan sejarah kembali terjadinya erupsi lahar panas gunung semeru. "Mendengar kisah memilukan dan duka yang mendalam dari cerita nenek saat masih kecil di tahun 1985, erupsi Gunung Semeru membuat warga ketakutan hingga menjauh dari lokasi aliran lahar," kata Zainun, salah satu koordinator Posko Pengungsian di Balai Koperasi Guru.

Relawan Tzu Chi Surabaya menyiapkan barang bantuan untuk para korban erupsi Merapi pada Minggu, 5 Desember 2021.

Minuman susu dan jahe juga disiapkan untuk para aparat yang bertugas di lokasi pengungsian dan sekitarnya.

Sejak tahun 1985 silam Gunung Semeru memang tidak pernah menunjukkan gejolak. Hingga akhirnya warga terlena dan lupa akan selalu mawas diri dari bencana alam yang diakibatkan oleh gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. BMKG melalui BPBD Lumajang sebenarnya sudah mengimbau untuk waspada sejak Rabu, 1 Desember 2021. Namun warga kurang memperhatikan himbauan tersebut. Hingga erupsi itu pun terjadi. Warga pun berhamburan panik keluar rumah ditengah kegelapan dan hujan lebat.

Senyuman Terindah, Saling Menguatkan Anggota Keluarga
"Tak satu pun harta benda yang saya bawa, kala itu saya hanya fokus membawa anak-anak saya berlari bersama suami mencari tempat yang paling aman," kata Misnati (30), salah satu pengungsi. Sambil menahan haru dan memeluk anak-anaknya, Misnati menceritakan perasaan sedih yang ia bendung agar anak-anaknya tidak larut dalam duka. Tidak satu pun harta yang ia bawa, yang penting anggota keluarga semua selamat sudah membuatnya sangat bersyukur. Meskipun rumah dan kendaraannya terendam lahar dan abu vulkanik hingga setinggi tiga meter lebih tidak membuat Misnati terus meratapi nasibnya. Misnati adalah sebagian kecil warga yang mengalami hal memilukan di penutup tahun 2021, masih banyak warga pengungsi lainnya yang mengalami hal serupa.
 
 

Truk bantuan berisi bahan-bahan makanan untuk kebutuhan para pengungsi.

Sukacita Tanpa Keluh Kesah

Relawan Tzu Chi Surabaya memberikan bantuan langsung kepada para pengungsi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Minggu pagi, 5 Desember 2021, relawan Tzu Chi Surabaya mendapatkan arahan dari relawan Tzu Chi Jakarta untuk meninjau lokasi bencana. Dengan sigap dan sukacita, relawan berkoordinasi dan menyiapkan barang-barang bantuan dengan cepat. Jam 12 siang, 8 orang relawan Tzu Chi Surabaya bergerak menuju lokasi bencana di Lumajang, Jawa Timur. Dengan bantuan pengawalan Polda Jatim memperlancar perjalanan relawan tanggap darurat sampai ke lokasi bencana.

Sesampainya di sana, relawan Tzu Chi segera berkoordinasi dengan aparat setempat. Dari pantauan relawan banyak posko yang sudah mendapatkan bantuan solidaritas dan gotong royong dari warga sekitar yang tidak terdampak. Banyak warga yang memberikan sumbangan berupa pakaian layak pakai, kebutuhan sembako meskipun hanya satu atau dua kardus saja. Kebutuhan sembako untuk dapur umum sudah sangat terpenuhi. Hanya saja, pengungsi yang datang terus bertambah dan membludak. Ada 200-an keluarga pengungsi yang tersebar di 6 titik posko pengungsian besar antara lain: Kantor Balai Desa Penanggal, Kantor Balai Desa Sumberwuluh, Kantor Balai Desa Sumbermujur, Kantor kecamatan Candipuro, Aula Koperasi Guru Candipuro, dan Lapangan Desa Sumberwuluh.

Bantuan diserahkan kepada koordinator di pengungsian.

Solidaritas satu rasa sepenanggungan juga sangat kental terlihat dilokasi titik-titik posko pengungsian. Warga dari luar Kecamatan Candipuro berduyun-duyun membawa barang bantuan seperti: pakaian layak pakai, beras, minyak , sayur, dan lain-lain. Dengan empati mereka sangat senang memberikan perhatian kepada para pengungsi sesuai kemampuan mereka masing-masing. Solidaritas yang terlihat menunjukkan keharmonisan ditengah masyarakat yang majemuk.

Tidak mengenal lelah seluruh relawan melakukan survei dan kunjungan ke beberapa posko pengungsian dan berkoordinasi untuk menyalurkan bantuan yang telah dibawa dari Surabaya. Relawan Tzu Chi memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke posko tambahan yaitu Aula Koperasi Guru Candipuro. Posko ini dibuat karena posko pengungsian utama di Kecamatan Candipuro sudan tidak bisa menampung pengungsi yang terus berdatangan.

Kondisi posko pengungsian yang padat di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Di Posko ini relawan memberikan bantuan berupa air mineral 600 ml (120 Dus @ 24 Btl), masker medis (40.000 pcs), tikar (500 pcs) , dan selimut (100 lbr) . Relawan juga memberikan minuman jahe instan untuk anggota polisi dan tentara yang bertugas di lokasi bencana.

Besar harapan relawan untuk dapat terus berkesempatan melakukan pendampingan kepada warga pengungsi yang masih trauma. “Kami siap bila nantinya ada barang atau dukungan logistik yang akan dikirimkan kembali untuk para pengungsi,” ucap Amin Tanjung, Koordinator tanggap darurat Tzu Chi Surabaya.

Amin Tanjung merasa sangat senang bisa memberikan segala daya kemampuan yang ada untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Menurutnya insan Tzu Chi harus senantiasa memanfaatkan waktu dengan baik. Bersumbangsih dengan tulus menghimpun berkah dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. “Rasa khawatir saat berangkat hampir tidak ada namun saat mulai mendekat ke lokasi bencana mulai sedikit risau. Namun karena tekad awal dengan tujuan yang baik membuat kami tetap menyalurkan bantuan dengam penuh kewaspadaan,” ungkap Amin.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Bantuan Dana Pemerhati untuk Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru

Bantuan Dana Pemerhati untuk Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru

10 Desember 2021

Tzu Chi Surabaya menyalurkan bantuan dana pemerhati untuk korban bencana erupsi Gunung Semeru.

Bantuan Gelombang Ketiga untuk Korban Erupsi Semeru

Bantuan Gelombang Ketiga untuk Korban Erupsi Semeru

21 Desember 2021

Tzu Chi Surabaya bersama Menkopolhukam dan Pemerintah Kabupaten Lumajang menyalurkan bantuan gelombang ke-3 untuk korban erupsi Gunung Semeru.

Peduli Korban Erupsi Semeru, Tzu Chi Bersama MaKo Armada 1 Bagikan 3 Ribu Paket Beras

Peduli Korban Erupsi Semeru, Tzu Chi Bersama MaKo Armada 1 Bagikan 3 Ribu Paket Beras

23 Desember 2021

Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia hadir dan secara simbolis menyerahkan paket bantuan kepada prajurit Satgas penanganan bencana erupsi Gunung Semeru.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -