Pelantikan Relawan:Tekad dan Ikrar (Bag1)

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Dimin, Rudi Darmawan (He Qi Barat), Ridwan Wu (He Qi Utara)
 
 

foto
Minggu, 4 Oktober 2012, merupakan salah satu hari yang bermakna bagi 332 relawan Tzu Chi di Indonesia karena mereka akan dilantik menjadi relawan biru putih.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia hari ini menambah lagi satu catatan sejarah dalam perjalanannya di bumi nusantara. Minggu, 4 November 2012 di Jing Si Tang PIK lantai 3, tepatnya di ruang Guo Yi Ting, diadakan kegiatan Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih tahun 2012. Ini adalah pelantikan relawan biru putih yang pertama kalinya  diadakan di Jing Si Tang.

 

Waktu menunjukan pukul 7 pagi, relawan sudah mulai berkumpul di lantai 2 Jing Si Tang. Di sebelah kanan pintu masuk ada barisan meja tempat pendaftaran. Setelah mendaftar relawan pun berbaris rapi. Sambil menunggu yang lainnya berkumpul di lantunkan lagu Li Ti Liu Li Tong Xing Yuan. Lantunan irama yang begitu merdu nan lembut membuat relawan serasa lepas dan di liputi suka cita yang mendalam. Lalu relawan melakukan pradaksina. Setelah pradaksina selesai sekitar pukul 08:10 menit relawan pun berjalan menuju ruang Training dengan rapi dan tertib sekali, sesuai budaya humanis Tzu Chi yang indah.

Suriadi Shixiong membuka kegiatan hari ini dengan mengajak semua hadirin menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan membacakan 10 sila Tzu Chi. Suriadi Shixiong mengatakan training hari ini di ikuti oleh 321 relawan biru putih dan 332 relawan yang akan dilantik menjadi biru putih pada hari itu, jadi totalnya sekitar 668 peserta training. Berkumpul di ruang Guo yi Ting. Relawan2 luar kota hari ini hadir dari kantor perwakilan Tzu Chi seluruh indonesia antara lain, dari Medan, Tebing tinggi dan sekitarnya, Batam serta Tanjung balai karimun, Padang, Palembang, Pekan Baru, Tangerang, Bandung, Surabaya, Singkawang, Bali, Biak, Jayapura, Jakarta dan Tzu Chi perwakilan Sinar Mas.

Acara pertama diisi dengan sharing Hendry Shixiong yang membawakan materi Membangkitkan Tekad dan Membangun Ikrar. “Hari ini Master sangat bahagia, kenapa bahagia? Master bahagia karena hari ini barisan relawan biru putih Tzu Chi bertambah panjang, Hari ini bukanlah hari kelulusan. Tetapi hari ini adalah awal yang baru dalam melangkah di jalan Bodhisatwa dunia. Oleh karena itu harus punya tekad dan ikrar yang baru,” ujar Hendry Shixiong lugas.

Menurut Hendry Shixiong membangun tekad bisa di mulai dengan satu niat yang kecil. Seperti kata Master Cheng Yen “Yang tak terhingga lahir dari satu buah benih, dari satu buah benih bisa melahirkan benih tiada terhingga” oleh karena itu setiap relawan yang akan di lantik menjadi biru putih maupun semua relawan Tzu Chi  seharusnya hari ini bertekad dan berikrar. Supaya bisa mengengam detik detik yang berharga seperti saat ini karena di khawatirkan setelah selesai kegiatan ini relawan akan perlahan melupakan Misi Tzu Chi yang seharusnya tetap diemban.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum memulai pelatihan, relawan bersama-sama melakukan pradaksina dengan iringan lagu, Li Ti Liu Li Tong Xing Yuan (kiri).
  • Sesi sharing dari berbagai pembicara pada hari itu berisi tentang bagaimana membangkitkan tekad, membangun ikrar, dan menjalankan ikrar (kanan).

Hendry Shixiong memberi contoh saat Master Cheng Yen berniat membangun Rumah Sakit di Hualien. Banyak pihak menyatakan keraguan akan niat Master Cheng Yen. Namun Master telah bertekad untuk membangun Rumah Sakit agar penduduk disana tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk pergi berobat. Tekad Master yang kuat serta ikrar yang tulus maka akhirnya Rumah Sakit Tzu Chi Hualien terwujud. Sebagai relawan Tzu Chi sekaligus murid Master, kita harus meneladani Master Cheng Yen agar bisa membangkitkan Boddhicita, hati yang Wales asih dan kebijaksanaan. Seperti kata Master “ Pada dasarnya setiap orang memiliki hati yang murni dan jernih, sekarang tinggal kita membangkitkan sifat-sifat dasar itu.”

Dalam menelusuri jalan Bodhisatwa kita harus mengerti 4 ikrar agung Bodhisatwa, yaitu, Membimbing semua mahluk hidup yang tak terhingga, Mengikis noda batin, Mempelajari semua pintu Dharma karena setiap orang adalah sebuah sutra hidup yang nyata, dan yang keempat mencapai kebuddhaan yang berarti kesadaran tertinggi.             Keempat ikrar ini akan menjadi pedoman kita untuk berjalan di jalan Bodhisatwa walau kita tidak usah berikrar sama seperti 4 ikrar agung di atas namun itu memberi gamnbaran bahwa kita hendaknya berani untuk bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih di jalan Bodhisatwa dunia ini.   

Master Cheng Yen selalu berkata “Jadikan hati Buddha sebagai hati sendiri, jadikan tekad Guru sebagai tekad sendiri” Hendry Shixiong juga mengutarakan harapan  Master Cheng Yen agar relawan Tzu Chi akan bertekad untuk menjadi Komite Tzu Chi. Dengan menjadi Komite Tzu Chi berarti selangkah lebih dekat dengan Master. “Master selalu menunggu kita, Master selalu berujar kepada relawan semoga kalian cepat kembali” maksudnya agar relawan pulang ke kampung halaman batin di Hualien.

Sharing selanjutnya oleh Lim Jishou Shixiong. “Pelantikan hari ini memberi arti bertambahnya Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa adalah orang yang bisa membantu orang yang membutuhkan bantuan. Sesuatu yang di jalankan bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kepentingan orang banyak itu adalah arti dari Bodhisatwa yang sesungguhnya.” Saat ini prinsip Tzu Chi adalah lakukan yang benar. Dengan semakin sering kita turun ke lapangan, kita sendiri baru bisa memahami makna dari kehidupan ini. Jishou Shixiong juga mengutarakan pentingnya penerapan budaya Humanis Tzu Chi dalam hati setiap insan Tzu Chi. Menurut Jishou Shixiong tanpa mempraktikkan Budaya Humanis maka itu bukan Tzu Chi.  Tzu Chi dan budaya Humanis harus selaras dan berjalan bersama itu baru Tzu Chi yang sebenarnya.    

foto  foto

Keterangan :

  • Like Shijie mengajak seorang relawan, Djohar Shixiong untuk berbagi mengenai kisah hidupnya (kiri).
  • Pada hari itu juga, sekelompok relawan kembali menampilkan isyarat tangan Xing Yuan yang mengisahkan Mahabhiksu Jian Zhen (kanan).

Dalam bekerja Tzu Chi hati kita harus memiliki rasa syukur, menghormati dan cinta kasih. Rasa syukur bisa diwujudkan dalam arti berbakti kepada orang tua. Seseorang yang mau belajar bersumbangsih tanpa pamrih harus terlebih dahulu mempraktikkan berbakti kepada orang tua. Setelah itu barulah bisa bersumbangsih kepada orang lain tanpa pamrih. Menghormati berarti bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan orang lain karena tidak ada manusia yang sempurna. Cinta kasih berarti pengorbanan untuk orang lain. Cinta selalu ada pengorbanan, baik itu pengorbanan materi maupun waktu. Di akhir sharingnya Jishou Shixiong berpesan kepada seluruh relawan yang hadir untuk berani memikul tanggung jawab di Tzu Chi serta mau bekerjasama dengan semua orang. Di tambah harus berani merubah diri ke arah yang lebih positif, bersedia memikul memimpin orang dan membimbing hati banyak orang. “Tzu Chi merupakan sebuah ajaran kehidupan yang bisa di terapkan dalam kehidupan kita sehari hari” demikian ujar Jishou Shixiong mantap.

Wajah relawan memancarkan suka cita yang amat sangat, dari sinar mata mereka menyiratkan bahwa training hari ini sungguh bermanfaat. Dari hari ke hari peserta training semakin paham akan waktu yang berharga. Selanjutnya sharing dibawakan oleh Like Shijie dengan tema “Menjaga Niat Awal”. Ia memaparkan bahwa pentingnya menjaga agar niat awal ini tetap terjaga karena menurut Like Shijie mudah untuk kita bertekad namun susah untuk menjaga tekad yang telah ada. Memegang teguh niat awal dan bertekad berbuat kebajikan akan meningkatkan akar kebijaksanaan. Setiap orang ibarat sebagai guru. Pelajarilah hal hal baik yang ia miliki tetapi jangan contoh hal hal yang kurang baiknya.

Di dalam menjalankan Tzu Chi terkadang ada gesekan antar sesama relawan namun kita harus selalu melihat dari sisi piositifnya. Dengan adanya gesekan itu barulah timbul kemajuan dalam memahami makna  kehidupan ini. Tanpa gesekan sulit untuk kita memahami arti dari berlapang dada. Apalagi akibat gesekan tadi malah memudarkan hati relawan itu sangatlah di sayangkan. Kebijaksanaan datang dari pengalaman pengalaman mengatasi masalah dengan harmonis. “Siapa yang makan, Siapa yang kenyang” demikian ujar Like Shijie. Siapa yang bekerja lebih banyak maka hasil yang ia dapatkan tentu lebih banyak. Jadi tidak usah hiraukan siapa yang banyak bekerja atau sebaliknya.

“Hari ini Shixiong dan Shijie akan di lantik menjadi biru putih, jadi mulai hari ini harus berani memikul tanggung jawab. Harus mulai belajar mendampingi relawan baru. Menjadi teladan bagi relawan lainnya,” pesan Like Shijie kepada seluruh relawan. “Harus lebih mendalami ajaran Jing Si agar bisa meluaskan kepada orang lain di sekitar kita. Menjadi Insan Tzu Chi harus juga menjadi seorang Ibu, Ayah, dan anak yang baik terhadap keluarga sendiri.” Sambung Like Shijie. “Dalam menjalankan Misi Tzu Chi haruslah seimbang antara bekerja dan mempelajari Dharma Master. Kalau hanya bekerja dan bekerja saja kita hanya memupuk berkah. Kalau ditambah dengan mendalami Dharma Master maka kebijaksanaan akan tumbuh dalam diri kita. Alangkah bahagianya menjadi orang yang memiliki berkah dan kebijaksanaan,” tambah Like Shijie

Bersambungan Bagian 2

  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Indonesia Salurkan Bantuan untuk Penyintas Banjir Sintang

Tzu Chi Indonesia Salurkan Bantuan untuk Penyintas Banjir Sintang

23 November 2021

Relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan paket sembako untuk korban banjir di Kota Sintang dan Kab. Melawi bersama dengan prajurit TNI Kodim 1205/STG dan Polairud Kab. Sintang.

Suara Kasih : Pertemuan Para Bodhisatwa

Suara Kasih : Pertemuan Para Bodhisatwa

01 Desember 2010
Insan Tzu Chi di Indonesia sungguh mengikuti jejak langkah Tzu Chi Taiwan dengan rapat. Mereka telah mengemban misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, dan Delapan Jejak Dharma. Kita dapat melihat mereka mengemban misi Tzu Chi dengan penuh ketulusan dan berlandaskan pada pandangan, keyakinan, serta pikiran yang benar.
Hidup Penuh Syukur

Hidup Penuh Syukur

30 Desember 2013 Para relawan Tzu Chi menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, tak kenal lelah terus menerus menebarkan cinta kasih. Semoga segera terwujud dunia bebas bencana, bebas derita menuju dunia satu keluarga yang damai dan harmonis.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -