Pelatihan Jurnalistik

Jurnalis : Relawan Tzu Chi Singkawang, Fotografer : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang)
 
 

fotoSabtu 11 Februari 2012, relawan 3 in 1 Tzu Chi Singkawang mengikuti pelatihan jurnalistik bersama Tim DAAI TV.

Tim dokumentasi pada pembagian beras kali ini tampak lebih banyak. Selain dua orang dari DAAI TV yang datang dari Jakarta, yakni Ignatius Adi Nugroho dan Ivonne, turut serta juga sejumlah relawan dokumentasi dari Singkawang yang sehari sebelumnya, Sabtu (11/2) mengadakan pelatihan jurnalistik.

 

 

 

Pelatihan jurnalistik di Singkawang diikuti Sembilan orang relawan. Dibuka oleh Bambang Mulyantono, relawan dokumentasi Singkawang yang pernah mengikuti pelatihan 3 in 1 di Jakarta awal 2011 lalu. Menurutnya materi pelatihan kali ini juga dikirm dari Tim Redaksi Dunia Tzu Chi, sama seperti yang diikutinya pada awal 2011 lalu. Bahkan ditambah dengan training penggunaan alat rekam video standar broadcasting televisi yang disampaikan oleh Ignatius Adi Nugroho. “Jadi, urutan materi pelatihan kita dari jam 09.00 s/d 15.00 sehari ini adalah, pertama pengenalan dan penggunaan kamera rekam video, kemudian sekilas fotografi, dan yang terakhir adalah menulis,” ucap Bambang.

Selanjutkan Bambang menyampaikan tiga prinsip kerja dari relawan dokumentasi adalah: Benar, Bijak dan Indah. “Selain prinsip kerjanya ada tiga, sarana penyampainya juga ada tiga, yaitu video, foto dan tulisan. Medianya, video ditayangkan di televisi, foto dan tulisan diterbitkan di majalah dan buletin, serta website. Untuk foto bahkan ada ruang yang disediakan bagi masing-masing kantor penghubung di aula Jing Si. Maka, sangat diharapkan munculnya relawan-relawan dokumentasi yang lebih banyak lagi,” tegas Bambang.

Disampaikan oleh Bambang dalam pembukaannya, hal yang mengesankan ketika ia mengikuti pelatihan 3 in 1 di Jakarta adalah pentingnya peran relawan 3 in 1.  Tugas yang diembannya adalah sebagai saksi sejarah, pencatat sejarah peradaban cinta kasih agar dikenang selama-lamanya sepanjang umur umat manusia. “Siapa tahu dengan foto dan catatan kita sekarang, lima ratus tahun yang akan datang  masih dapat dikenang orang pada masa itu, bahwa pernah ada suatu kelompok yang saling mengasihi, hidup rukun saling tolong-menolong tanpa membedakan suku, bangsa dan agama,” ucap Bambang.

foto   foto

Keterangan :

  • pelatihan ini membahas mengenai penggunaan alat rekam video standar broadcasting televisi yang disampaikan oleh Ignatius Adi Nugroho (kiri).
  • Para peserta pelatihan pun mencoba langsung praktik peliputan di lapangan (kanan).

Pelatihan pengenalan alat rekam video dan penggunaannya yang disampaikan Ignatius Adi Nugroho sangat menarik. Selain praktik langsung di ruangan (Kantor Penghubung Singkawang) juga dilakukan praktik di luar ruangan. Untuk pengambilan komposisi dan wawancara dijadikan obyek adalah warung kopi (dengan mewawancarai penjual dan pembelinya) dan seorang petugas keamanan yang berada tidak jauh dari kantor penghubung. Selesai melakukan praktik pengambilan gambar, Igantius Adi Nugroho melakukan review hasil rekaman, mana yang harus diperbaiki dan mana yang sudah bagus.

Materi foto disampaikan oleh Bambang, bahwa kecanggihan kamera tidak terlalu menjadi persoalan, karena kamera handphone pun sudah banyak yang bagus dan memenuhi standar, yang penting adalah memenuhi etika dan estetika dalam pengambilan momentum-nya. “Bahwa Tzu Chi yang berlandaskan cinta kasih universal ini mengusung budaya humanis, yang terperangai dalam perilaku : senyum tulus, rendah hati, penuh pengertian, lapang dada, perilaku yang lembut, dan lakukan sendiri. Nah, bagaimana menghasilkan foto-foto yang menggambarkan perilaku seperti ini. Inilah tantangan relawan dokumentasi Tzu Chi,” ucap Bambang.

Materi menulis juga diberikan oleh Bambang. Pemimpin Redaksi Majalah Pertanian Agro Borneo yang bergabung menjadi relawan Tzu Chi Singkawang dua tahun silam ini, mengawali dengan pentingnya informasi tulisan daripada lisan dengan game pesan berantai. Game ini membuat seluruh peserta tertawa begitu mengetahui bahwa banyak terjadi kesalahan ketika menyampaikan pesan secara lisan. Selanjutnya disampaikan proses proses penulisan dengan langkah pertama penetapan ide atau gagasan, lalu menuliskan semua bahan yang terkumpul, kemudian memilih yang diperlukan, selanjutnya membuat kerangka karangan atau mind mapping, setelah itu menyelipkan kalimat langsung dan editing. Pelatihan berakhir tepat pukul 15.00 ditutup dengan pemberian cendera mata oleh DAAI TV dan berfoto bersama. Selamat berkarya di jalan kemanusiaan wahai rekan-rekan relawan.

  
 

Artikel Terkait

Tahun Baru Yang Penuh Harapan

Tahun Baru Yang Penuh Harapan

04 Februari 2011 Jumat, tanggal 28 Januari 2011 bertempat di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya. Di lobi kantor telah disiapkan 4 buah meja makan berisi makanan vegetarian hangat yang menggugah selera. Makanan ini dimasak sendiri oleh para relawan Tzu Chi sehingga semuanya berkesan seperti layaknya di rumah sendiri.
Suara Kasih: Mengikuti Persamuhan Dharma dengan Giat

Suara Kasih: Mengikuti Persamuhan Dharma dengan Giat

20 Mei 2013 Setiap orang menjalankan tugas masing-masing. Di keluarga besar Tzu Chi, setiap insan Tzu Chi yang kembali menjalankan tanggung jawab masing-masing agar semua orang yang kembali bisa merasakan kehangatan keluarga.
Rumah Tempat Pembabaran Dharma

Rumah Tempat Pembabaran Dharma

05 Juli 2013 Namun untunglah, hujan mulai berhenti menjelang pukul 18.30, saat kegiatan bedah buku akan dimulai. Dengan berhentinya hujan ini pula, para relawan dapat lebih mudah datang ke lokasi acara tanpa perlu takut kebasahan atau kendala lain.
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -